Calon Praja IPDN Dhea Rahma Amanda Minta Adiknya Cek Instagram
Calon Praja IPDN Dhea Rahma Amanda Minta Adiknya Cek Instagram
A
A
A
BANDAR LAMPUNG - Sebelum meninggal, calon praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) asal Lampung, Dhea Rahma Amanda (18) sempat meminta sang adik untuk mengecek akun Instagramnya.
Permintaan itu disampaikan Dhea kepada adiknya, Amalia Putri (15) melalui pesan singkat (SMS). "Subuh kakak nelepon papa dan paginya SMS saya yang isinya saya diminta untuk ngeliatin Instagramnya dan kalau ada yang nanya-nanya dia minta tolong jawabin," kata Amalia, Senin (2/10/2017).
Amalia tidak menyangka, SMS yang dipikirnya pesan biasa ternyata adalah pesan terakhir karena sekitar pukul 09.30 WIB, keluarga mendapatkan informasi bahwa Dea telah meninggal dunia.
Firasat kepergian Dhea sebenarnya sudah terlihat sejak Idul Fitri lalu. Namun, Amalia tidak menanggapi perkataan Dhea saat itu. Ketika itu, Dhea mengatakan, mulai tahun depan dia (Amalia) akan salat Idul Fitri sendiri.
"Pas salat Idul Fitri tahun lalu dia pernah minta maaf sama papa dan mama, dia juga bilang sama saya besok kamu salat sendiri ya enggak sama kakak lagi," katanya.
Menurut Amalia, kakaknya itu sering mengeluh capek disuruh lari terus selama masa diksar IPDN di Semarang. Bahkan, setiap mau memulai lari, Dhea selalu meneleponnya. "Pokoknya setiap dia mau lari pasti hubungin saya. Tapi, dia minta jangan kasih tahu mama. Tapi, dia enggak mengeluh tentang seniornya," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Dhea Rahma Amanda (18), calon praja IPDN asal Lampung, meninggal dunia saat pendidikan dan pelatihan dasar (diksar) di Semarang, Minggu 1 Oktober 2017.
Edi Hanafiah (51) orang tua calon praja tingkat I angkatan 28 itu mengaku kaget saat mendapat kabar bahwa putrinya meningga dunia. Dari informasi yang ia dapat pada pukul 09.30 WIB, putrinya ketika itu sedang berolahraga. Saat itu, Dhea mengalami sakit perut hingga akhirnya meninggal dunia. (Baca Juga: Calon Praja Putri IPDN Meninggal saat Latsar di Akpol(zik)
Permintaan itu disampaikan Dhea kepada adiknya, Amalia Putri (15) melalui pesan singkat (SMS). "Subuh kakak nelepon papa dan paginya SMS saya yang isinya saya diminta untuk ngeliatin Instagramnya dan kalau ada yang nanya-nanya dia minta tolong jawabin," kata Amalia, Senin (2/10/2017).
Amalia tidak menyangka, SMS yang dipikirnya pesan biasa ternyata adalah pesan terakhir karena sekitar pukul 09.30 WIB, keluarga mendapatkan informasi bahwa Dea telah meninggal dunia.
Firasat kepergian Dhea sebenarnya sudah terlihat sejak Idul Fitri lalu. Namun, Amalia tidak menanggapi perkataan Dhea saat itu. Ketika itu, Dhea mengatakan, mulai tahun depan dia (Amalia) akan salat Idul Fitri sendiri.
"Pas salat Idul Fitri tahun lalu dia pernah minta maaf sama papa dan mama, dia juga bilang sama saya besok kamu salat sendiri ya enggak sama kakak lagi," katanya.
Menurut Amalia, kakaknya itu sering mengeluh capek disuruh lari terus selama masa diksar IPDN di Semarang. Bahkan, setiap mau memulai lari, Dhea selalu meneleponnya. "Pokoknya setiap dia mau lari pasti hubungin saya. Tapi, dia minta jangan kasih tahu mama. Tapi, dia enggak mengeluh tentang seniornya," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Dhea Rahma Amanda (18), calon praja IPDN asal Lampung, meninggal dunia saat pendidikan dan pelatihan dasar (diksar) di Semarang, Minggu 1 Oktober 2017.
Edi Hanafiah (51) orang tua calon praja tingkat I angkatan 28 itu mengaku kaget saat mendapat kabar bahwa putrinya meningga dunia. Dari informasi yang ia dapat pada pukul 09.30 WIB, putrinya ketika itu sedang berolahraga. Saat itu, Dhea mengalami sakit perut hingga akhirnya meninggal dunia. (Baca Juga: Calon Praja Putri IPDN Meninggal saat Latsar di Akpol(zik)
Explore More