Tak Maju di Pilgub Jatim, Suara Risma Beralih ke Gus Ipul
A
A
A
SURABAYA - Saifullah Yusuf diprediksi mendapat limpahan suara yang cukup besar jika Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2018. Ini karena Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini, kader PDIP. Sementara Saifullah Yusuf diketahui membangun komunikasi intens dengan partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Hal itu disampaikan CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali di sela rilis hasil survei aspirasi pemilih jelang Pilgub Jatim 2018 di salah satu hotel di Surabaya, Minggu (24/9/2017). Menurut Hasanuddin, pemilih dari PDIP tidak mengarah pada sosok perempuan tertentu, melainkan lebih pada loyalitas partai.
Survei elektabilitas Alvara Research Center menunjukkan, Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf, unggul dengan angka 32,4%, disusul Khofifah 27,7%, Risma 16,1% dan Abdullah Azwar Anas 4,2%. Jika yang maju hanya dua calon, yakni Gus lpul dan Khofifah, Gus Ipul mendapat 46,6% dan Khofifah 35,9%. Sisanya belum menentukan pilihan. “Artinya, ada limpahan suara Risma ke Gus Ipul cukup signifikan,” katanya.
Hasanuddin mengungkapkan, survei digelar pada minggu ketiga dan keempat Agustus 2017 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Survei menyasar 1.200 orang responden yang tersebar secara proporsional di 38 kabupaten/kota se-Jatim. Survei ini mempunyai tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 2,8%.
Dari aspek popularitas, Saifullah Yusuf yang juga Wakil Gubernur Jatim, berada di posisi teratas dengan tingkat pengenalan 90,2%. Disusul Khofifah lndar Parawansa 86,6% dan Tri Rismaharini 73,9%. “Jika yang bertarung adalah Gus lpul, Khofifah dan Risma, maka elektabilitasnya adalah Gus lpul 37,2%, Khofifah 31,8% dan Risma 18%,” ujarnya.
Beberapa pekan lalu, Risma menegaskan dirinya menolak maju di Pilgub Jatim. Orang nomor satu di Surabaya itu berdalih menjadi pemimpin memiliki tanggung jawab yang berat. Risma juga mengaku sudah menyampaikan keputusannya itu kepada Ketua Umum PDIP, Megawati.
Di sisi lain, PDIP akhir bulan ini akan mengumumkan kandidat yang akan maju memperebutkan kursi nomor satu di Jatim. “Calon yang kami usung berlatar belakang NU (Nahdlatul Ulama),” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristyanto.
Hal itu disampaikan CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali di sela rilis hasil survei aspirasi pemilih jelang Pilgub Jatim 2018 di salah satu hotel di Surabaya, Minggu (24/9/2017). Menurut Hasanuddin, pemilih dari PDIP tidak mengarah pada sosok perempuan tertentu, melainkan lebih pada loyalitas partai.
Survei elektabilitas Alvara Research Center menunjukkan, Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf, unggul dengan angka 32,4%, disusul Khofifah 27,7%, Risma 16,1% dan Abdullah Azwar Anas 4,2%. Jika yang maju hanya dua calon, yakni Gus lpul dan Khofifah, Gus Ipul mendapat 46,6% dan Khofifah 35,9%. Sisanya belum menentukan pilihan. “Artinya, ada limpahan suara Risma ke Gus Ipul cukup signifikan,” katanya.
Hasanuddin mengungkapkan, survei digelar pada minggu ketiga dan keempat Agustus 2017 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Survei menyasar 1.200 orang responden yang tersebar secara proporsional di 38 kabupaten/kota se-Jatim. Survei ini mempunyai tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 2,8%.
Dari aspek popularitas, Saifullah Yusuf yang juga Wakil Gubernur Jatim, berada di posisi teratas dengan tingkat pengenalan 90,2%. Disusul Khofifah lndar Parawansa 86,6% dan Tri Rismaharini 73,9%. “Jika yang bertarung adalah Gus lpul, Khofifah dan Risma, maka elektabilitasnya adalah Gus lpul 37,2%, Khofifah 31,8% dan Risma 18%,” ujarnya.
Beberapa pekan lalu, Risma menegaskan dirinya menolak maju di Pilgub Jatim. Orang nomor satu di Surabaya itu berdalih menjadi pemimpin memiliki tanggung jawab yang berat. Risma juga mengaku sudah menyampaikan keputusannya itu kepada Ketua Umum PDIP, Megawati.
Di sisi lain, PDIP akhir bulan ini akan mengumumkan kandidat yang akan maju memperebutkan kursi nomor satu di Jatim. “Calon yang kami usung berlatar belakang NU (Nahdlatul Ulama),” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristyanto.
(mcm)