Peduli Rohingya, Siswa SMP Muhammadiyah Salat Gaib
A
A
A
YOGYAKARTA - Aksi peduli terhadap etnis Rohingya tak hanya dilakukan ormas Islam, tapi juga pelajar. Seperti yang dilakukan oleh siswa dari SMP Muhammadiyah 1 Minggir, Sleman. Mereka juga prihatin dan turut berduka atas tragedi di Rakhine, Myanmar itu.
Seusai melaksanakan Salat Jumat di masjid sekolah, seluruh siswa, karyawan, dan guru melaksanakan Salat Gaib. Mereka juga menggalang dana untuk muslim Rohingya.
"Meskipun tanpa perencanaan yang matang, namun acara ini berjalan dengan sangat baik, anak-anak juga sangat antusias dan mendukung," kata Ari Hadi Susilo, salah satu guru SMP Muhammadiyah 1 Minggir, Sleman, dalam keterangan tertulis, Jumat (8/9/2017).
Kegiatan ini, kata dia, diadakan secara insidental. Meski demikian, esensi dari kegiatan ini lebih pada dukungan rasa simpati dan empati yang terjadi. Siswa didik bisa mengambil hikmah dari kegiatan sosial ini.
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Minggir Suparyanto mengatakan, acara ini digelar sebagai bentuk dukungan moril kepada korban kemanusiaan di Rohingya serta mengajarkan rasa empati kepada seluruh siswa. Pembelajaran tidak hanya dalam kelas dan materi tertulis, tapi sikap dan kepedulian sesama harus ditumbuhkan siswa didik.
"Semoga apa yang kita lakukan ini bisa sedikit meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Rohingya. Yang tak kalah penting juga bisa mengajarkan siswa untuk belajar berempati kepada sesama," tandasnya.
Salah satu siswa, Dalva Yondra, mengatakan, meskipun jumlah uang yang terkumpul tidak banyak namun setidaknya bisa membuktikan bahwa pelajar di Indonesia peduli terhadap Rohingya. Uang yang terkumpul itu akan disalurkan melalui lembaga yang berkompeten.
Seusai melaksanakan Salat Jumat di masjid sekolah, seluruh siswa, karyawan, dan guru melaksanakan Salat Gaib. Mereka juga menggalang dana untuk muslim Rohingya.
"Meskipun tanpa perencanaan yang matang, namun acara ini berjalan dengan sangat baik, anak-anak juga sangat antusias dan mendukung," kata Ari Hadi Susilo, salah satu guru SMP Muhammadiyah 1 Minggir, Sleman, dalam keterangan tertulis, Jumat (8/9/2017).
Kegiatan ini, kata dia, diadakan secara insidental. Meski demikian, esensi dari kegiatan ini lebih pada dukungan rasa simpati dan empati yang terjadi. Siswa didik bisa mengambil hikmah dari kegiatan sosial ini.
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Minggir Suparyanto mengatakan, acara ini digelar sebagai bentuk dukungan moril kepada korban kemanusiaan di Rohingya serta mengajarkan rasa empati kepada seluruh siswa. Pembelajaran tidak hanya dalam kelas dan materi tertulis, tapi sikap dan kepedulian sesama harus ditumbuhkan siswa didik.
"Semoga apa yang kita lakukan ini bisa sedikit meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Rohingya. Yang tak kalah penting juga bisa mengajarkan siswa untuk belajar berempati kepada sesama," tandasnya.
Salah satu siswa, Dalva Yondra, mengatakan, meskipun jumlah uang yang terkumpul tidak banyak namun setidaknya bisa membuktikan bahwa pelajar di Indonesia peduli terhadap Rohingya. Uang yang terkumpul itu akan disalurkan melalui lembaga yang berkompeten.
(zik)