Prihatin, Remaja di Anambas Suka Mabuk dan Ngelem
A
A
A
ANAMBAS - Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulau Riau (Kepri) Herdi Usman prihatin atas kenakalan remaja di daerahnya. Banyak di antara remaja Anambas suka mabuk menggunakan lem Fox (Ngelem) dan mengkonsumsi obat batuk kemasan (Ngomix) secara berlebihan yang mengakibatkan fly.
"Fenomena ngelem dan ngomix sering terjadi di wilayah Anambas. Di tempat-tempat tersembunyi sering ditemui banyak bungkusan komix dalam jumlah banyak," ungkap Herdi.
Herdi berharap peran orang tua, karena guru hanya bisa mengawasi di sekolah saja. Dia mencontohkan, ketika anak keluar rumah dan orang tuanya tidak tahu, dan bila terjadi sesuatu dan lain hal, orang tua kerap menyalahkan guru.
"Orang tua punya peran penting dan sangat dominan sedangkan guru hanya di dalam sekolah. Kita sangat prihatin atas kejadian seperti ini," katanya.
Selain itu, Herdi mengingatkan pemerintah agar mengawasi peningkatan HIV-AIDS. Dia berharap agar pemerintah bersama masyarakat segera mengatasi penyakit mematikan itu agar tidak meluas.
Salah satu remaja bernama Tono mengaku obat batuk kemasan dan lem sudah bukan barang baru lagi di kalangan remaja di Kota Tarempa dan beberapa daerah di Anambas. Bahkan, para pelajar sebelum masuk sekolah ada yang sengaja mengkonsumsi obat batuk berlebihan.
"Banyaknya pulang sekolah baru ngomix, namun ada juga yang sebelum masuk udah ngomix," ujarnya.
Kata Tono, rata-rata penikmat obat batuk tersebut ada remaja usia SMU. Obat batuk ini biasanya dikonsumsi agar bisa fly antara 25 sampai dengan 30 sachet.
"Standarnya itu 25 bungkus bang, kalau kurang biasa di tambah lima lagi jadi 30 bungkus. Setelah neguk biasanya beberapa saat kemudian akan terasa fly," katanya.
"Fenomena ngelem dan ngomix sering terjadi di wilayah Anambas. Di tempat-tempat tersembunyi sering ditemui banyak bungkusan komix dalam jumlah banyak," ungkap Herdi.
Herdi berharap peran orang tua, karena guru hanya bisa mengawasi di sekolah saja. Dia mencontohkan, ketika anak keluar rumah dan orang tuanya tidak tahu, dan bila terjadi sesuatu dan lain hal, orang tua kerap menyalahkan guru.
"Orang tua punya peran penting dan sangat dominan sedangkan guru hanya di dalam sekolah. Kita sangat prihatin atas kejadian seperti ini," katanya.
Selain itu, Herdi mengingatkan pemerintah agar mengawasi peningkatan HIV-AIDS. Dia berharap agar pemerintah bersama masyarakat segera mengatasi penyakit mematikan itu agar tidak meluas.
Salah satu remaja bernama Tono mengaku obat batuk kemasan dan lem sudah bukan barang baru lagi di kalangan remaja di Kota Tarempa dan beberapa daerah di Anambas. Bahkan, para pelajar sebelum masuk sekolah ada yang sengaja mengkonsumsi obat batuk berlebihan.
"Banyaknya pulang sekolah baru ngomix, namun ada juga yang sebelum masuk udah ngomix," ujarnya.
Kata Tono, rata-rata penikmat obat batuk tersebut ada remaja usia SMU. Obat batuk ini biasanya dikonsumsi agar bisa fly antara 25 sampai dengan 30 sachet.
"Standarnya itu 25 bungkus bang, kalau kurang biasa di tambah lima lagi jadi 30 bungkus. Setelah neguk biasanya beberapa saat kemudian akan terasa fly," katanya.
(rhs)