Luar Biasa, Irigasi Disulap Jadi Destinasi Wisata
A
A
A
BATANG - Ingatan semasa kecil bermain di kali dengan menggunakan batang pisang (gedebok pisang) membuat Aminudin, Ketua Komunitas Pecinta Alam Enak Tentrem Ora Mendem (Kopal Etom), menggagas wisata River Tubbing.
Gasasan itupun kemudian diterapkan di desanya yakni Desa Pandansari Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Gagasan yang sederhana itu, ternyata mampu membawa perubahan pada kehidupan warga desa khusunya pada peningkatan ekonomi.
Kini, Desa Pandansari menjadi salah satu desa Wisata unggulan di Kabupaten Batang. Untuk merealisasikan gagasan tersebut tidaklah mudah.
Terlebih saluran irigasi yang berada di sisi timur desa Pandansari, sangat kotor dan penuh sampah. Desa Pandansari sendiri terletak sekitar 15 kilometer arah selatan, dari pusat Kota Kabupaten Batang.
Aminudin menceritakan, awal mula gagasan tersebut pada tahun 2011, namun baru bisa direalisasikan pada tahun 2012. Ia bersama dengan sejumlah pemuda setempat, harus berjuang cukup berat.
Bagaimana tidak, para pemuda desa ini setiap hari harus menyusuri saluran irigasi pertanian untuk sekedar membersihkan sampah-sampah. Tak hanya membersihkan sampah, pekerjaan yang paling sulit adalah menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah dan tidak melakukan aktivitas MCK di saluran irigasi sepanjang 4 kilometer tersebut.
"Setiap hari kita membawa ban, dari atas turun ke bawah hanya sekedar membersihkan sampah," ujarnya.
Perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil kesadaran warga tidak membuang sampah di saluran irigasi mulai tumbuh, sehingga kali menjadi bersih dan kembali jernih.
Aminudin mengaku, setelah aliran air bersih dari sampah, akhirnya Kopal Etom bersama warga memberanikan diri untuk membuka River Tubbing atau menyusuri sungai dengan menggunakan ban untuk umum.
Di luar dugaan, ternyata respons masyarakat ternyata sangat bagus. Tidak hanya masyarakat Kabupaten Batang saja yang datang namun justru lebih banyak dari luar daerah. "Awal dibuka untuk umum, tahun 2013 lalu. Kita sosialisasi melalui media sosial," ujarnya.
Setelah River Tubbing berhasil menyedot minat masyarakat, Kopal Etom kemudian mengembangkan juga ke area outbone untuk anak-anak, camping dan juga Hiking.
Pengembangan ke outbone dan juga camping ini dilatarbelakangi karena arus saluran irigasi tidak setiap saat besar. Di waktu-waktu tertentu khusunya, musim kemarau arus sangat kecil sehingga tidak mampu menyeret ban.
Selain pemuda-pemuda desa akhirnya masyarakat setempat pun memberikan dukungan dengan melakukan penataan wilayah. "Saat ini kami juga sedang merintis kelompok usah bersama," ucapnya.
Untuk menikmati sensasi menyusuri sungai menggunakan ban, tidaklah mahal. pihak pengelola hanya mematok paket Rp45.000-Rp200.000. sementara untuk camping, rafting, mulai Rp100.000 per orang dan untuk outbone anak-anak sekitar Rp75.000 per orang.
"Saat ini kita juga tengah mempersiapkan paket khusus yakni paket masak tradisional," ujarnya.
Untuk mengembangkan desa Wisata Pandansari, peran sejumlah pihak dibutuhkan agar obyek wisata berbasis pemberdayaan potensi masyarakat ini mampu terus tumbuh dengan baik. Salah satu pihak yang konsen untuk membantu dan mengembang desa wisata Pandansari adalah PLN Distribusi Jateng dan DIY.
PLN berkolaborasi dengan komunitas setempat untuk mengembangkan Desa Wisata di Pandansari. Untuk terus mengembangkan kawasan desa Wisata Pandansari, PLN DIstribusi Jateng dan menyalurkan bantuan berupa sarana prasarana senilai Rp252.100.000, Selasa (5/9).
Manager Bidang Komunikasi Hukum Administrasi PLN Distribusi Jateng dan DIY, Audi Royke Damal, mengungkapkan, dukungan dari pemerintah serta masyarakat setempat, diharapkan dapat terus mengembangkan secara mandiri dan menjadi desa wisata percontohan.
“PLN selalu hadir di tengah masyarakat, salah satunya melalui program PLN Peduli. Harapan kami program program kegiatan yang ada di Deswita Pandansari dapat membawa dampak positif dan optimal terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang berada di Kabupaten Batang,” ujarnya.
Bupati Batang Wihaji mengatakan, pihaknya optimistis tahun 2022 Kabupaten Batang sudah menjadi desa industri dan wisata yang akan dikunjungi wisatawan mancanegara. Wihaji juga menyebutkan bahwa kabupaten Batang masih memiliki banyak potensi alam seperti gunung, pantai serta curug yang belum dimaksimalkan.
Sehingga masih banyak peluang bagi PLN maupun masyarakat untuk mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada di kabupaten Batang. "Kami berharap dukungan dari semua pihak, untuk terus mengembangkan potensi wisata di Kabupaten Batang," katanya.
Gasasan itupun kemudian diterapkan di desanya yakni Desa Pandansari Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Gagasan yang sederhana itu, ternyata mampu membawa perubahan pada kehidupan warga desa khusunya pada peningkatan ekonomi.
Kini, Desa Pandansari menjadi salah satu desa Wisata unggulan di Kabupaten Batang. Untuk merealisasikan gagasan tersebut tidaklah mudah.
Terlebih saluran irigasi yang berada di sisi timur desa Pandansari, sangat kotor dan penuh sampah. Desa Pandansari sendiri terletak sekitar 15 kilometer arah selatan, dari pusat Kota Kabupaten Batang.
Aminudin menceritakan, awal mula gagasan tersebut pada tahun 2011, namun baru bisa direalisasikan pada tahun 2012. Ia bersama dengan sejumlah pemuda setempat, harus berjuang cukup berat.
Bagaimana tidak, para pemuda desa ini setiap hari harus menyusuri saluran irigasi pertanian untuk sekedar membersihkan sampah-sampah. Tak hanya membersihkan sampah, pekerjaan yang paling sulit adalah menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah dan tidak melakukan aktivitas MCK di saluran irigasi sepanjang 4 kilometer tersebut.
"Setiap hari kita membawa ban, dari atas turun ke bawah hanya sekedar membersihkan sampah," ujarnya.
Perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil kesadaran warga tidak membuang sampah di saluran irigasi mulai tumbuh, sehingga kali menjadi bersih dan kembali jernih.
Aminudin mengaku, setelah aliran air bersih dari sampah, akhirnya Kopal Etom bersama warga memberanikan diri untuk membuka River Tubbing atau menyusuri sungai dengan menggunakan ban untuk umum.
Di luar dugaan, ternyata respons masyarakat ternyata sangat bagus. Tidak hanya masyarakat Kabupaten Batang saja yang datang namun justru lebih banyak dari luar daerah. "Awal dibuka untuk umum, tahun 2013 lalu. Kita sosialisasi melalui media sosial," ujarnya.
Setelah River Tubbing berhasil menyedot minat masyarakat, Kopal Etom kemudian mengembangkan juga ke area outbone untuk anak-anak, camping dan juga Hiking.
Pengembangan ke outbone dan juga camping ini dilatarbelakangi karena arus saluran irigasi tidak setiap saat besar. Di waktu-waktu tertentu khusunya, musim kemarau arus sangat kecil sehingga tidak mampu menyeret ban.
Selain pemuda-pemuda desa akhirnya masyarakat setempat pun memberikan dukungan dengan melakukan penataan wilayah. "Saat ini kami juga sedang merintis kelompok usah bersama," ucapnya.
Untuk menikmati sensasi menyusuri sungai menggunakan ban, tidaklah mahal. pihak pengelola hanya mematok paket Rp45.000-Rp200.000. sementara untuk camping, rafting, mulai Rp100.000 per orang dan untuk outbone anak-anak sekitar Rp75.000 per orang.
"Saat ini kita juga tengah mempersiapkan paket khusus yakni paket masak tradisional," ujarnya.
Untuk mengembangkan desa Wisata Pandansari, peran sejumlah pihak dibutuhkan agar obyek wisata berbasis pemberdayaan potensi masyarakat ini mampu terus tumbuh dengan baik. Salah satu pihak yang konsen untuk membantu dan mengembang desa wisata Pandansari adalah PLN Distribusi Jateng dan DIY.
PLN berkolaborasi dengan komunitas setempat untuk mengembangkan Desa Wisata di Pandansari. Untuk terus mengembangkan kawasan desa Wisata Pandansari, PLN DIstribusi Jateng dan menyalurkan bantuan berupa sarana prasarana senilai Rp252.100.000, Selasa (5/9).
Manager Bidang Komunikasi Hukum Administrasi PLN Distribusi Jateng dan DIY, Audi Royke Damal, mengungkapkan, dukungan dari pemerintah serta masyarakat setempat, diharapkan dapat terus mengembangkan secara mandiri dan menjadi desa wisata percontohan.
“PLN selalu hadir di tengah masyarakat, salah satunya melalui program PLN Peduli. Harapan kami program program kegiatan yang ada di Deswita Pandansari dapat membawa dampak positif dan optimal terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang berada di Kabupaten Batang,” ujarnya.
Bupati Batang Wihaji mengatakan, pihaknya optimistis tahun 2022 Kabupaten Batang sudah menjadi desa industri dan wisata yang akan dikunjungi wisatawan mancanegara. Wihaji juga menyebutkan bahwa kabupaten Batang masih memiliki banyak potensi alam seperti gunung, pantai serta curug yang belum dimaksimalkan.
Sehingga masih banyak peluang bagi PLN maupun masyarakat untuk mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada di kabupaten Batang. "Kami berharap dukungan dari semua pihak, untuk terus mengembangkan potensi wisata di Kabupaten Batang," katanya.
(rhs)