Pekan Ini Satreskrim Limpahkan Laporan Korban First Travel
A
A
A
BANDUNG - Satreskrim Polrestabes Bandung segera melimpahkan 132 berkas laporan korban penipuan biro perjalanan First Travel di Bandung.
"Berkas laporan yang masuk masih 132. Kami segera limpahkan laporan itu ke Mabes Polri pada Kamis (7/9/2017). Kami berangkat bersama perwakilan para korban," kata Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana ditemui di Mako Satreskrim Polretabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Senin (4/8/2018).
Yoris mengemukakan, sebelum dilimpahkan ke Mabes Polri, penyidik akan mengumpulkan para korban pada Rabu 6 September 2017 untuk mengoordinasikan teknis pelimpahan. "Setelah itu pada Kamis atau Jumat kami berangkat ke Mabes Polri," ujar dia.
Jika setelah pelimpahan tersebut ada korban yang melaporkan ke posko crisis center, tutur Yoris, Satreskrim Polrestabes Bandung, tetap akan menerima. Namun laporan akan dilimpahkan ke Mabes Polri.
"Kalau ada yang melapor (lagi) kami terima, tetapi nanti kami limpahkan ke Mabes. Sebab kasus ini telah disidik oleh penyidik Mabes Polri. Satu kasus dengan tersangka yang sama, tidak bisa dilakukan dua atau tiga penyidikan berbeda," tutur Yoris.
Sementara, itu koordinator para korban Firrst Travel di Bandung, Andrian Darmaji mengatakan, jumlah pelapor bakal bertambah. "Selasa besok, kami akan ke Polrestabes Bandung. Ada sekitar 60 korban yang akan melapor lagi," kata Andri saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Seperti diberitakan, Satreskrim Polrestabes Bandung membuka posko crisis center untuk menindaklanjuti laporan para korban penipuan yang diduga oleh biro perjalanan First Travel milik tersangka Annisa Hasibuan dan Andika Surachman.
Posko ini juga dibuka untuk memudahkan komunikasi dan menampung para korban First Travel di Kota Bandung dan sekitarnya, yang diperkirakan mencapai 632 orang. Rata-rata korban telah menyetor dana ke First Travel Cabang Bandung antara Rp16 juta hingga Rp20 juta.
Masih banyak korban yang belum melapor. Dari data manifes calon jamaah yang belum berangkat sebanyak 632 orang. Ada tiga kemingkinan mereka belum melapor, pertama karena tidak tahu kasud ini lantaran tinggal di pelosok, kedua mereka masih berharap bisa berangkat pada Oktober dan November, dan yang ketiga mereka sudah pasrah.
"Berkas laporan yang masuk masih 132. Kami segera limpahkan laporan itu ke Mabes Polri pada Kamis (7/9/2017). Kami berangkat bersama perwakilan para korban," kata Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana ditemui di Mako Satreskrim Polretabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Senin (4/8/2018).
Yoris mengemukakan, sebelum dilimpahkan ke Mabes Polri, penyidik akan mengumpulkan para korban pada Rabu 6 September 2017 untuk mengoordinasikan teknis pelimpahan. "Setelah itu pada Kamis atau Jumat kami berangkat ke Mabes Polri," ujar dia.
Jika setelah pelimpahan tersebut ada korban yang melaporkan ke posko crisis center, tutur Yoris, Satreskrim Polrestabes Bandung, tetap akan menerima. Namun laporan akan dilimpahkan ke Mabes Polri.
"Kalau ada yang melapor (lagi) kami terima, tetapi nanti kami limpahkan ke Mabes. Sebab kasus ini telah disidik oleh penyidik Mabes Polri. Satu kasus dengan tersangka yang sama, tidak bisa dilakukan dua atau tiga penyidikan berbeda," tutur Yoris.
Sementara, itu koordinator para korban Firrst Travel di Bandung, Andrian Darmaji mengatakan, jumlah pelapor bakal bertambah. "Selasa besok, kami akan ke Polrestabes Bandung. Ada sekitar 60 korban yang akan melapor lagi," kata Andri saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Seperti diberitakan, Satreskrim Polrestabes Bandung membuka posko crisis center untuk menindaklanjuti laporan para korban penipuan yang diduga oleh biro perjalanan First Travel milik tersangka Annisa Hasibuan dan Andika Surachman.
Posko ini juga dibuka untuk memudahkan komunikasi dan menampung para korban First Travel di Kota Bandung dan sekitarnya, yang diperkirakan mencapai 632 orang. Rata-rata korban telah menyetor dana ke First Travel Cabang Bandung antara Rp16 juta hingga Rp20 juta.
Masih banyak korban yang belum melapor. Dari data manifes calon jamaah yang belum berangkat sebanyak 632 orang. Ada tiga kemingkinan mereka belum melapor, pertama karena tidak tahu kasud ini lantaran tinggal di pelosok, kedua mereka masih berharap bisa berangkat pada Oktober dan November, dan yang ketiga mereka sudah pasrah.
(nag)