Tim CBSC Surabaya Berhasil Operasi Pemisahan Saraf di Batang Otak
A
A
A
SURABAYA - Tim Comprehensive Brain and Spine Center (CBSC) Surabaya melakukan operasi Microvascular Decompression atau pemisahan saraf di batang otak, Rabu (30/8/2017). Pasien yang dioperasi adalah Yanis Chandra Santi (39), warga Candi, Sidoarjo, penderita trigeminal neuralgia atau perlengketan pembuluh darah dengan salah satu saraf di batang otak. Ibu rumah tangga ini menjadi pasien ke-1.001 yang berhasil ditangani tim dokter CBSC Surabaya.
Ketua tim dokter yang melakukan operasi Microvascular Decompression, dr M Sofyanto SpBS memaparkan, operasi ini dipersiapkan secara matang dengan melibatkan tim dokter yang sudah master di bidang masing-masing. “Tim dokternya khusus karena organ yang dioperasi adalah organ vital, yaitu batang otak,” ujar Sofyanto sebelum memimpin operasi di National Hospital Surabaya.
Menurut dia, penanganan trigeminal neuralgia dilakukan dengan teknik Keyhole Surgery. Operasi dilakukan melalui lubang 1 centimeter dengan menggunakan mikroskop khusus yang dapat menjangkau sampai kedalaman batang otak. Operasi ini berisiko tinggi dan tidak boleh ada cidera sedikit pun. “Karena dalam otak seseorang, khususnya batang otak yang paling sensitif, tersimpan kendali on/off, kepribadian, dan jiwa seseorang,” kata dokter kelahiran Malang ini.
Dia menambahkan, teknologi bedah mikro, baik dengan mikroskop atau endoskopi mempunyai keberhasilan yang sangat memuaskan dan mengurangi dampak komplikasi operasi. Karena itu, pasien bisa pulang sehari setelah operasi. Operasi yang memakan waktu sekitar satu jam ini juga bersih dan minim darah.
Sementara pasien, Yanis Chandra Santi (39), warga Candi, Sidoarjo ini, mulai merasakan gejala nyeri dan cenat-cenut di wajah bagian kanan pada tahun 2012. Dia mengira permasalahannya di bagian gigi dan THT. Namun setelah berulang kali mengunjungi dokter gigi dan THT, tidak ditemukan akar permasalahannya. Setelah menjalani MRI, akhirnya diketahui dia mengalami trigeminal neuralgia, yaitu perlengketan pembuluh darah dengan salah satu saraf di batang otak.
Menurut dr M Sofyanto SpBS, gejala trigeminal neuralgia adalah nyeri yang luar biasa dan tidak tertahankan di satu sisi wajah. Selain itu penderita merasakan nyeri di bagian gigi, gusi, pipi, dan terkadang sampai mata dan dahi di satu sisi. Rasa nyeri yang timbul bersifat mendadak dan singkat seperti disetrum, ditusuk, disilet, dan terasa panas.
“Penderita juga dapat merasakan nyeri apabila disentuh atau melakukan aktivitas harian seperti makan, minum, sikat gigi, membersihkan wajah, bahkan nyeri saat dicium. Trigeminal neuralgia selama ini juga dikenal sebagai salah satu silent killer yang menjadi penyebab depresi akibat nyeri. Apabila melampaui batas ambang kemampuan, penderita bisa sampai nyaris bunuh diri,” ujar dokter Sofyanto.
Meski terlihat seperti nyeri biasa, banyak masyarakat yang tidak memahami tentang penyakit ini karena minimnya informasi yang benar dan dipercaya. Masyarakat juga tidak tahu harus ke mana berobat, bahkan sampai ke luar negeri pun mereka tidak menemukan penyembuhan.
Sementara itu, tim bedah saraf di CBSC Surabaya mengembangkan operasi Microvascular Decompression atau pemisahan saraf di batang otak dengan teknik microsurgery ini, sudah lebih dari 15 tahun lalu. Para dokter bedah saraf di CBSC Surabaya tak hanya dikenal hingga ke mancanegara karena pengalaman profesionalnya, namun juga kemampuan teknik dan tingkat keberhasilannya.
Ketua tim dokter yang melakukan operasi Microvascular Decompression, dr M Sofyanto SpBS memaparkan, operasi ini dipersiapkan secara matang dengan melibatkan tim dokter yang sudah master di bidang masing-masing. “Tim dokternya khusus karena organ yang dioperasi adalah organ vital, yaitu batang otak,” ujar Sofyanto sebelum memimpin operasi di National Hospital Surabaya.
Menurut dia, penanganan trigeminal neuralgia dilakukan dengan teknik Keyhole Surgery. Operasi dilakukan melalui lubang 1 centimeter dengan menggunakan mikroskop khusus yang dapat menjangkau sampai kedalaman batang otak. Operasi ini berisiko tinggi dan tidak boleh ada cidera sedikit pun. “Karena dalam otak seseorang, khususnya batang otak yang paling sensitif, tersimpan kendali on/off, kepribadian, dan jiwa seseorang,” kata dokter kelahiran Malang ini.
Dia menambahkan, teknologi bedah mikro, baik dengan mikroskop atau endoskopi mempunyai keberhasilan yang sangat memuaskan dan mengurangi dampak komplikasi operasi. Karena itu, pasien bisa pulang sehari setelah operasi. Operasi yang memakan waktu sekitar satu jam ini juga bersih dan minim darah.
Sementara pasien, Yanis Chandra Santi (39), warga Candi, Sidoarjo ini, mulai merasakan gejala nyeri dan cenat-cenut di wajah bagian kanan pada tahun 2012. Dia mengira permasalahannya di bagian gigi dan THT. Namun setelah berulang kali mengunjungi dokter gigi dan THT, tidak ditemukan akar permasalahannya. Setelah menjalani MRI, akhirnya diketahui dia mengalami trigeminal neuralgia, yaitu perlengketan pembuluh darah dengan salah satu saraf di batang otak.
Menurut dr M Sofyanto SpBS, gejala trigeminal neuralgia adalah nyeri yang luar biasa dan tidak tertahankan di satu sisi wajah. Selain itu penderita merasakan nyeri di bagian gigi, gusi, pipi, dan terkadang sampai mata dan dahi di satu sisi. Rasa nyeri yang timbul bersifat mendadak dan singkat seperti disetrum, ditusuk, disilet, dan terasa panas.
“Penderita juga dapat merasakan nyeri apabila disentuh atau melakukan aktivitas harian seperti makan, minum, sikat gigi, membersihkan wajah, bahkan nyeri saat dicium. Trigeminal neuralgia selama ini juga dikenal sebagai salah satu silent killer yang menjadi penyebab depresi akibat nyeri. Apabila melampaui batas ambang kemampuan, penderita bisa sampai nyaris bunuh diri,” ujar dokter Sofyanto.
Meski terlihat seperti nyeri biasa, banyak masyarakat yang tidak memahami tentang penyakit ini karena minimnya informasi yang benar dan dipercaya. Masyarakat juga tidak tahu harus ke mana berobat, bahkan sampai ke luar negeri pun mereka tidak menemukan penyembuhan.
Sementara itu, tim bedah saraf di CBSC Surabaya mengembangkan operasi Microvascular Decompression atau pemisahan saraf di batang otak dengan teknik microsurgery ini, sudah lebih dari 15 tahun lalu. Para dokter bedah saraf di CBSC Surabaya tak hanya dikenal hingga ke mancanegara karena pengalaman profesionalnya, namun juga kemampuan teknik dan tingkat keberhasilannya.
(mcm)