Tapir Betina Kabur dari Kebun Binatang, Petugas Sisir Permukiman Warga
A
A
A
BUKITTINGGI - Seekor Tapir betina berbobot sekitar 1 ton kabur dari Kebun Binatang Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin malam (28/8/2017).
Dari rekaman CCTV diketahui Tapir kabur dari kandangnya sekitar pukul 19.00 WIB. Tapir kabur melewati jembatan menuju objek wisata benteng Fort de Kock. Petugas masih terus melakukan pencarian hingga ke permukiman warga.
Sejumlah petugas sekuriti kebun binatang dibantu petugas dari Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar yang melihat arah larinya Tapir langsung mengejar, namun akibat suasana lokasi pencarian gelap gulita, membuat Tapir cepat menghilang. Pencarian selama dua jam tak membuahkan hasil.
Warga sekitar sempat melihat Tapir berada di luar kawasan benteng Fort de Kock. Budi, salah seorang warga sekitar menyebutkan, saat ia ke belakang rumah sekitar pukul 21.00 WIB sempat melihat seekor hewan mirip anjing di semak-semak luar pagar benteng Fort de Kock. Ia menduga hewan tersebut adalah Tapir yang kabur.
“Waktu ke belakang melihat ada binatang besar mirip anjing, dilempar pakai pisang dia lari. Tidak lama kemudian istri ke belakang mau ke kamar mandi lalu ada orang kebun binatang ramai-ramai datang,” ujarnya.
Sementara Ciko, polisi hutan dari BKSDA Sumbar Resor Bukittinggi menyebutkan, Tapir ini tiba di TMSBK Bukittinggi Senin kemarin sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah dirawat dan kondisinya tenang, Tapir dimasukkan ke kandang bersama seekor Tapir lain penghuni lama.
Namun saat petugas istirahat seusai salat magrib dan makan malam, petugas mendengar suara ribut satwa lain dari arah sekitar kandang Tapir. Begitu diperiksa, dua ekor Tapir ternyata sudah berada di luar kandang dengan keadaan pagar kandang terbuka.
Petugas dan pawang Tapir berhasil menangkap Tapir jantan bernama Cil yang sudah jinak. Sedangkan Tapir baru kabur ke jembatan penghubung kebun binatang dengan benteng Fort de Kock yang berada tak jauh dari kandang Tapir.
"Diperkirakan keluarnya dari pintu kandang, ada palang besi di pintu yang bengkok bekas dipijak. Sampai sekarang belum ditemukan dan masih diupayakan mencarinya,” kata Ciko.
Hingga Selasa dini hari petugas masih berupaya mencari Tapir yang kabur tersebut. Tapir diperkirakan bersembunyi di tanah tebing palung bersemak di belakang benteng sekitar rumah dinas Sekda Bukittinggi.
Hewan dilindungi ini sebelumnya ditemukan warga terjebak di kolam ikan di Kecamatan Tujuah Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman pada Minggu malam (27/8/ 2017). Saat itu Tapir dalam kondisi lemah dan stres serta mengalami luka lecet di bagian badan, kaki, dan punggung.
Tapir yang memiliki berat sekitar satu ton ini diduga tersesat ketika mencari makan hingga terjebak selama enam jam di kolam ikan milik warga. Tapir betina berumur sekitar 3 tahun ini dibawa ke kebun binatang untuk direhabilitasi guna penyembuhan. Setelah sembuh dalam satu hingga dua bulan Tapir akan kembali dilepas ke habitatnya.
Dari rekaman CCTV diketahui Tapir kabur dari kandangnya sekitar pukul 19.00 WIB. Tapir kabur melewati jembatan menuju objek wisata benteng Fort de Kock. Petugas masih terus melakukan pencarian hingga ke permukiman warga.
Sejumlah petugas sekuriti kebun binatang dibantu petugas dari Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar yang melihat arah larinya Tapir langsung mengejar, namun akibat suasana lokasi pencarian gelap gulita, membuat Tapir cepat menghilang. Pencarian selama dua jam tak membuahkan hasil.
Warga sekitar sempat melihat Tapir berada di luar kawasan benteng Fort de Kock. Budi, salah seorang warga sekitar menyebutkan, saat ia ke belakang rumah sekitar pukul 21.00 WIB sempat melihat seekor hewan mirip anjing di semak-semak luar pagar benteng Fort de Kock. Ia menduga hewan tersebut adalah Tapir yang kabur.
“Waktu ke belakang melihat ada binatang besar mirip anjing, dilempar pakai pisang dia lari. Tidak lama kemudian istri ke belakang mau ke kamar mandi lalu ada orang kebun binatang ramai-ramai datang,” ujarnya.
Sementara Ciko, polisi hutan dari BKSDA Sumbar Resor Bukittinggi menyebutkan, Tapir ini tiba di TMSBK Bukittinggi Senin kemarin sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah dirawat dan kondisinya tenang, Tapir dimasukkan ke kandang bersama seekor Tapir lain penghuni lama.
Namun saat petugas istirahat seusai salat magrib dan makan malam, petugas mendengar suara ribut satwa lain dari arah sekitar kandang Tapir. Begitu diperiksa, dua ekor Tapir ternyata sudah berada di luar kandang dengan keadaan pagar kandang terbuka.
Petugas dan pawang Tapir berhasil menangkap Tapir jantan bernama Cil yang sudah jinak. Sedangkan Tapir baru kabur ke jembatan penghubung kebun binatang dengan benteng Fort de Kock yang berada tak jauh dari kandang Tapir.
"Diperkirakan keluarnya dari pintu kandang, ada palang besi di pintu yang bengkok bekas dipijak. Sampai sekarang belum ditemukan dan masih diupayakan mencarinya,” kata Ciko.
Hingga Selasa dini hari petugas masih berupaya mencari Tapir yang kabur tersebut. Tapir diperkirakan bersembunyi di tanah tebing palung bersemak di belakang benteng sekitar rumah dinas Sekda Bukittinggi.
Hewan dilindungi ini sebelumnya ditemukan warga terjebak di kolam ikan di Kecamatan Tujuah Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman pada Minggu malam (27/8/ 2017). Saat itu Tapir dalam kondisi lemah dan stres serta mengalami luka lecet di bagian badan, kaki, dan punggung.
Tapir yang memiliki berat sekitar satu ton ini diduga tersesat ketika mencari makan hingga terjebak selama enam jam di kolam ikan milik warga. Tapir betina berumur sekitar 3 tahun ini dibawa ke kebun binatang untuk direhabilitasi guna penyembuhan. Setelah sembuh dalam satu hingga dua bulan Tapir akan kembali dilepas ke habitatnya.
(thm)