KPAI dan Warga Selamatkan 3 Anak yang Mengaku Dicabuli Biksu
A
A
A
BATAM - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bersama warga Paguyuban Pasundan menyelamatkan lima anak di bawah umur yang dipekerjakan secara ilegal di sebuah vihara di kawasan Nongsa, Batam, Senin (28/8/2017). Tiga di antaranya perempuan yang juga menjadi korban pelecehan seksual biksu di vihara tersebut. Saat ini, ketiganya
Komisioner KPAI Kepri, Erry Syahrial mengatakan, tiga anak perempuan ini saat ditemukan dalam kondisi trauma dan kerap menangis. Terungkapnya kasus ekploitasi dan pencabulan ini berawal dari laporan salah seorang korban, SA kepada warga setempat. SA yang masih berusia 12 tahun menceritakan, dia kerap dicabuli YCH alias H yang merupakan biksu di vihara tersebut. Dia juga mengaku ingin pulang ke kampung halamannya di Banten.
Berdasarkan keterangan korban, warga bersama KPAI Kepri pun mendatangi vihara. Mereka lalu membawa kelima korban, yakni SA, SW, DS, DW, dan Y. "Tiga anak perempuan ini selain dipaksa bekerja sebagai pembantu juga kerap dicabuli pelaku. Dalam setiap aksinya, pelaku juga mengancam korban. Mereka dicabuli di Jakarta sebelum sampai di Batam. Setelah dicabuli oleh suhu (biksu), kemudian mereka dipekerjakan di vihara yang ada di Nongsa,” sebut Eri.
Saat ini pihaknya sudah melaporkan kejadian ini pada Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Barelang. Para korban juga sudah divisum.
Salah satu korban, SA mengaku ingin segera pulang ke kampung halamannya di Banten. Dia mengaku awalnya takut menceritakan kejadian yang menimpanya kepada warga karena pelaku H selalu mengancam akan menyakiti dia. Namun karena kerap diperlakukan tidak baik, akhirnya dia berani melapor kepada warga. Korban juga mengatakan orang tuanya tidak mengetahui jika dia dibawa ke Batam. Pelaku H, awalnya hanya mengajak dia untuk membantu kegiatan bakti sosial di Banten dan Jakarta.
Sementara polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) vihara di Nongsa. Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Agung Gima Sunarya mengatakan, dari TKP, polisi mengamankan B, yang merupakan pengawas di vihara tersebut. B juga yang ditugaskan pelaku H untuk membawa korban dari Jakarta ke Batam.
“Saat ini pelaku masih dalam pengejaran pihak kepolisian. Pelaku H diduga kabur saat mengetahui warga hendak mendatangi vihara,” katanya.
Komisioner KPAI Kepri, Erry Syahrial mengatakan, tiga anak perempuan ini saat ditemukan dalam kondisi trauma dan kerap menangis. Terungkapnya kasus ekploitasi dan pencabulan ini berawal dari laporan salah seorang korban, SA kepada warga setempat. SA yang masih berusia 12 tahun menceritakan, dia kerap dicabuli YCH alias H yang merupakan biksu di vihara tersebut. Dia juga mengaku ingin pulang ke kampung halamannya di Banten.
Berdasarkan keterangan korban, warga bersama KPAI Kepri pun mendatangi vihara. Mereka lalu membawa kelima korban, yakni SA, SW, DS, DW, dan Y. "Tiga anak perempuan ini selain dipaksa bekerja sebagai pembantu juga kerap dicabuli pelaku. Dalam setiap aksinya, pelaku juga mengancam korban. Mereka dicabuli di Jakarta sebelum sampai di Batam. Setelah dicabuli oleh suhu (biksu), kemudian mereka dipekerjakan di vihara yang ada di Nongsa,” sebut Eri.
Saat ini pihaknya sudah melaporkan kejadian ini pada Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Barelang. Para korban juga sudah divisum.
Salah satu korban, SA mengaku ingin segera pulang ke kampung halamannya di Banten. Dia mengaku awalnya takut menceritakan kejadian yang menimpanya kepada warga karena pelaku H selalu mengancam akan menyakiti dia. Namun karena kerap diperlakukan tidak baik, akhirnya dia berani melapor kepada warga. Korban juga mengatakan orang tuanya tidak mengetahui jika dia dibawa ke Batam. Pelaku H, awalnya hanya mengajak dia untuk membantu kegiatan bakti sosial di Banten dan Jakarta.
Sementara polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) vihara di Nongsa. Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Agung Gima Sunarya mengatakan, dari TKP, polisi mengamankan B, yang merupakan pengawas di vihara tersebut. B juga yang ditugaskan pelaku H untuk membawa korban dari Jakarta ke Batam.
“Saat ini pelaku masih dalam pengejaran pihak kepolisian. Pelaku H diduga kabur saat mengetahui warga hendak mendatangi vihara,” katanya.
(mcm)