Jika Lepas Jabatan Aher Ingin Mengantar Lagi Istri Belanja ke Pasar
A
A
A
BANDUNG - Kurang dari 10 bulan lagi, Ahmad Heryawan akan melepaskan jabatan Gubernur Jabar yang telah diembannya hampir 10 tahun lamanya. Pria yang akrab disapa Aher ini sadar betul kehidupannya akan berubah drastis di saat jabatan Gubernur Jabar tidak lagi melekat pada dirinya, 13 Juni 2018 mendatang.
Aher pun sadar, seiring lepasnya jabatan Gubernur Jabar, fasilitas yang diberikan negara kepadanya selama ini pun otomatis hilang seperti mobil dinas nan mewah, sekretaris pribadi, hingga ajudan yang saat ini masih setia mengawalnya.
Namun, bukan berarti Aher kecewa dengan hilangnya berbagai fasilitas tersebut. Sebaliknya, Aher ingin segera memulai hidup normal, layaknya masyarakat biasa. Dia mengaku ingin segera menyetir mobil sendiri, mengantar anak ke sekolah, hingga mengantar sang istri Netty Prasetyani belanja ke pasar.
"Tahun depan saya harus nyetir sendiri lagi. Kalau sekarang kan di sopirin, pake ajudan. Nanti saya nyupir sendiri lagi. Makanya nanti bulan Januari kemana-mana akan nyetir sendiri lagi, jadi ketika pensiun sudah terbiasa dengan kehidupan biasa," ungkap Aher seusai Sidang Paripurna Istimewa Peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jabar di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (19/8/2017).
Keinginannya untuk memulai kehidupan normal layaknya masyarakat biasa bukan tanpa alasan. Aher beralasan, tak ingin terjajah oleh fasilitas negara yang dinikmatinya selama ini serta ingin membiasakan diri ke dalam aktivitas kehidupan normalnya.
"Jangan sampai kita terjajah oleh keadaan. Ini diuji juga setelah mendapatkan mobil dinas, ada ajudan, kalau kemana-mana diantar oleh patwal oleh walpri, (setelah selsai masa jabatan) tiba-tiba hilang, saya harus berpikir bahwa dulu juga gak ada, itulah kehidupan," tuturnya.
Aher melanjutkan, Peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jabar kali ini pun memberikan kesan sangat mendalam karena jadi yang terakhir baginya. Terlebih, selama memimpin Jabar hampir dua periode lamanya, banyak suka duka yang dia rasakan. Paling tidak, memikirkan nasib lebih dari 47 juta jiwa masyarakat Jabar yang notabene bukan hal sederhana.
Dia hanya bisa berharap, estapet kepemimpinannya bisa didapat oleh orang yang mampu memberikan kemampuan terbaiknya untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Jabar.
"Kita merasa sehebat apapun kerja kita ternyata ga cukup waktunya. Makanya dari awal kita sadar bahwa episode pembangunan itu sangat panjang, tidak ada satu orang pun yang bisa menyelesaikan seluruhnya. Oleh karena itu, mari kita selesaikan sekemampuan terbaik yang kita miliki, kita serahkan ke pejabat selanjutnya, mereka juga diminta untuk bekerja dengan kemampuan maksimalnya karena faktanya kita tidak bisa bekerja sendirian," paparnya.
Selama memimpin Jabar, Aher sukses meraih 234 penghargaan di berbagai bidang. Namun, bagi dia, ratusan penghargaan tersebut hanyalah bagian kecil dari rencana besar pembangunan di Jabar, yakni mewujudkan masyarakat Jabar yang sejahtera, adil, dan makmur.
"Prestasi yang kami torehkan belum seberapa dari episode besar pembangunan Jabar ke depan," katanya.
Aher pun berpesan agar pemimpin Jabar ke depan menghormati program-program pembangunan yang telah dijalankan di masa pemerintahannya. Pasalnya, pembangunan yang telah terwujud di Jabar saat ini pun tak lepas dari peran pemimpin di masa lalu.
"Mari kita menjadi manusia yang arif, yang menghormati masa lalu dan menatap optimis masa depan. Saya juga sangat menghormati masa lalu, kemudian menyatakan bahwa gak mungkin ada situasi yang berkembang pada hari ini tanpa ada masa lalu yang bekerja," pungkasnya.
Aher pun sadar, seiring lepasnya jabatan Gubernur Jabar, fasilitas yang diberikan negara kepadanya selama ini pun otomatis hilang seperti mobil dinas nan mewah, sekretaris pribadi, hingga ajudan yang saat ini masih setia mengawalnya.
Namun, bukan berarti Aher kecewa dengan hilangnya berbagai fasilitas tersebut. Sebaliknya, Aher ingin segera memulai hidup normal, layaknya masyarakat biasa. Dia mengaku ingin segera menyetir mobil sendiri, mengantar anak ke sekolah, hingga mengantar sang istri Netty Prasetyani belanja ke pasar.
"Tahun depan saya harus nyetir sendiri lagi. Kalau sekarang kan di sopirin, pake ajudan. Nanti saya nyupir sendiri lagi. Makanya nanti bulan Januari kemana-mana akan nyetir sendiri lagi, jadi ketika pensiun sudah terbiasa dengan kehidupan biasa," ungkap Aher seusai Sidang Paripurna Istimewa Peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jabar di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (19/8/2017).
Keinginannya untuk memulai kehidupan normal layaknya masyarakat biasa bukan tanpa alasan. Aher beralasan, tak ingin terjajah oleh fasilitas negara yang dinikmatinya selama ini serta ingin membiasakan diri ke dalam aktivitas kehidupan normalnya.
"Jangan sampai kita terjajah oleh keadaan. Ini diuji juga setelah mendapatkan mobil dinas, ada ajudan, kalau kemana-mana diantar oleh patwal oleh walpri, (setelah selsai masa jabatan) tiba-tiba hilang, saya harus berpikir bahwa dulu juga gak ada, itulah kehidupan," tuturnya.
Aher melanjutkan, Peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jabar kali ini pun memberikan kesan sangat mendalam karena jadi yang terakhir baginya. Terlebih, selama memimpin Jabar hampir dua periode lamanya, banyak suka duka yang dia rasakan. Paling tidak, memikirkan nasib lebih dari 47 juta jiwa masyarakat Jabar yang notabene bukan hal sederhana.
Dia hanya bisa berharap, estapet kepemimpinannya bisa didapat oleh orang yang mampu memberikan kemampuan terbaiknya untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Jabar.
"Kita merasa sehebat apapun kerja kita ternyata ga cukup waktunya. Makanya dari awal kita sadar bahwa episode pembangunan itu sangat panjang, tidak ada satu orang pun yang bisa menyelesaikan seluruhnya. Oleh karena itu, mari kita selesaikan sekemampuan terbaik yang kita miliki, kita serahkan ke pejabat selanjutnya, mereka juga diminta untuk bekerja dengan kemampuan maksimalnya karena faktanya kita tidak bisa bekerja sendirian," paparnya.
Selama memimpin Jabar, Aher sukses meraih 234 penghargaan di berbagai bidang. Namun, bagi dia, ratusan penghargaan tersebut hanyalah bagian kecil dari rencana besar pembangunan di Jabar, yakni mewujudkan masyarakat Jabar yang sejahtera, adil, dan makmur.
"Prestasi yang kami torehkan belum seberapa dari episode besar pembangunan Jabar ke depan," katanya.
Aher pun berpesan agar pemimpin Jabar ke depan menghormati program-program pembangunan yang telah dijalankan di masa pemerintahannya. Pasalnya, pembangunan yang telah terwujud di Jabar saat ini pun tak lepas dari peran pemimpin di masa lalu.
"Mari kita menjadi manusia yang arif, yang menghormati masa lalu dan menatap optimis masa depan. Saya juga sangat menghormati masa lalu, kemudian menyatakan bahwa gak mungkin ada situasi yang berkembang pada hari ini tanpa ada masa lalu yang bekerja," pungkasnya.
(nag)