Anak Mantan Napi Terorisme Gelar Upacara HUT RI di Pesantren Al Hidayah

Jum'at, 18 Agustus 2017 - 17:30 WIB
Anak Mantan Napi Terorisme Gelar Upacara HUT RI di Pesantren Al Hidayah
Anak Mantan Napi Terorisme Gelar Upacara HUT RI di Pesantren Al Hidayah
A A A
DELISERDANG - Perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke – 72 disambut dengan gegap gempita oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tidak terkecuali di Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang Sumatra Utara. Khususnya di Pondok Pesantren Hafidz dan Life Skill, Al Hidayah, yang diasuh oleh mantan narapidana terorisme, ustaz Khairul Ghazali.

Upacara pengibaran bendera merah putih dilaksanakan pada hari ini, Kamis 17 Agustus 2017 di lapangan Pondok Pesantren Al Hidayah dihadiri seluruh jajaran pengasuh, guru, santri Al Hidayah serta beberapa perwakilan sekolah di Desa Sei Mencirim, Deli Serdang Sumatera Utara. Kasat Binmas Polrestabes Medan, AKBP DR Ramlan bertindak sebagai inspektur upacara.

Beberapa santri yang menjadi petugas upacara merupakan anak-anak mantan napi teroris, meskipun demikian anak – anak tersebut sangat antusias dan dengan penuh hikmat dalam menjalankan tugasnya sebagai pengibar bendera merah putih, pembaca teks Proklamasi dan pembaca pembukaan UUD 1945.

Khairul Ghazali sendiri mengaku sangat terharu melihat anak – anak didiknya menjadi petugas upacara bendera tersebut.

“Ini adalah pertama kalinya kita menggelar kegiatan upacara peringatan hari kemerdekaan, dan sungguh saya sangat terharu menyaksikan anak – anak menjadi petugas upacara, semoga dengan menjadi petugas upacara mereka dapat menghayati makna kemerdekaan yang diraih melalui pengorbanan para pahlawan, dapat menjadi generasi yang berguna untuk bangsa kedepannya” ujar Khairul Ghazali usai pelaksanaan upacara.

Selain itu Khairul Ghazali menekankan bahwa dengan semangat kemerdekaan marilah bersama – sama menjaga perdamaian, janganlah perbedaan menjadikan pertikaian. “Karena sejatinya ajaran Islam adalah perdamaian antara sesama karena Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil’alamin. Menjadi rahmat bagi seluruh umat dan seluruh alam,” ujarnya.

Kedepannya dirinya berharap anak didiknya tidak dipandang berbeda dengan anak – anak lainya. “Karena bagaimanapun mereka adalah anak bangsa yang perlu untuk dibina sehingga kedepannya mereka juga dapat berkontribusi secara nyata menjadi duta perdamaian bagi bangsa,” timpalnya.

Khairul Ghazali merupakan mantan terpidana kasus terorisme dalam saat merampok Bank CIMB Niaga Medan. Setelah menjalani hukuman dan Program Deradikalisasi, Khairul Ghazali sadar dan kembali ke pangkuan ibu pertiwi serta bertekad untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Tekad tersebut dibuktikan dengan mendirikan pesantren khusus untuk anak – anak mantan atau yang masih menjalani hukuman kasus terorisme.

Usai upacara dilanjutkan dengan berbagai perlombaan seperti panjat pinang, balap karung, pukul bantal, dan mash banyak lagi. Berbagai hadiah sudah disiapkan untuk menghibur peserta, mulai dari TV, kulkas,

Seperti halnya di Lamongan, upacara bendera ini juga merupakan wujud dari implementasi program Deradikalisasi yang telah dijalankan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) selama ini dalam mengurai masalah terorisme dari hulu hingga hilir. Masjid dan pesantren Al Hidayah sendiri telah diresmikan Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius, pada Jumat 24 Februari 2017 lalu.

Turut hadir dari perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada upacara tersebut yakni Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen Pol Herwan Chaidir dan Kasubdit Pengamanan Transportasi dan Obyek Vital, Kolonel Mar Purwanto Djoko Prasetyo.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1003 seconds (0.1#10.140)