Begini Suasana Anak SLB Ikut Lomba Peringatan HUT Kemerdekaan
A
A
A
KULONPROGO - SLB Bhakti Wiyata Giripeni, Wates, Kulonprogo menggelar aneka lomba dalam menyemarakkan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72. Meski dengan keterbatasan, sekolah ingin menanamkan rasa nasionalisme dan memeriahkan peringatan kemerdekaan.
Lomba yang dilaksanakan cukup bervariasi, dan menantang serta mampu membangkitkan rasa gelak tawa antar peserta dan penonton. Seperti lomba ambil koin dengan mulut pada buah semangka yang digantung dengan dilumuri kecap, hingga makan kerupuk dan pecah air yang digantung atau pun lomba lari karung. "Dengan mata ditutup, saya dapat juara ketiga pecah air,"jelas Rifandia Lukas, salah seorang peserta.
Usaha keras peserta dalam lomba balap karung pun, berujung gelak tawa. Tidak semua siswa bisa menerjemahkan antara lari dan melompat atau pun kapan start dan finish. Meski jatuh bangun mereka bisa senang dan tertawa.
Begitu pula saat lomba mengambil koin dengan mulut. Wajah anak-anak lugu ini pun belepotan terkena kecap yang dilulurkan pada buah semangka yang digantung. "Tadi kursinya mau glimpang (jatuh). Tapi saya senang," kata Bashori siswa yang lain.
Kepala SLB Bhakti Wiyata Giripeni Nasocha SD mengatakan SLBnya memiliki 68 ABK, mulai dari jenjang TK hingga SMA. Mereka tidak hanya dari Kulonprogo, tetapi sebagian juga berasal dari luar daerah.
Setiap tahun selalu digelar lomba. "Ini menjadi ajang sosialiasi, bahwa anak berkebutuhan kusus itu sama dengan anak-anak lain pada umumnya," pungkasnya.
Lomba yang dilaksanakan cukup bervariasi, dan menantang serta mampu membangkitkan rasa gelak tawa antar peserta dan penonton. Seperti lomba ambil koin dengan mulut pada buah semangka yang digantung dengan dilumuri kecap, hingga makan kerupuk dan pecah air yang digantung atau pun lomba lari karung. "Dengan mata ditutup, saya dapat juara ketiga pecah air,"jelas Rifandia Lukas, salah seorang peserta.
Usaha keras peserta dalam lomba balap karung pun, berujung gelak tawa. Tidak semua siswa bisa menerjemahkan antara lari dan melompat atau pun kapan start dan finish. Meski jatuh bangun mereka bisa senang dan tertawa.
Begitu pula saat lomba mengambil koin dengan mulut. Wajah anak-anak lugu ini pun belepotan terkena kecap yang dilulurkan pada buah semangka yang digantung. "Tadi kursinya mau glimpang (jatuh). Tapi saya senang," kata Bashori siswa yang lain.
Kepala SLB Bhakti Wiyata Giripeni Nasocha SD mengatakan SLBnya memiliki 68 ABK, mulai dari jenjang TK hingga SMA. Mereka tidak hanya dari Kulonprogo, tetapi sebagian juga berasal dari luar daerah.
Setiap tahun selalu digelar lomba. "Ini menjadi ajang sosialiasi, bahwa anak berkebutuhan kusus itu sama dengan anak-anak lain pada umumnya," pungkasnya.
(nag)