Rieke dan Puti Jadi Opsi Tepat Pendamping Dedi Mulyadi
A
A
A
BANDUNG - Rieke Diah Pitaloka dan Puti Guntur Soekarno disebut sebagai sosok yang layak untuk mendampingi Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat 2018. Keduanya punya keunggulan tersendiri dibanding sosok lainnya dari internal PDIP.
Pakar politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi mengatakan dari sisi elektabilitas, wajar jika Partai Golkar dan PDIP mengusung Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur (cagub). Apalagi, Dedi merupakan representasi dari Golkar.
Sebagai konsekuensi dari koalisi, PDIP disebut-sebut akan mengisi posisi calon wakil gubernur (cawagub). Dari deretan nama yang ada, hanya dua nama yang dinilai pas menjadi cawagub.
"Kalau dilihat peta elektabilitasnya, maka yang muncul cagubnya adalah Dedi Mulyadi dengan cawagubnya Rieke atau Puti," kata Muradi, Senin (14/8/2017).
Alasannya, Rieke dinilai akan jadi pendulang suara cukup efektif di pilgub mendatang. Sebab, pada 2013, Rieke adalah cagub dan mampu menempati posisi kedua di bawah Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar. "Pada 2013 dia punya suara hampir 30 persen. Itu bisa jadi modal dia untuk 2018 (jika maju di pigub)," ungkapnya.
Jika ternyata benar-benar maju, Rieke tidak akan terlalu kesulitan mendulang suara. Sebab, masih banyak orang yang mengingatnya. Apalagi kapasitas Rieke sebagai politisi juga sudah cukup teruji yang bisa menjadi daya jualnya.
"Kalau Puti, dia cucu Bung Karno, orang nyaman dengan karakteristik Puti yang tenang walaupun secara figur belum muncul seperti Rieke," ucap Muradi.
Jika salah satu dari keduanya didorong menjadi cawagub, hal itu jelas akan menjadi keuntungan bagi Dedi Mulyadi. Rieke punya basis suara yang bisa digalang untuk pemenangan. Sedangkan Puti punya basis pendekatan ideologis karena merupakan cucu Bung Karno.
Di luar nama itu, Muradi menyebut sebenarnya ada tiga nama lain yang bisa dipertimbangkan. Pertama adalah Bupati Majalengka Sutrisno. Tapi, nama ini kans untuk diusung kemungkinan kecil.
Kedua, ada nama Tubagus Hasanudin, politisi senior yang kini merupakan anggota DPR RI dan Ketua DPD PDIP Jawa Barat. Tapi, pria yang akrab disapa TB itu sudah senior. Sementara yang disukai masyarakat adalah sosok yang relatif muda.
Terakhir, ada nama Abdy Yuhana yang merupakan Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat. Ia bisa jadi alternatif di antara pilihan yang ada. Sebab, Abdy merupakan sosok muda. Figurnya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilih.
Pakar politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi mengatakan dari sisi elektabilitas, wajar jika Partai Golkar dan PDIP mengusung Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur (cagub). Apalagi, Dedi merupakan representasi dari Golkar.
Sebagai konsekuensi dari koalisi, PDIP disebut-sebut akan mengisi posisi calon wakil gubernur (cawagub). Dari deretan nama yang ada, hanya dua nama yang dinilai pas menjadi cawagub.
"Kalau dilihat peta elektabilitasnya, maka yang muncul cagubnya adalah Dedi Mulyadi dengan cawagubnya Rieke atau Puti," kata Muradi, Senin (14/8/2017).
Alasannya, Rieke dinilai akan jadi pendulang suara cukup efektif di pilgub mendatang. Sebab, pada 2013, Rieke adalah cagub dan mampu menempati posisi kedua di bawah Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar. "Pada 2013 dia punya suara hampir 30 persen. Itu bisa jadi modal dia untuk 2018 (jika maju di pigub)," ungkapnya.
Jika ternyata benar-benar maju, Rieke tidak akan terlalu kesulitan mendulang suara. Sebab, masih banyak orang yang mengingatnya. Apalagi kapasitas Rieke sebagai politisi juga sudah cukup teruji yang bisa menjadi daya jualnya.
"Kalau Puti, dia cucu Bung Karno, orang nyaman dengan karakteristik Puti yang tenang walaupun secara figur belum muncul seperti Rieke," ucap Muradi.
Jika salah satu dari keduanya didorong menjadi cawagub, hal itu jelas akan menjadi keuntungan bagi Dedi Mulyadi. Rieke punya basis suara yang bisa digalang untuk pemenangan. Sedangkan Puti punya basis pendekatan ideologis karena merupakan cucu Bung Karno.
Di luar nama itu, Muradi menyebut sebenarnya ada tiga nama lain yang bisa dipertimbangkan. Pertama adalah Bupati Majalengka Sutrisno. Tapi, nama ini kans untuk diusung kemungkinan kecil.
Kedua, ada nama Tubagus Hasanudin, politisi senior yang kini merupakan anggota DPR RI dan Ketua DPD PDIP Jawa Barat. Tapi, pria yang akrab disapa TB itu sudah senior. Sementara yang disukai masyarakat adalah sosok yang relatif muda.
Terakhir, ada nama Abdy Yuhana yang merupakan Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat. Ia bisa jadi alternatif di antara pilihan yang ada. Sebab, Abdy merupakan sosok muda. Figurnya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilih.
(zik)