Tim Assesor UNESCO Kunjungi Geopark Ciletuh
A
A
A
BANDUNG - Tim Assesor United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco) mengunjungi Geopark Ciletuh di Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Mereka bertugas memberikan penilaian terhadap Geopark Ciletuh sebagai syarat untuk mendapatkan predikat Global Geopark. Apabila memenuhi syarat, Geopark Ciletuh akan dinyatakan sebagai geopark kelas dunia.
Tim penilai dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB itu, di antaranya Alexandru Andrasanu dari Rumania dan Soo Jai Lee dari Korea Selatan. Mereka melakukan penilaian sejak Selasa (1/8/2017) hingga Jumat (4/8/2017).
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menuturkan, kunjungan Tim Assesor UNESCO menambah semangat untuk memperkuat komitmen dan menyatukan kekuatan dalam rangka menerapkan konsep Community Based Tourism.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pihaknya akan terus membenahi sistem manajeman dan memperbanyak upaya promosi, seperti penyelenggaraan Festival Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang sudah dilaksanakan sejak 2015 lalu.
“Mari kita jadikan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu, sebagai best practice bagi kita untuk mengeksplorasi berbagai potensi alam di Jawa Barat,” sebut Deddy dalam siaran pers yang diterima Sabtu (5/8/2017).
Deddy optimistis, dengan luas wilayah mencapai lebih dari 37.000 kilometer persegi, Provinsi Jabar memiliki surga-surga tersembunyi yang potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi kelas dunia. Menurut Deddy, rekomendasi Global Geopark akan disampaikan dalam Forum Asia Pacific Geopark Network di Tiongkok, September 2017 mendatang.
"Besar harapan kami, Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu memperoleh rekomendasi untuk menjadi UNESCO Global Geopark," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Ida Hernida menerangkan, Geopark Ciletuh memiliki luas sekitar 126.000 hektare yang menghampar dari Ujung Genteng hingg Cisolok dan berbatasan langsung dengan Provinsi Banten.
Menurut Ida, sekitar sebulan ke belakang, pihaknya melakukan pembenahan terhadap sejumlah aspek struktur dan infrastruktur pendukung, seperti panel-panel penerangan, pagar-pagar, hingga pemasangan penunjuk jalan.
Ida menyebutkan, Geopark Ciletuh memiliki bebatuan berkarakter yang terbentuk dari dua penggalan kerak bumi, yaitu lempeng samudera dan lembeng benua. Geopark Ciletuh juga memiliki pemandangan indah, yang terdiri dari air terjun, perbukitan, dan hutan.
Mereka bertugas memberikan penilaian terhadap Geopark Ciletuh sebagai syarat untuk mendapatkan predikat Global Geopark. Apabila memenuhi syarat, Geopark Ciletuh akan dinyatakan sebagai geopark kelas dunia.
Tim penilai dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB itu, di antaranya Alexandru Andrasanu dari Rumania dan Soo Jai Lee dari Korea Selatan. Mereka melakukan penilaian sejak Selasa (1/8/2017) hingga Jumat (4/8/2017).
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menuturkan, kunjungan Tim Assesor UNESCO menambah semangat untuk memperkuat komitmen dan menyatukan kekuatan dalam rangka menerapkan konsep Community Based Tourism.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pihaknya akan terus membenahi sistem manajeman dan memperbanyak upaya promosi, seperti penyelenggaraan Festival Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang sudah dilaksanakan sejak 2015 lalu.
“Mari kita jadikan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu, sebagai best practice bagi kita untuk mengeksplorasi berbagai potensi alam di Jawa Barat,” sebut Deddy dalam siaran pers yang diterima Sabtu (5/8/2017).
Deddy optimistis, dengan luas wilayah mencapai lebih dari 37.000 kilometer persegi, Provinsi Jabar memiliki surga-surga tersembunyi yang potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi kelas dunia. Menurut Deddy, rekomendasi Global Geopark akan disampaikan dalam Forum Asia Pacific Geopark Network di Tiongkok, September 2017 mendatang.
"Besar harapan kami, Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu memperoleh rekomendasi untuk menjadi UNESCO Global Geopark," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Ida Hernida menerangkan, Geopark Ciletuh memiliki luas sekitar 126.000 hektare yang menghampar dari Ujung Genteng hingg Cisolok dan berbatasan langsung dengan Provinsi Banten.
Menurut Ida, sekitar sebulan ke belakang, pihaknya melakukan pembenahan terhadap sejumlah aspek struktur dan infrastruktur pendukung, seperti panel-panel penerangan, pagar-pagar, hingga pemasangan penunjuk jalan.
Ida menyebutkan, Geopark Ciletuh memiliki bebatuan berkarakter yang terbentuk dari dua penggalan kerak bumi, yaitu lempeng samudera dan lembeng benua. Geopark Ciletuh juga memiliki pemandangan indah, yang terdiri dari air terjun, perbukitan, dan hutan.
(rhs)