Tinggal di Bekas Kandang Kambing, Seluruh Anak Sarbini Tak Sekolah
A
A
A
SERANG - Keinginan untuk bisa bersekolah diungkapkan Siti Mutiara (15). Namun, karena keterbatasan ekonomi seluruh anak dari Sarbini yang berjumlah 13 orang ternyata tak pernah mengenyam bangku pendidikan.
"Semua engga ada yang sekolah, kalau disuruh sekolah mau. Tapi kan kasihan bapak engga punya uang," kata Tiara dengan wajah malu-malu saat diajak berbincang dengan wartawan didepan gubuk rumahnya bekas kandang kambing, Selasa (1/8/2017).
Meski pun tak bersekolah, untuk menggapai cita-citanya menjadi koki terkenal dirinya selalu bersemangat jika disuruh oleh bapaknya untuk belajar menulis dan membaca. "Bapak yang ngajarin nulis, baca, ngitung, ngaji setiap hari," ujar Tiara yang menjadi juru masak untuk seluruh keluarganya.
Sementara itu, Sarbini mengatakan karena keterbatasan ekonomi, dirinya tidak mampu menyekolahkan seluruh anaknya. "Bagaimana mau nyekolahin anak, hidup sehari-hari saja susah, buat beli baju, buku engga mampu bapak mah," kata Sarbini.
Agar bisa membaca dan menulis, setiap hari dengan sorang diri tanpa bantuan sang istri yang sudah meniggal dunia pada tahun 2012 itu mengajarkan anak-anaknya di dalam gubuk bekas kandang kambing. "Bapak ajah yang ngajarin nulis, ngebaca setiap hari. Itu juga ngebeliin buku pulpen biar bisa belajar," pungkasnya.
"Semua engga ada yang sekolah, kalau disuruh sekolah mau. Tapi kan kasihan bapak engga punya uang," kata Tiara dengan wajah malu-malu saat diajak berbincang dengan wartawan didepan gubuk rumahnya bekas kandang kambing, Selasa (1/8/2017).
Meski pun tak bersekolah, untuk menggapai cita-citanya menjadi koki terkenal dirinya selalu bersemangat jika disuruh oleh bapaknya untuk belajar menulis dan membaca. "Bapak yang ngajarin nulis, baca, ngitung, ngaji setiap hari," ujar Tiara yang menjadi juru masak untuk seluruh keluarganya.
Sementara itu, Sarbini mengatakan karena keterbatasan ekonomi, dirinya tidak mampu menyekolahkan seluruh anaknya. "Bagaimana mau nyekolahin anak, hidup sehari-hari saja susah, buat beli baju, buku engga mampu bapak mah," kata Sarbini.
Agar bisa membaca dan menulis, setiap hari dengan sorang diri tanpa bantuan sang istri yang sudah meniggal dunia pada tahun 2012 itu mengajarkan anak-anaknya di dalam gubuk bekas kandang kambing. "Bapak ajah yang ngajarin nulis, ngebaca setiap hari. Itu juga ngebeliin buku pulpen biar bisa belajar," pungkasnya.
(nag)