Anies Baswedan Belajar Menata Kawasan Sungai di Yogyakarta
A
A
A
YOGYAKARTA - Gubernur DKI terpilih, Anies Baswedan mengunjungi bantaran sungai Winongo di RW 1 Ngampilan, Yogyakarta. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, ingin mencontoh penataan kawasan sungai di Yoagyakarta untuk diterapkan di Jakarta. “Penataan kawasan sungai seperti ini, bisa dicontoh dan diterapkan di Jakarta,” jelas Anies, Rabu (19/7/2017).
Anies mengungkapkan, dirinya sudah bertemu dengan Sultan dan diskusi di Keraton Kilen, Selasa 18 Juli 2017 malam. Dari diskusi ini banyak permasalahan yang ingin dipelajari. Apalagi, Sultan merupakan gubernur tertua dan sudah lama tinggal di Yogyakarta.
Beberapa masukan yang akan diterapkan dalam pemerintahannya di Jakarta nanti, seperti jaga warga, partisipasi warga dalam pembangunan, pengelolaan keuangan daerah, tata kelola pemerintahan daerah hingga hubungan antar daerah. “Saya juga ingin belajar terkait kebhinekaan yang ada di DIY,” ujarnya.
Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Endang Rohijani menambahkan, dalam menata kawasan sungai bukan hal yang instan. Namun butuh waktu dan proses yang lama. Mulai dari memotivasi, membangun kesadaran di masyarakat sampai merealisasikan ide dan gagasan. “Yang selalu kita yakinkan pada warga yang dilakukan penataan bukan penggusuran,” jelasnya.
Anies mengungkapkan, dirinya sudah bertemu dengan Sultan dan diskusi di Keraton Kilen, Selasa 18 Juli 2017 malam. Dari diskusi ini banyak permasalahan yang ingin dipelajari. Apalagi, Sultan merupakan gubernur tertua dan sudah lama tinggal di Yogyakarta.
Beberapa masukan yang akan diterapkan dalam pemerintahannya di Jakarta nanti, seperti jaga warga, partisipasi warga dalam pembangunan, pengelolaan keuangan daerah, tata kelola pemerintahan daerah hingga hubungan antar daerah. “Saya juga ingin belajar terkait kebhinekaan yang ada di DIY,” ujarnya.
Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Endang Rohijani menambahkan, dalam menata kawasan sungai bukan hal yang instan. Namun butuh waktu dan proses yang lama. Mulai dari memotivasi, membangun kesadaran di masyarakat sampai merealisasikan ide dan gagasan. “Yang selalu kita yakinkan pada warga yang dilakukan penataan bukan penggusuran,” jelasnya.
(wib)