Tragis, 10 Penumpang Bus Medali Mas Tewas Kecelakaan di Probolinggo
A
A
A
PROBOLINGGO - Kecelakaan maut terjadi antara truk pengangkut pakan ternak dengan Bus Medali Mas di Jalur pantura, wilayah Pantai Bentar, Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Probolinggo, Jawa Timur.
Akibat kecelakaan itu, 10 orang meninggal tewas dan belasan korban lainnya mengalami luka berat. Korban meninggal dunia langsung dievakuasi ke RSUD Dr M Saleh, Probolinggo. Sedangkan yang mengalami luka berat, dirawat di RSU Wonolangan.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat (14/7/2017) dini hari. Dimana saat itu Truk pengangkut pakan ternak, dengan nomor polisi DR 8600 AB, dikemudikan Munawir (40), melaju dari barat ke timur, atau dari Probolinggo, menuju Banyuwangi. Sedangkan Bus Medali Mas jurusan Denpasar-Malang, dengan nomor polisi N 7130 UA, dikemudikan oleh Rifai A. Kerto (48) melaju dari arah sebaliknya.
Tepat di lokasi, yakni sekitar 500 meter arah timur Pos Polisi Lalulintas Bentar. Kondisi jalan berbelok ke selatan, dan aspalnya bergelombang, kedua kendaraan besar ini bersenggolan. Bak truk menghantam bodi bus, hingga penyok dan mengakibatkan korban berjatuhan.
Saat ini, kedua pengemudi diamankan di Pos Lalulintas bentar, untuk menjalani pemeriksaa. Pengemudi truk merupakan warga Dusun Beleke Gerung, Mataram, NTB. Sedangkan, pengemudi bus merupakan warga Dusun Beji Ledok RT 09, RW 04, Desa Sumbersuko, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Direktur Direktorat Lalulintas Polda Jatim, Kombes Pol Ibnu Isticha langsung memimpin jalannya olah TKP. Jalur Pantura, sempat ditutup sekitar 30 menit, untuk proses olah TKP menggunakan peralatan canggih Traffic Accident Analysis (TAA).
Ibnu menyebutkan, kedua pengemudi bisa dinyatakan salah, hingga mengakibatkan kecelakaan yang memakan 10 korban jiwa ini. "Muatan truk terlalu berat, sudah lebih dari 15 ton. Sedangkan laju bus terlalu kencang, sehingga terjadi tarbrakan samping," ujarnya.
Kondisi jalan TKP memang terlalu sempit untuk jalan nasional. Yakni, hanya selebar 6 meter, terbagi dalam dua jalur. Kawasan hutan di Pantai Bentar, juga sering kali gelap. "Saat berada di tikungan, kecepatan truk yang berbelok ke kanan hanya sekitar 30 km/jam, sehingga badan truk ikut miring ke kanan,' sebutnya.
Sementara, bus yang melaju dari arah berlawanan melaju kencang sekitar 70 km/jam. Sehingga bodi bus miring ke kanan saat bus melaju kencang belok ke kiri. "Saat kondisi kedua kendaraan ini miring itulah, bodi truk menghantam bagian samping bus hingga robek dan membuat penumpang bus meninggal dunia," ujar Ibnu.
Pengemudi truk, Munawir, mengaku saat kejadian kondisi tubuhnya sehat dan tidak mengantuk. Bahkan, saat berada di wilayah Nguling, Kabupaten Pasuruan, sempat beristirahat dan tidur. Kondisi kendaraannya juga sangat baik, dan sudah lulus uji kir.
Akibat kecelakaan itu, 10 orang meninggal tewas dan belasan korban lainnya mengalami luka berat. Korban meninggal dunia langsung dievakuasi ke RSUD Dr M Saleh, Probolinggo. Sedangkan yang mengalami luka berat, dirawat di RSU Wonolangan.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat (14/7/2017) dini hari. Dimana saat itu Truk pengangkut pakan ternak, dengan nomor polisi DR 8600 AB, dikemudikan Munawir (40), melaju dari barat ke timur, atau dari Probolinggo, menuju Banyuwangi. Sedangkan Bus Medali Mas jurusan Denpasar-Malang, dengan nomor polisi N 7130 UA, dikemudikan oleh Rifai A. Kerto (48) melaju dari arah sebaliknya.
Tepat di lokasi, yakni sekitar 500 meter arah timur Pos Polisi Lalulintas Bentar. Kondisi jalan berbelok ke selatan, dan aspalnya bergelombang, kedua kendaraan besar ini bersenggolan. Bak truk menghantam bodi bus, hingga penyok dan mengakibatkan korban berjatuhan.
Saat ini, kedua pengemudi diamankan di Pos Lalulintas bentar, untuk menjalani pemeriksaa. Pengemudi truk merupakan warga Dusun Beleke Gerung, Mataram, NTB. Sedangkan, pengemudi bus merupakan warga Dusun Beji Ledok RT 09, RW 04, Desa Sumbersuko, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Direktur Direktorat Lalulintas Polda Jatim, Kombes Pol Ibnu Isticha langsung memimpin jalannya olah TKP. Jalur Pantura, sempat ditutup sekitar 30 menit, untuk proses olah TKP menggunakan peralatan canggih Traffic Accident Analysis (TAA).
Ibnu menyebutkan, kedua pengemudi bisa dinyatakan salah, hingga mengakibatkan kecelakaan yang memakan 10 korban jiwa ini. "Muatan truk terlalu berat, sudah lebih dari 15 ton. Sedangkan laju bus terlalu kencang, sehingga terjadi tarbrakan samping," ujarnya.
Kondisi jalan TKP memang terlalu sempit untuk jalan nasional. Yakni, hanya selebar 6 meter, terbagi dalam dua jalur. Kawasan hutan di Pantai Bentar, juga sering kali gelap. "Saat berada di tikungan, kecepatan truk yang berbelok ke kanan hanya sekitar 30 km/jam, sehingga badan truk ikut miring ke kanan,' sebutnya.
Sementara, bus yang melaju dari arah berlawanan melaju kencang sekitar 70 km/jam. Sehingga bodi bus miring ke kanan saat bus melaju kencang belok ke kiri. "Saat kondisi kedua kendaraan ini miring itulah, bodi truk menghantam bagian samping bus hingga robek dan membuat penumpang bus meninggal dunia," ujar Ibnu.
Pengemudi truk, Munawir, mengaku saat kejadian kondisi tubuhnya sehat dan tidak mengantuk. Bahkan, saat berada di wilayah Nguling, Kabupaten Pasuruan, sempat beristirahat dan tidur. Kondisi kendaraannya juga sangat baik, dan sudah lulus uji kir.
(nag)