Remaja Ini Manfaatkan Jalan Rusak untuk Bantu Orang Tua
A
A
A
MEDAN - Warga Medan Utara dan para pengguna jalan boleh saja resah mengeluhkan kerusakan Jalan Titi Pahlawan Medan Labuhan. Namun bagi Wahyu, remaja berusia 14 tahun ini, kondisi jalan itu justru membawa berkah.
Wahyu yang duduk di bangku kelas tiga SMP ini sengaja memanfaatkan Jalan Titi Pahlawan yang rusak untuk membantu orang tuanya membeli beras dan kebutuhan biaya sekolahnya. Wahyu setiap harinya mengatur lalu lintas dan membantu kendaraan yang melintas di jalan tersebut.
Maklum saja, kondisi jalan itu sangat memprihatinkan. Selain kupak-kapik, badan jalan ini selalu terendam air sehingga membuat pengendara kesulitan melintasinya. Sejak pagi hingga petang, Wahyu memandu truk-truk maupun mobil yang melintas di jalan Titi Pahlawan tersebut. Dia berusaha membantu sopir truk maupun mobil agar tidak terperosok ke dalam lobang yang berada di jalan tersebut.
Kata Wahyu, selama libur sekolah ia memanfaatkan waktunya turun ke jalan mengatur lalu lintas. Dari usaha membantu pengguna jalan ini, ia mendapatkan uang hasil pemberian para pengguna jalan yang melintas. Meskipun terbilang recehan, uang senilai Rp1.000 hingga Rp2.000 yang diterimanya dalam sehari bisa terkumpul Rp50.000. Uang inilah yang dimanfaatkannya untuk membantu orang tuanya dan kebutuhan sekolahnya.
Wahyu menuturkan, semua ini dilakukannya demi membantu ibunya, karena ayah kandungnya sedang bekerja di Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indoenesia (TKI). Status anak tertua, membuatnya merasa bertanggung jawab untuk membantu kehidupan adiknya yang juga membutuhkan biaya sekolah. “Lumayanlah sebagai pemandu jalan yang rusak ini, uangnya saya kasih ke Ibu untuk beli beras dan menambah biaya kebutuhan sekolah,” kata Wahyu.
Wahyu yang duduk di bangku kelas tiga SMP ini sengaja memanfaatkan Jalan Titi Pahlawan yang rusak untuk membantu orang tuanya membeli beras dan kebutuhan biaya sekolahnya. Wahyu setiap harinya mengatur lalu lintas dan membantu kendaraan yang melintas di jalan tersebut.
Maklum saja, kondisi jalan itu sangat memprihatinkan. Selain kupak-kapik, badan jalan ini selalu terendam air sehingga membuat pengendara kesulitan melintasinya. Sejak pagi hingga petang, Wahyu memandu truk-truk maupun mobil yang melintas di jalan Titi Pahlawan tersebut. Dia berusaha membantu sopir truk maupun mobil agar tidak terperosok ke dalam lobang yang berada di jalan tersebut.
Kata Wahyu, selama libur sekolah ia memanfaatkan waktunya turun ke jalan mengatur lalu lintas. Dari usaha membantu pengguna jalan ini, ia mendapatkan uang hasil pemberian para pengguna jalan yang melintas. Meskipun terbilang recehan, uang senilai Rp1.000 hingga Rp2.000 yang diterimanya dalam sehari bisa terkumpul Rp50.000. Uang inilah yang dimanfaatkannya untuk membantu orang tuanya dan kebutuhan sekolahnya.
Wahyu menuturkan, semua ini dilakukannya demi membantu ibunya, karena ayah kandungnya sedang bekerja di Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indoenesia (TKI). Status anak tertua, membuatnya merasa bertanggung jawab untuk membantu kehidupan adiknya yang juga membutuhkan biaya sekolah. “Lumayanlah sebagai pemandu jalan yang rusak ini, uangnya saya kasih ke Ibu untuk beli beras dan menambah biaya kebutuhan sekolah,” kata Wahyu.
(rhs)