93 Tim dari 48 Perguruan Tinggi Bersaing di Kontes Robot
A
A
A
BANDUNG - Sebanyak 93 tim dari 48 perguruan tinggi se-Indonesia bersaing menjadi terbaik dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) Tingkat Nasional 2017. KRI berlangsung selama Sabtu-Minggu 8-9 Juli 2017 di Gedung Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jalan Setiabudhi.
Para peserta terbagi dalam lima divisi pertandingan, yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI) yang diikuti 24 tim, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki 21 tim, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KSBI) Humanoid 8 tim, KSBI Beroda 24 tim, dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) 16 tim.
Juara pertama KRAI dalam KRI Tingkat Nasional 2017 akan mewakili Indonesia dalam event ABU Robocon di OTA Gymnascium Center, Tokyo, Jepang, pada 26-28 Agustus 2017 mendatang. Kemudian, pemenang KRPAI dikirim mengikuti kontes serupa di Trinity College Hartford Connecticut, Amerika Serikat.
“KRI 2017 Tingkat Nasional bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi serta meningkatkan kemampuan mahasiswa terhadap teknologi robotika,” kata Rektor UPI Bandung Asep Kadarohman kepada wartawan di Gedung Gymnasium UPI Bandung, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Sabtu (8/7).
Proses UPI Bandung menjadi tuan rumah KRI 2017 Tingkat Nasional tidak mudah. Tahun lalu, UPI telah berpengalaman menggelar KRI 2016 tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar). Tahun ini, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti) memberika kepercayaan pada UPI menggelar KRI tingkat nasional yang digelar untuk ke-18 kalinya.
Menurut Rektor, Perkembangan robot di Indonesia maju pesat, bukan sekadar ikut kontes. Dari hasil kontes robot, banyak alumni yang memproduksi robot dan sudah dipasarkan kepada masyarakat. “Jadi kegiatan kontes robot ini memiliki dampak positif, meningkatkan produk-produk kreatif di Indonesia,” ujar Rektor.
Ketua Pelaksana KRI Tingkat Nasional 2017 M Syaom Berliana mengatakan, tema yang diusung di tiap divisi berbeda. KRAI mengusung tema “Lempar Cakram” yang disesuaikan dengan tema ABU Robocon 2018 di Tokyo, “The Landing Disc”. Sementara KRPAI bertema “Robot Cerdas Pemadam Api”. Untuk KRSBI Beroda dan Humanoid bertema “Sepak Bola Robot Menuju Liga Sepak Bola Robot 2050” sedangkan KRSTI mengusung tema “Robot Penari Gending Sriwijaya”. “Kejuaraan robot ini dinilai oleh dewan juri tingkat nasional.
Para peserta merupakan tim mahasiswa dari institut atau perguruan tinggi negeri dan swasta yang terdaftar di Kemenristek Dikti, antara lain, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND, Institut Teknologi Bandung (ITB), Insitut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Jakarta, dan Politeknik Negeri Padang.
Kemudian, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Brawijaya, Universitas Budi Luhur, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Yogyakarta, UPI Bandung, Universitas Potensi Utama, Universitas Tadulako, Universitas Teknokrat Indonesia, Telkom University (Tel-U).
STMIK Adhi Guna, Universitas Jember, Universitas Jenderal Sudirman, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Semarang, Universitas Tanjungpura, Politeknik Negeri Jember, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Universitas Diponegoro, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Lampung, Universitas Nusantara PGRI Kediri, dan Universitas Trunojoyo.
“Para juara mendapatkan piala dan uang pembinaan, juga akan dibiayai mengikuti kontes serupa di Jepang dan Amerika,” ungkap dia.
Para peserta terbagi dalam lima divisi pertandingan, yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI) yang diikuti 24 tim, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki 21 tim, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KSBI) Humanoid 8 tim, KSBI Beroda 24 tim, dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) 16 tim.
Juara pertama KRAI dalam KRI Tingkat Nasional 2017 akan mewakili Indonesia dalam event ABU Robocon di OTA Gymnascium Center, Tokyo, Jepang, pada 26-28 Agustus 2017 mendatang. Kemudian, pemenang KRPAI dikirim mengikuti kontes serupa di Trinity College Hartford Connecticut, Amerika Serikat.
“KRI 2017 Tingkat Nasional bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi serta meningkatkan kemampuan mahasiswa terhadap teknologi robotika,” kata Rektor UPI Bandung Asep Kadarohman kepada wartawan di Gedung Gymnasium UPI Bandung, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Sabtu (8/7).
Proses UPI Bandung menjadi tuan rumah KRI 2017 Tingkat Nasional tidak mudah. Tahun lalu, UPI telah berpengalaman menggelar KRI 2016 tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar). Tahun ini, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti) memberika kepercayaan pada UPI menggelar KRI tingkat nasional yang digelar untuk ke-18 kalinya.
Menurut Rektor, Perkembangan robot di Indonesia maju pesat, bukan sekadar ikut kontes. Dari hasil kontes robot, banyak alumni yang memproduksi robot dan sudah dipasarkan kepada masyarakat. “Jadi kegiatan kontes robot ini memiliki dampak positif, meningkatkan produk-produk kreatif di Indonesia,” ujar Rektor.
Ketua Pelaksana KRI Tingkat Nasional 2017 M Syaom Berliana mengatakan, tema yang diusung di tiap divisi berbeda. KRAI mengusung tema “Lempar Cakram” yang disesuaikan dengan tema ABU Robocon 2018 di Tokyo, “The Landing Disc”. Sementara KRPAI bertema “Robot Cerdas Pemadam Api”. Untuk KRSBI Beroda dan Humanoid bertema “Sepak Bola Robot Menuju Liga Sepak Bola Robot 2050” sedangkan KRSTI mengusung tema “Robot Penari Gending Sriwijaya”. “Kejuaraan robot ini dinilai oleh dewan juri tingkat nasional.
Para peserta merupakan tim mahasiswa dari institut atau perguruan tinggi negeri dan swasta yang terdaftar di Kemenristek Dikti, antara lain, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND, Institut Teknologi Bandung (ITB), Insitut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Jakarta, dan Politeknik Negeri Padang.
Kemudian, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Brawijaya, Universitas Budi Luhur, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Yogyakarta, UPI Bandung, Universitas Potensi Utama, Universitas Tadulako, Universitas Teknokrat Indonesia, Telkom University (Tel-U).
STMIK Adhi Guna, Universitas Jember, Universitas Jenderal Sudirman, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Semarang, Universitas Tanjungpura, Politeknik Negeri Jember, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Universitas Diponegoro, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Lampung, Universitas Nusantara PGRI Kediri, dan Universitas Trunojoyo.
“Para juara mendapatkan piala dan uang pembinaan, juga akan dibiayai mengikuti kontes serupa di Jepang dan Amerika,” ungkap dia.
(mcm)