Hampir 20 Ribu Warga Jateng Eksodus ke Jakarta
A
A
A
SEMARANG - Pascalebaran, masyarakat Jawa Tengah (Jateng) berbondong-bondong melakukan urbanisasi ke ibukota, Jakarta. Hampir 20.000 warga Jateng memilih eksodus ke Jakarta.
Berdasar data Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispermadesdukcapil) Provinsi Jawa Tengah, mulai 1 Juni 2017 hingga 28 Juni 2017 atau sebelum lebaran, terdapat 18.638 jiwa warga Jateng yang pindah kependudukan ke Jakarta. Sedangkan yang pindah ke kabupaten di provinsi lain sebanyak 166.201 jiwa.
“Sehingga dari Januari sampai 5 Juli 2017 total penduduk pindah ke Jakarta ada 19.923 orang. Sedangkan pindah ke kabupaten di provinsi lain totalnya ada 170.429 orang,” ungkap Kepala Dispermadesdukcapil Provinsi Jateng Sudaryanto di Semarang, Jumat (7/7/2017).
Meski jumlah warga yang pindah kependudukan dari Jateng ke Jakarta cukup banyak, namun menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, jika dibanding jumlah warga provinsi lain yang pindah ke Provinsi Jateng justru lebih banyak. “Provinsi paling banyak dimasuki itu pertama Jabar, Jatim ketiganya adalah Jateng, kemudian Sumatera Utara,” tutur Ganjar.
Jumlah warga yang melakukan urbanisasi ke wilayah Jawa Tengah ternyata cukup besar. Berdasar data Dispermadesdukcapil Provinsi Jateng, di pertengahan tahun ini jumlah warga dari provinsi lain yang masuk ke Jateng mengalami kenaikan yang signifikan.
Data Dispermadesdukcapil menyebutkan, dari 1 Januari hingga 5 Juli 2017 tercatat sudah 142.634 orang. Jumlah tersebut telah melampaui data perpindahan penduduk dari provinsi lain ke Provinsi Jateng di sepanjang tahun 2016 yaitu sejumlah 106.074 orang.
Kepala Dispermadesdukcapil Provinsi Jateng Sudaryanto menyebutkan, alasan masyarakat melakukan urbanisasi yang paling utama adalah dorongan ekonomi karena biasanya di kota besar lebih menjanjikan hidup layak, kesempatan kerja lebih banyak, fasilitas pendidikan lebih lengkap, infrastruktur lebih baik, dan modernisasi.
“Karena di Jateng juga banyak perguruan tinggi yang bagus-bagus, infrastruktur berupa jalan, jembatan sehingga sangat mempengaruhi,” ungkapnya.
Berdasar data Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispermadesdukcapil) Provinsi Jawa Tengah, mulai 1 Juni 2017 hingga 28 Juni 2017 atau sebelum lebaran, terdapat 18.638 jiwa warga Jateng yang pindah kependudukan ke Jakarta. Sedangkan yang pindah ke kabupaten di provinsi lain sebanyak 166.201 jiwa.
“Sehingga dari Januari sampai 5 Juli 2017 total penduduk pindah ke Jakarta ada 19.923 orang. Sedangkan pindah ke kabupaten di provinsi lain totalnya ada 170.429 orang,” ungkap Kepala Dispermadesdukcapil Provinsi Jateng Sudaryanto di Semarang, Jumat (7/7/2017).
Meski jumlah warga yang pindah kependudukan dari Jateng ke Jakarta cukup banyak, namun menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, jika dibanding jumlah warga provinsi lain yang pindah ke Provinsi Jateng justru lebih banyak. “Provinsi paling banyak dimasuki itu pertama Jabar, Jatim ketiganya adalah Jateng, kemudian Sumatera Utara,” tutur Ganjar.
Jumlah warga yang melakukan urbanisasi ke wilayah Jawa Tengah ternyata cukup besar. Berdasar data Dispermadesdukcapil Provinsi Jateng, di pertengahan tahun ini jumlah warga dari provinsi lain yang masuk ke Jateng mengalami kenaikan yang signifikan.
Data Dispermadesdukcapil menyebutkan, dari 1 Januari hingga 5 Juli 2017 tercatat sudah 142.634 orang. Jumlah tersebut telah melampaui data perpindahan penduduk dari provinsi lain ke Provinsi Jateng di sepanjang tahun 2016 yaitu sejumlah 106.074 orang.
Kepala Dispermadesdukcapil Provinsi Jateng Sudaryanto menyebutkan, alasan masyarakat melakukan urbanisasi yang paling utama adalah dorongan ekonomi karena biasanya di kota besar lebih menjanjikan hidup layak, kesempatan kerja lebih banyak, fasilitas pendidikan lebih lengkap, infrastruktur lebih baik, dan modernisasi.
“Karena di Jateng juga banyak perguruan tinggi yang bagus-bagus, infrastruktur berupa jalan, jembatan sehingga sangat mempengaruhi,” ungkapnya.
(rhs)