33% Warga Sumut Belum Miliki Air Bersih
A
A
A
MEDAN - Tercatat 33% masyarakat di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) belum memiliki air bersih. Penyebabnya karena tidak tersedianya akses air yang baik dan sanitasi yang layak.
“Ini sebuah angka yang melebihi rata-rata nasional. Kita tahu bahwa air bersih penting bagi kesehatan dan kehidupan sehari-hari,” ungkap Dubes Amerika Serikat, Joseph R Donovan Jr saat meresmikan penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak bagi keluarga berpenghasilan rendah (MBR) di lingkungan V Kelurahan Kedai Durian, Medan, kemarin.
Jika air bersih ini tidak segera ditangani dikhawatirkan akan memunculkan penyakit seperti higiene, seperti diare, hepatitis A dan demam tifoid adalah penyebab kematian di Indonesia. Faktanya, penyakit diare menjadi penyebab 25% kematian anak-anak di Indonesia.
Untuk penyediaan air bersih dan sanitasi ini, USAID IUWASH PLUS melaksanakan proyek senilai 39,6 juta dolar di 8 provinsi dengan fokus utama 40% penduduk tenniskin. Di Sumut, USAID IUWASH PLUS bekerja di 5 kota/kabupaten.
Wali Kota Medan Dzumi Eldin mengatakan, Pemko Medan telah mengintergrasikan kebijakan pemerintah melalui Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) yang merupakan program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional. Eldin juga menargetkan 30% proyek sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mebidang untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Selain itu, pihaknya juga siap membangun sistem perpipaannya.
“Ini sebuah angka yang melebihi rata-rata nasional. Kita tahu bahwa air bersih penting bagi kesehatan dan kehidupan sehari-hari,” ungkap Dubes Amerika Serikat, Joseph R Donovan Jr saat meresmikan penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak bagi keluarga berpenghasilan rendah (MBR) di lingkungan V Kelurahan Kedai Durian, Medan, kemarin.
Jika air bersih ini tidak segera ditangani dikhawatirkan akan memunculkan penyakit seperti higiene, seperti diare, hepatitis A dan demam tifoid adalah penyebab kematian di Indonesia. Faktanya, penyakit diare menjadi penyebab 25% kematian anak-anak di Indonesia.
Untuk penyediaan air bersih dan sanitasi ini, USAID IUWASH PLUS melaksanakan proyek senilai 39,6 juta dolar di 8 provinsi dengan fokus utama 40% penduduk tenniskin. Di Sumut, USAID IUWASH PLUS bekerja di 5 kota/kabupaten.
Wali Kota Medan Dzumi Eldin mengatakan, Pemko Medan telah mengintergrasikan kebijakan pemerintah melalui Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) yang merupakan program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional. Eldin juga menargetkan 30% proyek sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mebidang untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Selain itu, pihaknya juga siap membangun sistem perpipaannya.
(rhs)