Nekat, Pendaki Ini Selfie dari Dekat Kawah Gunung saat Marapi Meletus
A
A
A
BATUSANGKAR - Apri Nanda (23) salah seorang pendaki Gunung Marapi nekat berselfie saat detik-detik gunung tersebut meletus di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu siang 4 Juni 2017 kemarin. Antara takut dan ingin mengabadikan momen langka, Nanda pendaki asal Pekanbaru Provinsi Riau ini mencoba untuk merekam video selfie dirinya dengan latar belakang kawah gunung yang sedang menyemburkan bebatuan dan debu vulkanik dari dalam lubang kawah.
Sementara itu para pendaki lain terlihat khawatir sambil membereskan barang-barang dan tendanya bersiap menyelamatkan diri menjauh dari puncak gunung tersebut.
Saat berhasil menyelamatkan diri ke pos pendakian di Koto Baru para pendaki ini mengaku beruntung dapat selamat dari letusan.
Saat kejadian Minggu pagi tersebut sebanyak 13 orang pendaki asal Pekanbaru, Riau ini sedang berada di daerah lautan pasir sebelah barat kawah di puncak gunung.
Tiba-tiba sekitar pukul 10.00 WIB mereka merasakan getaran dan mendengar suara gemuruh dari dalam kawah. Tak lama berselang semburan bebatuan dan debu vulkanik keluar dari kawah.
Beruntung letusan ini diterbangkan angin ke arah timur sehingga para pendaki ini selamat dari hujan letusan. Empat orang dari 13 pendaki ini berhasil menyelamatkan diri dan sampai di pos pendakian sekitar pukul 18.00 WIB Minggu sore.
Sedangkan sembilan orang pendaki lain masih berada puncak gunung, delapan pendaki diantaranya dapat berkomunikasi dengan tim SAR. Sementara seorang pendaki lainnya tidak diketahui keberadaannya.
Hingga Senin dini hari (5/6/2017) tim pencari orang hilang yang terdiri dari Polisi, SAR, PMI dan Tagana terus berdatangan ke posko pendakian Gunung Marapi, di Kecamatan Koto Baru.
Pencarian terhadap korban yang masih hilang dilakukan dari dua jalur, melalui Jalur Pendakian Koto Baru dan melalui Jalur Pendakian Tigo Tungku di Simabua, Kenagarian Pariangan. Pencarian difokuskan di sekitar area hutan di bawah cadas Marapi.
Sementara itu petugas pos pengamatan Gunung Marapi di belakang Balok Bukittinggi mencatat sejak Minggu hingga Senin pagi Marapi telah meletus sebanyak enam kali, lima kali letusan terjadi Minggu Siang dan satu letusan terjadi Minggu malam.
Letusan pertama terjadi pukul 10.01 WIB dengan ketinggian letusan 300 meter sekitar 30 menit berselang letusan kembali terjadi ketinggian letusan kedua ini mencapai 700 meter.
Letusan berikutnya terjadi pukul 15.50 WIB lalu pukul 17.33 dan pukul 18.00. Sementara letusan terakhir hingga Senin pagi tercatat terjadi pukul 18.47 WIB Minggu malam.
Debu letusan Marapi ini telah mengakibatkan hujan abu selama sekitar 10 menit terjadi wilayah Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Belum ada laporan aktifitas warga yang terganggu dan kerusakan akibat letusan ini.
Sementara meski belum ada imbauan kepada warga untuk mengungsi namun petugas melarang adanya kegiatan pendakian ataupun aktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak.
Sementara itu para pendaki lain terlihat khawatir sambil membereskan barang-barang dan tendanya bersiap menyelamatkan diri menjauh dari puncak gunung tersebut.
Saat berhasil menyelamatkan diri ke pos pendakian di Koto Baru para pendaki ini mengaku beruntung dapat selamat dari letusan.
Saat kejadian Minggu pagi tersebut sebanyak 13 orang pendaki asal Pekanbaru, Riau ini sedang berada di daerah lautan pasir sebelah barat kawah di puncak gunung.
Tiba-tiba sekitar pukul 10.00 WIB mereka merasakan getaran dan mendengar suara gemuruh dari dalam kawah. Tak lama berselang semburan bebatuan dan debu vulkanik keluar dari kawah.
Beruntung letusan ini diterbangkan angin ke arah timur sehingga para pendaki ini selamat dari hujan letusan. Empat orang dari 13 pendaki ini berhasil menyelamatkan diri dan sampai di pos pendakian sekitar pukul 18.00 WIB Minggu sore.
Sedangkan sembilan orang pendaki lain masih berada puncak gunung, delapan pendaki diantaranya dapat berkomunikasi dengan tim SAR. Sementara seorang pendaki lainnya tidak diketahui keberadaannya.
Hingga Senin dini hari (5/6/2017) tim pencari orang hilang yang terdiri dari Polisi, SAR, PMI dan Tagana terus berdatangan ke posko pendakian Gunung Marapi, di Kecamatan Koto Baru.
Pencarian terhadap korban yang masih hilang dilakukan dari dua jalur, melalui Jalur Pendakian Koto Baru dan melalui Jalur Pendakian Tigo Tungku di Simabua, Kenagarian Pariangan. Pencarian difokuskan di sekitar area hutan di bawah cadas Marapi.
Sementara itu petugas pos pengamatan Gunung Marapi di belakang Balok Bukittinggi mencatat sejak Minggu hingga Senin pagi Marapi telah meletus sebanyak enam kali, lima kali letusan terjadi Minggu Siang dan satu letusan terjadi Minggu malam.
Letusan pertama terjadi pukul 10.01 WIB dengan ketinggian letusan 300 meter sekitar 30 menit berselang letusan kembali terjadi ketinggian letusan kedua ini mencapai 700 meter.
Letusan berikutnya terjadi pukul 15.50 WIB lalu pukul 17.33 dan pukul 18.00. Sementara letusan terakhir hingga Senin pagi tercatat terjadi pukul 18.47 WIB Minggu malam.
Debu letusan Marapi ini telah mengakibatkan hujan abu selama sekitar 10 menit terjadi wilayah Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Belum ada laporan aktifitas warga yang terganggu dan kerusakan akibat letusan ini.
Sementara meski belum ada imbauan kepada warga untuk mengungsi namun petugas melarang adanya kegiatan pendakian ataupun aktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak.
(sms)