Ibunda Gubernur Kalteng Bantu Warga Kampung yang Terisolasi
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Setelah santer diberitakan media, warga Kampung Cempedak, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah yang terisolasi karena tak teraliri listrik dan kesulitan air bersih, mulai mendapatkan perhatian.
Jumat (26/5/2017) pagi, sebuah mobil yang mengangkut sejumlah sembako menuju daerah tersebut. "Kami melihat pemberitaan di media ikut miris. Ada sebuah dusun terisolir tak ada listrik dan air selama 70 tahun. Padahal dari Kota Pangkalan Bun hanya 11 kilometer. Sebab saya dulu juga orang susah, lebih parah dari ini, karena saya tinggal di hutan," ujar Hayanah AS, ibunda Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, didampingi dua putrinya, Mariani dan Ida Susanti, seusai memberikan bantuan kepada seluruh warga Kampung Cempedak.
Dia turut prihatin melihat kondisi warga di kampung tersebut. "Kalau tidak diberitakan media kita justru tidak tahu ada warga yang menderita seperti ini."
Diberitakan sebelumnya, Kampung Cempedak yang berdiri sekitar 70 tahun silam, tak tersentuh pembangunan sama sekali. Padahal jaraknya dari jatung Kota Pangkalan Bun hanya 11 kilometer.
"Di sini ada 13 rumah. Dihuni 13 KK, ada 75 jiwa. Semuanya warga dari keturunan Dayak Pasir Panjang. Mata pencaharian warga berkebun dan beternak," ujar Tia (35), warga setempat, saat ditemui MNC Media. (Baca Juga: Warga Kampung Ini Merindukan Aliran Listrik dan Pasokan Air Bersih(zik)
Jumat (26/5/2017) pagi, sebuah mobil yang mengangkut sejumlah sembako menuju daerah tersebut. "Kami melihat pemberitaan di media ikut miris. Ada sebuah dusun terisolir tak ada listrik dan air selama 70 tahun. Padahal dari Kota Pangkalan Bun hanya 11 kilometer. Sebab saya dulu juga orang susah, lebih parah dari ini, karena saya tinggal di hutan," ujar Hayanah AS, ibunda Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, didampingi dua putrinya, Mariani dan Ida Susanti, seusai memberikan bantuan kepada seluruh warga Kampung Cempedak.
Dia turut prihatin melihat kondisi warga di kampung tersebut. "Kalau tidak diberitakan media kita justru tidak tahu ada warga yang menderita seperti ini."
Diberitakan sebelumnya, Kampung Cempedak yang berdiri sekitar 70 tahun silam, tak tersentuh pembangunan sama sekali. Padahal jaraknya dari jatung Kota Pangkalan Bun hanya 11 kilometer.
"Di sini ada 13 rumah. Dihuni 13 KK, ada 75 jiwa. Semuanya warga dari keturunan Dayak Pasir Panjang. Mata pencaharian warga berkebun dan beternak," ujar Tia (35), warga setempat, saat ditemui MNC Media. (Baca Juga: Warga Kampung Ini Merindukan Aliran Listrik dan Pasokan Air Bersih(zik)