Sektor Pariwisata Jadi Lokomotif Pembangunan Magetan

Sabtu, 20 Mei 2017 - 21:26 WIB
Sektor Pariwisata Jadi Lokomotif Pembangunan Magetan
Sektor Pariwisata Jadi Lokomotif Pembangunan Magetan
A A A
MAGETAN - Sektor pariwista dinilai mampu menjadi lokomotif pembangunan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Dengan meningkatkan sektor tersebut, Magetan dapat menjadi kota wisata terkemuka.

"Tidak ada pilihan lain bagi Magetan selain menjadi sebuah kota wisata berwawasan ecotourism ditunjang dengan pertanian dengan konsep agrowisata dan agropolitan," kata Dewan Penentu Kebijakan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Timur, Arief Rahman, dalam diskusi terbatas di Kantor Kadin Jawa Timur, Sabtu (20/5/2017).

Diskusi ini untuk mencari konsep strategis pembangunan daerah kabupaten/kota di Jawa Timur berbasis potensi lokal dan karakter unik daerah.

Calon Bupati Magetan ini menyampaikan, target pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2019 merupakan tantangan sekaligus kesempatan emas.

"Setidaknya ini visi cerdas yang harus ditangkap oleh Magetan yang sejak lama ingin menjadi destinasi wisata unggulan dengan tagline Magetan the Beauty of Java," katanya.

Arief Rahman yang asli Magetan ini sangat yakin sektor pariwisata yang akan mampu menjadi lokomotif pembangunan ekonomi menuju kemakmuran. Karakter unik daerah Magetan, menurut Arief, sangat tepat dijadikan kota wisata.

“Lihat saja dari letak geografis, letaknya di perbatasan Jatim Jateng, situasi topografi yang berada di kaki Gunung Lawu, suhu dan iklimnya, serta aspek sosial budayanya, paling pas Magetan dikembangkan sebagai destinasi wisata skala nasional bahkan internasional. Apalagi Magetan punya ikon Telaga Sarangan yang sudah populer dan melegenda,” papar Arief Rahman.

Sektor pariwisata lanjut Arief Rahman, bila digarap secara serius dan maksimal dipastikan bisa melejitkan perekonomian masyarakat Magetan.

"Pariwisata ini multiplier effect-nya luar biasa. Ini ibarat lokomotif yang bisa menarik ‘gerbong-gerbong' sektor primadona lain di Magetan seperti pertanian, industri kulit, kerajinan, perkebunan, peternakan, pedagangan, kuliner dan jasa. Muaranya nanti lapangan kerja baru terbuka, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rakyat,” kata kandidat doktor Ilmu Manajemen Universitas Airlangga di bidang Manajemen Strategi ini.
Pendapat ini dibenarkan Ketua BPPD Jawa Timur, Dwi Cahyono. Pemilik Museum Resto Inggil Malang ini mengatakan, banyak "harta karun" wisata Magetan belum terungkap.

"Di era tourism lifestyle sekarang ini, hampir semua sudut wilayah dapat disulap menjadi obyek wisata. Meski yang tidak mempunyai modal, setiap potensi obyek bisa segera berjubel pengunjung hanya karena keajaiban sosial media," kata penggagas dan pemilik hak cipta Festival Malang Tempoe Doeloe ini.

Menurut Dwi, syarat pulling factor menarik wisatawan dari sebuah obyek bisa dari sisi geografis, keunikan, akses, juga history atau kesejarahan."Magetan sangat lah beruntung. Mempunyai satu faktor saja bisa menghidupi seluruh wilayah, apalagi Magetan mempunyai hampir semua syarat tersebut," kata Dwi Cahyono yang dikenal sebagai pelestari cagar budaya di Malang.

Dwi menambahkan, sudah saatnya magetan berdiri tegak dengan menjadikan pariwisata sebagai leading sector. Sudah waktunya pendatapan asli daerah (PAD) Magetan melampaui kota-kota pariwisata lainnya di Jatim. "Saatnya Magetan menuai harta karun yang dimilikinya," tegas Dwi Cahyono.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5726 seconds (0.1#10.140)