Undip Amankan 5 Poster dan Spanduk 'Garudaku Kafir'
A
A
A
SEMARANG - Pemasangan poster bernada provokatif "Garudaku Kafir" di lingkungan kampus Universitas Diponegoro (Undip) mengundang reaksi berbagai kalangan. Pihak kampus bergerak cepat dengan mencopot seluruh poster dan mengidentifikasi pemasangnya.
"Poster itu dipasang sekitar jam 7 malam memannfaatkan kondisi sepi karena kampus sebenarnya dalam masa isolasi menjelang SNMPTN dan SBMPTN. Meski demikian, sekitar jam 8 malam poster-poster itu sudah berada di tangan kami," kata Wakil Rektor Undip, Muhammad Zainuri kepada awak media di kampus Tembalang, Jumat 19 Mei 2017.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan itu menyampaikan, poster-poster dipasang pada majalah dinding (mading) di area Kampus FISIP. Setelah melakukan penelusuran, akhirnya pihak kampus berhasil menemukan oknum mahasiswa yang memasang poster.
"Poster hanya 4-5 lembar saja. Untuk membuat poster kan biayanya cukup mahal, sehingga mahasiswa akan berat jika membuat poster dalam jumlah banyak. Sementara spanduk itu belum sempat dipasang," katanya.
Dia menambahkan, berdasarkan keterangan pelaku, poster-poster itu hanya untuk memancing perhatian mahasiswa lainnya agar terlibat dalam acara seminar yang akan digelar pada Sabtu 20 Mei atau bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional.
"Kegiatan yang direncanakan itu memang bertujuan sebagai sumbangan pemikiran keutuhan NKRI dan Kebhinekaan. Namun pada prosesnya ternyata malah mengambil pola-pola yang ingin memancing perhatian dengan menggunakan gambar-gambar provokatif," jelasnya.
Sekadar diketahui, poster provokatif di Undip itu mengundang keprihatinan banyak pihak katrna dianggap anti-Pancasila. Bahkan, polisi telah bergerak untuk memburu pemasang poster dengan warna dominan merah tersebut.
"Poster itu dipasang sekitar jam 7 malam memannfaatkan kondisi sepi karena kampus sebenarnya dalam masa isolasi menjelang SNMPTN dan SBMPTN. Meski demikian, sekitar jam 8 malam poster-poster itu sudah berada di tangan kami," kata Wakil Rektor Undip, Muhammad Zainuri kepada awak media di kampus Tembalang, Jumat 19 Mei 2017.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan itu menyampaikan, poster-poster dipasang pada majalah dinding (mading) di area Kampus FISIP. Setelah melakukan penelusuran, akhirnya pihak kampus berhasil menemukan oknum mahasiswa yang memasang poster.
"Poster hanya 4-5 lembar saja. Untuk membuat poster kan biayanya cukup mahal, sehingga mahasiswa akan berat jika membuat poster dalam jumlah banyak. Sementara spanduk itu belum sempat dipasang," katanya.
Dia menambahkan, berdasarkan keterangan pelaku, poster-poster itu hanya untuk memancing perhatian mahasiswa lainnya agar terlibat dalam acara seminar yang akan digelar pada Sabtu 20 Mei atau bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional.
"Kegiatan yang direncanakan itu memang bertujuan sebagai sumbangan pemikiran keutuhan NKRI dan Kebhinekaan. Namun pada prosesnya ternyata malah mengambil pola-pola yang ingin memancing perhatian dengan menggunakan gambar-gambar provokatif," jelasnya.
Sekadar diketahui, poster provokatif di Undip itu mengundang keprihatinan banyak pihak katrna dianggap anti-Pancasila. Bahkan, polisi telah bergerak untuk memburu pemasang poster dengan warna dominan merah tersebut.
(ysw)