PT KAI Gusur Bangunan Liar di Klari

Selasa, 09 Mei 2017 - 22:10 WIB
PT KAI Gusur Bangunan...
PT KAI Gusur Bangunan Liar di Klari
A A A
KARAWANG - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggusur 77 bangunan liar di Kampung Babakan Ngantay, Desa Gitungkerta, Kecamatan Klari, Selasa (9/5/2017). Pemilik bangunan sempat melakukan protes kepada petugas saat akan digusur karena merasa PT KAI tidak memberikan waktu untuk memindahkan barang-barang milik mereka. Namun upaya warga untuk meminta ditunda gagal karena pihak KAI tetap melakukan penggusuran.

"Kami sudah terima surat pemberitahuan dan diberi waktu 4 hari untuk membongkar sendiri. Tapi kenyataannya baru dua hari, sudah datang alat berat dan langsung merobohkan bangunan ini. Kami tidak berani melawan karena pihak KAI membawa aparat kepolisian dalam jumlah banyak," kata seorang warga korban penggusuran, Mustopan (70).

Mustopan menjelaskan, warga sebenarnya tidak mempersoalkan penggusuran karena memang mereka menempati lahan milik PT KAI. Hanya saja, warga meminta waktu untuk membongkar sendiri sesuai surat yang dilayangkan oleh PT KAI.

Namun, PT KAI dengan sewenang-wenang membongkar terlalu cepat tidak sesuai dengan pengumuman lewat surat. "Kami baru akan memindahkan barang-barang karena masih harus mencari tempat tinggal baru. Kalau seperti ini kami harus ke mana sementara rumah kami sudah rata dengan tanah," katanya.

Meski begitu, Mustopan mengakui telah menerima uang kerohiman dari PT KAI sebesar Rp17 juta. Menurut dia, semua warga yang digusur bangunannya mendapat dana kompensasi sebesar Rp250.000 per meter persegi untuk bangunan permanen dan Rp200.000 bagi rumah semi permanen.

Sementara itu, Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Suprapto, membenarkan pihaknya telah membongkar bangunana liar di sekitar stasiun Klari. Rencananya dilahan yang digusur ini akan dipakai untuk bongkar muat kereta barang.

Lahan yang ditempati warga tanpa proses sewa luasnya mencapai 5.540 meter persegi. Karena lahan itu akan digunakan sebagai lokasi angkutan barang, PT KAI terpaksa membongkar bangunan yang ada di atasnya.

Suprapto membantah jika pelaksanaan pembongkaran dilakukan secara mendadak. Dia mengaku pihaknya telah melakukan sosialisasi dan koordinasi ke wilayahan sejak Februari. “Lagi pula, warga yang rumahnya dibongkar telah menerima uang kerohiman," katanya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1138 seconds (0.1#10.140)