Guru PAUD Tewas Terjatuh ke Sumur saat Mencuci
A
A
A
BANDUNG BARAT - Yani Suryani (29), seorang guru PAUD tewas setelah terjatuh ke dalam sumur yang dalamnya sekitar 25 meter di rumahnya, Kampung Cinanggerang, RT 1/RW 8, Desa Nyenang, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (29/4/2017).
Kepala Satreskrim Polres Cimahi Nico N Adi Putra mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.
Saat itu, korban sedang mencuci pakaian di kamar mandi. Berdasarkan keterangan saksi, sebelum terjatuh korban pun sempat meminta tolong.
"Dari hasil pengecekan di tempat kejadian perkara dan pemeriksaan sejumlah saksi, petugas memperoleh keterangan bahwa Yani sebelum tercebur ke dalam sumur sedang mencuci pakaian di dalam kamar mandi. Saat jatuh ke sumur, korban pun sempat meminta tolong," kata Nico saat dikonfirmasi wartawan.
Nico melanjutkan, sebelum terjatuh korban sempat mengungkapkan kepada ibunya, yakni Cicih bahwa dirinya merasakan pusing kepala.
Tak lama berselang dari situ, tiba-tiba Cicih mendengar teriakan minta tolong dari kamar mandi, namun nahasnya, saat ibunya menghampiri langsung ke kamar mandi, korban sudah berada di dalam sumur galian tersebut.
"Saudari Cicih langsung berlari ke kamar mandi saat mendengar teriakan korban namun saat dilihat korban sudah ada di dalam sumur," kata Nico.
Dia melanjutkan, Cicih yang kaget mendapati kejadian itu pun langsung berusaha meminta pertolongan kepada warga sekitar.
Hingga akhirnya banyak dari warga yang berdatangan. Akan tetapi, karena warga yang dibantu petugas cukup kesulitan untuk mengevakuasi, akhirnya korban lebih dulu tewas di dalam sumur. Jenazah korban berhasil diangkat dari dalam sumur sekitar satu jam kemudian.
"Saat evakuasi dilakukan sekitar pukul 08.30 WIB, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Berdasarkan keterangan dari salah satu keluarga korban yang bernama Entis, korban diketahui mengalami depresi karena masalah rumah tangga, yaitu ditinggal oleh suaminya," tuturnya.
Petugas Polsek Cipeundeuy yang mendatangi TKP, kata dia, sempat meminta agar korban divisum untuk penyelidikan lebih lanjut. Namun, pihak keluarga menyatakan keberatan dilakukan visum dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
"Keluarga korban pun sudah menandatangani surat pernyataannya bahwa kejadian itu musibah," pungkasnya.
Kepala Satreskrim Polres Cimahi Nico N Adi Putra mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.
Saat itu, korban sedang mencuci pakaian di kamar mandi. Berdasarkan keterangan saksi, sebelum terjatuh korban pun sempat meminta tolong.
"Dari hasil pengecekan di tempat kejadian perkara dan pemeriksaan sejumlah saksi, petugas memperoleh keterangan bahwa Yani sebelum tercebur ke dalam sumur sedang mencuci pakaian di dalam kamar mandi. Saat jatuh ke sumur, korban pun sempat meminta tolong," kata Nico saat dikonfirmasi wartawan.
Nico melanjutkan, sebelum terjatuh korban sempat mengungkapkan kepada ibunya, yakni Cicih bahwa dirinya merasakan pusing kepala.
Tak lama berselang dari situ, tiba-tiba Cicih mendengar teriakan minta tolong dari kamar mandi, namun nahasnya, saat ibunya menghampiri langsung ke kamar mandi, korban sudah berada di dalam sumur galian tersebut.
"Saudari Cicih langsung berlari ke kamar mandi saat mendengar teriakan korban namun saat dilihat korban sudah ada di dalam sumur," kata Nico.
Dia melanjutkan, Cicih yang kaget mendapati kejadian itu pun langsung berusaha meminta pertolongan kepada warga sekitar.
Hingga akhirnya banyak dari warga yang berdatangan. Akan tetapi, karena warga yang dibantu petugas cukup kesulitan untuk mengevakuasi, akhirnya korban lebih dulu tewas di dalam sumur. Jenazah korban berhasil diangkat dari dalam sumur sekitar satu jam kemudian.
"Saat evakuasi dilakukan sekitar pukul 08.30 WIB, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Berdasarkan keterangan dari salah satu keluarga korban yang bernama Entis, korban diketahui mengalami depresi karena masalah rumah tangga, yaitu ditinggal oleh suaminya," tuturnya.
Petugas Polsek Cipeundeuy yang mendatangi TKP, kata dia, sempat meminta agar korban divisum untuk penyelidikan lebih lanjut. Namun, pihak keluarga menyatakan keberatan dilakukan visum dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
"Keluarga korban pun sudah menandatangani surat pernyataannya bahwa kejadian itu musibah," pungkasnya.
(nag)