Zakir Naik Sebut Syariat Islam Bisa Tekan Angka Kriminalitas
A
A
A
PONOROGO - Cendekiawan muslim asal India Zakir Naik menekankan bahwa agama Islam dengan ajarannya yang disebut syariat Islam bisa menekan angka kriminalitas. Bahkan, melalui dua amalan saja.
Zakir Naik menyebut, amalan yang pertama adalah menerapkan zakat secara disiplin. Menurutnya, di berbagai negara pencurian dan perampokan terjadi akibat adanya kesenjangan ekonomi.
"Tapi coba kalau semua orang menyisihkan uangnya 2,5% saja, pasti angka kriminalitas itu turun," ungkapnya dalam kuliah umum bertema Religion in Right Perspective di Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (4/4/2017) malam.
Dia sempat menyayangkan sikap banyak orang, termasuk muslim di Indonesia yang memandang Amerika Serikat sebagai negara yang lebih dalam segala hal. Padahal, di sana tingkat kriminalitas dan pencurian serta perampokan sangat tinggi.
"Seumpama di sana seluruh warga melakukan hal ini (zakat), kira-kira di sana angka kriminalitas turun atau tidak?" tanya Zakir Naik yang dijawab turun oleh sekitar 15 ribu hadirin di Lapangan Unida Gontor.
Syariat kedua adalah tuntunan soal berhijab. Dia mengatakan, berhijab sebenarnya bukan hanya untuk perempuan, tapi juga untuk para lelaki muslim yaitu perintah untuk menundukkan pandangan. Untuk perempuan muslim jelas sekali bahwa hijab adalah menutupi tubuh hingga hanya bagian telapak tangan saja yang terlihat.
"Buat apa? Hijab mencegah kejahatan pemerkosaan. Coba, kalau ada dua perempuan kembar yang sama cantik. Satunya pakai baju ala Barat yang serba terbuka dan satunya berhijab, lalu keduanya melintas di tengah lapangan ini. Mana yang akan dilirik? Tentu yang baju ala Barat, kan?" ujarnya memancing senyum para hadirin.
Dari situ, lanjutnya, tidak salah bila memang baju yang serba terbuka itu menjadi pemicu tingginya angka kejahatan pemerkosaan. Bahkan, di Inggris, orang sudah menyebut bahwa perempuan yang berbaju terbuka adalah pemicu pemerkosaan.
"Di sana bahkan sebagian orang ingin melempari orang-orang yang berbaju seperti itu. Jadi, hijab jelas akan menurunkan angka kejahatan," jelasnya.
Dalam sesi tanya jawab, kesempatan pertama diambil oleh seorang perempuan yang mengaku bingung dengan keyakinannya. Perempuan tersebut menyatakan bahwa ia lahir dari orang tua yang berbeda agama. Ibu dan garisnya adalah muslim, sedangkan ayah dan garisnya adalah nasrani.
Zakir Naik terlibat diskusi dengan si perempuan. Mulai dari adanya agama yang berbeda-beda sampai mengapa Allah menciptakan segala hal di dunia dan meminta disembah. Dalam kesempatan ini Zakir menyebut bahwa Allah lah tujuan hidup seorang muslim.
Setelah berdiskusi cukup panjang, sang penanya akhirnya yakin bahwa ia adalah seorang muslim. Dan, di depan forum Zakir Naik pun diminta untuk membimbing si penanya untuk mengucap dua kalimat syahadat, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Inggris.
Spontan para hadirin bertakbir seusai syahadat selesai diucapkan dalam dua bahasa. Seusai mengislamkan, Zakir menitipkan sang mualaf kepada pengelola Unida agar kembali belajar berislam.
Zakir Naik menyebut, amalan yang pertama adalah menerapkan zakat secara disiplin. Menurutnya, di berbagai negara pencurian dan perampokan terjadi akibat adanya kesenjangan ekonomi.
"Tapi coba kalau semua orang menyisihkan uangnya 2,5% saja, pasti angka kriminalitas itu turun," ungkapnya dalam kuliah umum bertema Religion in Right Perspective di Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (4/4/2017) malam.
Dia sempat menyayangkan sikap banyak orang, termasuk muslim di Indonesia yang memandang Amerika Serikat sebagai negara yang lebih dalam segala hal. Padahal, di sana tingkat kriminalitas dan pencurian serta perampokan sangat tinggi.
"Seumpama di sana seluruh warga melakukan hal ini (zakat), kira-kira di sana angka kriminalitas turun atau tidak?" tanya Zakir Naik yang dijawab turun oleh sekitar 15 ribu hadirin di Lapangan Unida Gontor.
Syariat kedua adalah tuntunan soal berhijab. Dia mengatakan, berhijab sebenarnya bukan hanya untuk perempuan, tapi juga untuk para lelaki muslim yaitu perintah untuk menundukkan pandangan. Untuk perempuan muslim jelas sekali bahwa hijab adalah menutupi tubuh hingga hanya bagian telapak tangan saja yang terlihat.
"Buat apa? Hijab mencegah kejahatan pemerkosaan. Coba, kalau ada dua perempuan kembar yang sama cantik. Satunya pakai baju ala Barat yang serba terbuka dan satunya berhijab, lalu keduanya melintas di tengah lapangan ini. Mana yang akan dilirik? Tentu yang baju ala Barat, kan?" ujarnya memancing senyum para hadirin.
Dari situ, lanjutnya, tidak salah bila memang baju yang serba terbuka itu menjadi pemicu tingginya angka kejahatan pemerkosaan. Bahkan, di Inggris, orang sudah menyebut bahwa perempuan yang berbaju terbuka adalah pemicu pemerkosaan.
"Di sana bahkan sebagian orang ingin melempari orang-orang yang berbaju seperti itu. Jadi, hijab jelas akan menurunkan angka kejahatan," jelasnya.
Dalam sesi tanya jawab, kesempatan pertama diambil oleh seorang perempuan yang mengaku bingung dengan keyakinannya. Perempuan tersebut menyatakan bahwa ia lahir dari orang tua yang berbeda agama. Ibu dan garisnya adalah muslim, sedangkan ayah dan garisnya adalah nasrani.
Zakir Naik terlibat diskusi dengan si perempuan. Mulai dari adanya agama yang berbeda-beda sampai mengapa Allah menciptakan segala hal di dunia dan meminta disembah. Dalam kesempatan ini Zakir menyebut bahwa Allah lah tujuan hidup seorang muslim.
Setelah berdiskusi cukup panjang, sang penanya akhirnya yakin bahwa ia adalah seorang muslim. Dan, di depan forum Zakir Naik pun diminta untuk membimbing si penanya untuk mengucap dua kalimat syahadat, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Inggris.
Spontan para hadirin bertakbir seusai syahadat selesai diucapkan dalam dua bahasa. Seusai mengislamkan, Zakir menitipkan sang mualaf kepada pengelola Unida agar kembali belajar berislam.
(zik)