Lereng Gunung Welirang Krisis Air Bersih
A
A
A
PASURUAN - Bencana kebakaran dan penggundulan hutan di kawasan Lereng Gunung Welirang-Arjuno berpotensi menurunkan debit mata air bagi warga sekitar. Dari 28 titik sumber air yang mengalir, saat ini hanya menyisakan 16 titik sumber air untuk kebutuhan masyarakat dan irigasi persawahan.
Pembina Yayasan Alam Hijau Pasuruan Muslim Mustadjab mengungkapkan, penurunan debit air yang berlangsung terus menerus akan mengancam kehidupan umat manusia. Jika tidak segera dilakukan penghijauan hutan dan gunung, potensi bencana sesungguhnya akan terjadi di Kabupaten Pasuruan.
"Air menjadi kebutuhan yang utama bagi manusia. Berkurangnya ketersediaan air di sejumlah sumber, saat ini sudah mulai terasa. Ada 12 mata air di Lereng Gunung Welirang-Arjuno yang sudah mati," kata Muslim Mustadjab saat mengawali Program Kino Go Green di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Kamis (30/3/2017).
Menurut Muslim, kepedulian masyarakat dan peran aktif perusahaan yang selama ini memanfaatkan sumber air untuk kepentingan usaha, sangatlah dibutuhkan. Penanaman pohon yang dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian sosial menjadi salah satu upaya untuk menghijaukan kembali hutan dan gunung.
"Kami sangat mendukung program CSR perusahaan yang peduli terhadap lingkungan. Penanaman pohon harus dilakukan sungguh-sungguh. Kerja sama dengan kelompok tani hutan harus dimaksimalkan agar pohon yang ditanam terawat dan tumbuh dengan baik," kata Muslim Mustadjab.
Operational Director PT Kino Indonesia Rody Theo mengungkapkan, selama kurun waktu tiga tahun, pihaknya bekerja sama dengan kelompok tani hutan Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo melakukan penanaman 6.500 pohon di atas lahan seluas lima hektare. Beberapa jenis bibit pohon yang ditanam antara lain Genitri, Matoa, Kemiri, Kluwek, dan Klerek.
"Jenis pohon ini mudah tumbuh di areal hutan. Hasil buahnya juga memiliki nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Ini sekaligus sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat kelompok tani hutan," kata Rody Theo.
Pembina Yayasan Alam Hijau Pasuruan Muslim Mustadjab mengungkapkan, penurunan debit air yang berlangsung terus menerus akan mengancam kehidupan umat manusia. Jika tidak segera dilakukan penghijauan hutan dan gunung, potensi bencana sesungguhnya akan terjadi di Kabupaten Pasuruan.
"Air menjadi kebutuhan yang utama bagi manusia. Berkurangnya ketersediaan air di sejumlah sumber, saat ini sudah mulai terasa. Ada 12 mata air di Lereng Gunung Welirang-Arjuno yang sudah mati," kata Muslim Mustadjab saat mengawali Program Kino Go Green di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Kamis (30/3/2017).
Menurut Muslim, kepedulian masyarakat dan peran aktif perusahaan yang selama ini memanfaatkan sumber air untuk kepentingan usaha, sangatlah dibutuhkan. Penanaman pohon yang dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian sosial menjadi salah satu upaya untuk menghijaukan kembali hutan dan gunung.
"Kami sangat mendukung program CSR perusahaan yang peduli terhadap lingkungan. Penanaman pohon harus dilakukan sungguh-sungguh. Kerja sama dengan kelompok tani hutan harus dimaksimalkan agar pohon yang ditanam terawat dan tumbuh dengan baik," kata Muslim Mustadjab.
Operational Director PT Kino Indonesia Rody Theo mengungkapkan, selama kurun waktu tiga tahun, pihaknya bekerja sama dengan kelompok tani hutan Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo melakukan penanaman 6.500 pohon di atas lahan seluas lima hektare. Beberapa jenis bibit pohon yang ditanam antara lain Genitri, Matoa, Kemiri, Kluwek, dan Klerek.
"Jenis pohon ini mudah tumbuh di areal hutan. Hasil buahnya juga memiliki nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Ini sekaligus sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat kelompok tani hutan," kata Rody Theo.
(zik)