Satu Keluarga Terserang DBD, Satu Orang Meninggal
A
A
A
SULAWESI UTARA - Satu keluarga di Desa Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Penyakit tersebut telah mengakibatkan satu orang di antaranya meninggal dunia. Korban adalah Devatra Mengko, anak berusia enam tahun.
Devatra meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Kandow Manado setelah terserang penyakit DBD, Selasa 14 Maret 2017.
Sebelumnya, korban dirawat di Puskesmas Rawat Inap Modayag. Korban dilarikan ke rumah Sakit Umum Kandow pada Senin 13 Maret 2017.
Nenek korban, Fatma Mamonto mengatakan, korban tidak dapat penanganan medis di puskesmas karena saat itu tidak ada dokter.
Menurut dia, pihak puskesmas menyarankan agar cucuknya dirujuk ke rumah sakit. Namun keluarga menolak karena tidak ada surat rujukan dari puskemas tersebut.
Dia menilai puskesmas terkesan membiarkan atau tidak memerhatikan kondisi kesehatan cucunya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Rawat Inap Modayag, Nurnaningsih Mamonto membantah pendapat yang menyatakan korban tidak mendapat perawatan maksimal.
Sekadar informasi, saat ini kakek korban juga sedang menjalani perawatan di Puskesmas Rawat Inap Modayag.
Penyakit tersebut telah mengakibatkan satu orang di antaranya meninggal dunia. Korban adalah Devatra Mengko, anak berusia enam tahun.
Devatra meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Kandow Manado setelah terserang penyakit DBD, Selasa 14 Maret 2017.
Sebelumnya, korban dirawat di Puskesmas Rawat Inap Modayag. Korban dilarikan ke rumah Sakit Umum Kandow pada Senin 13 Maret 2017.
Nenek korban, Fatma Mamonto mengatakan, korban tidak dapat penanganan medis di puskesmas karena saat itu tidak ada dokter.
Menurut dia, pihak puskesmas menyarankan agar cucuknya dirujuk ke rumah sakit. Namun keluarga menolak karena tidak ada surat rujukan dari puskemas tersebut.
Dia menilai puskesmas terkesan membiarkan atau tidak memerhatikan kondisi kesehatan cucunya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Rawat Inap Modayag, Nurnaningsih Mamonto membantah pendapat yang menyatakan korban tidak mendapat perawatan maksimal.
Sekadar informasi, saat ini kakek korban juga sedang menjalani perawatan di Puskesmas Rawat Inap Modayag.
(dam)