Penyelundupan Sabu pakai Peralatan Mandi ke LP Nusakambangan Digagalkan

Penyelundupan Sabu pakai Peralatan Mandi ke LP Nusakambangan Digagalkan
A
A
A
SEMARANG - Operasi gabungan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah, kembali menggagalkan upaya penyelundupan sabu ke Nusakambangan. Kali ini, paket sabu hendak masuk Lapas Narkotika melalui jasa pengiriman pos bermanifest peralatan mandi.
Sebanyak 20 gram sabu diselipkan dalam kardus di antara sabun mandi, deterjen dan kapstok. Di dalam kardus itu juga ditemukan 6 sim card yang hendak diselundupkan ke dalam.
Kepala BNNP Jawa Tengah, Brigjen Pol Tri Agus Prasetyo, mengatakan upaya penyelundupan ini dibongkar ketika pada Senin (13/3/2017) pihaknya melakukan pengecekan paket yang dikirim atas nama Hj Suryati Jalan Slamet Riyadi nomor 77 Surakarta. Pihak BNNP Jawa Tengah telah berkoordinasi dengan Kepala Kantor Pos Cilacap.
“Akan dikirim ke warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Nusakambangan bernama Alif Sofyan, di Blok A5/3,” ungkap Tri Agus di kantornya, Jalan Madukoro, Kota Semarang, Selasa (14/3/2017).
Pihak BNNP yang mengetahui di dalam paket itu berisi barang terlarang, kemudian membuntuti hingga ke lapas. Ini juga sudah dikoordinasikan dengan Lapas Narkotika Nusakambangan. Alif Sofyan yang menerima paket itu kemudian ditangkap.
Hasil pemeriksaan, Alif mengaku dipinjam namanya oleh napi lain bernama Pepri Suwelo Aji. Pepri kemudian ditangkap. Saat dicek di sel tempatnya ditahan, didapati sebuah smartphone.
“Setelah kami telusuri, alamat dan nama pengirim (Hj Supriyati) palsu. Kami masih telusuri (siapa yang mengirim),” lanjut Tri Agus.
Kini dua napi itu ditahan di Kantor BNNP Jawa Tengah. Mereka harus menjalani proses penyidikan baru, menambah panjang hukumannya di penjara. Mereka dijerat Pasal 112, 114 Undang-Undang nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Pada Kamis (9/3/2017) pukul 15.00 WIB, BNNP Jawa Tengah juga menangkap seorang kurir bernama Fatquronzi alias Glemboh di Jalan Raya Jepara Bangsri tepatnya Desa Srobyong Kecamatan Mlonggo, Jepara. Barang buktinya 12 paket sabu seberat 6 gram disembunyikan dalam helm. Pemasoknya bernama Ali Azhar kini dalam buruan petugas.
Tri Agus menyebut pengungkapan di Lapas Narkotika dan di Jepara itu masih satu sindikat Sutrisno alias Babe, napi Lapas Narkotika yang ditangkap anak buahnya bersama pihak lapas pada Sabtu (28/1/2017) dengan barang bukti 1 kg sabu.
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Nusakambangan, Agus Heryanto, menyebut Alif Sofyan adalah terpidana 5 tahun 6 bulan atas kasus perlindungan anak pindahan dari Rutan Solo. Sementara Pebri terpidana 8 tahun kasus narkotika ditangkap di Semarang, baru ditahan sejak Januari 2016 lalu.
“Kedua napi ini jelas akan dapat sanksi internal, register F (buku catatan pelanggaran). Hak-haknya di tahun pelanggaran (tidak diberikan). Kami juga melakukan penelusuran, mencari tahu dari mana ponsel tersebut. Apabila ada oknum internal jual belikan, sewa ponsel ke napi. Ancamannya pecat,” kata Agus Heryanto.
Saat berada di Kantor BNNP Jawa Tengah, terpidana Pepri mengaku ponsel miliknya tersebut merupakan tinggalan dari napi sebelumnya.
“Pengakuannya selalu seperti itu. Kami sudah upayakan pemasangan jammer (pengacak sinyal), sudah semakin lemah (sinyal seluler) di sana,” lanjut Agus.
Sementara itu, pihak BNNP Jawa Tengah juga merilis penangkapan seorang kurir sabu bernama Lutfhi Setiawan, warga Poncol Gg 14 nomor 83, Kelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur. Lutfie ditangkap Kamis (2/3/2017) pukul 12.00 WIB di depan SPBU Bina Griya Pekalongan dengan barang bukti 10 gram sabu, uang tunai Rp1,85 juta dan sepeda motor Honda Vario nomor polisi G 5034 CV.
Diketahui pada Selasa (7/3/2017) pukul 09.15 WIB di Pos Pengamanan Wijaya Pura Cilacap, petugas menggagalkan upaya penyelundupan 69 paket sabu melalui kapstok dan dua buah salib. Paket itu dibawa seorang pembesuk.
Sebanyak 20 gram sabu diselipkan dalam kardus di antara sabun mandi, deterjen dan kapstok. Di dalam kardus itu juga ditemukan 6 sim card yang hendak diselundupkan ke dalam.
Kepala BNNP Jawa Tengah, Brigjen Pol Tri Agus Prasetyo, mengatakan upaya penyelundupan ini dibongkar ketika pada Senin (13/3/2017) pihaknya melakukan pengecekan paket yang dikirim atas nama Hj Suryati Jalan Slamet Riyadi nomor 77 Surakarta. Pihak BNNP Jawa Tengah telah berkoordinasi dengan Kepala Kantor Pos Cilacap.
“Akan dikirim ke warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Nusakambangan bernama Alif Sofyan, di Blok A5/3,” ungkap Tri Agus di kantornya, Jalan Madukoro, Kota Semarang, Selasa (14/3/2017).
Pihak BNNP yang mengetahui di dalam paket itu berisi barang terlarang, kemudian membuntuti hingga ke lapas. Ini juga sudah dikoordinasikan dengan Lapas Narkotika Nusakambangan. Alif Sofyan yang menerima paket itu kemudian ditangkap.
Hasil pemeriksaan, Alif mengaku dipinjam namanya oleh napi lain bernama Pepri Suwelo Aji. Pepri kemudian ditangkap. Saat dicek di sel tempatnya ditahan, didapati sebuah smartphone.
“Setelah kami telusuri, alamat dan nama pengirim (Hj Supriyati) palsu. Kami masih telusuri (siapa yang mengirim),” lanjut Tri Agus.
Kini dua napi itu ditahan di Kantor BNNP Jawa Tengah. Mereka harus menjalani proses penyidikan baru, menambah panjang hukumannya di penjara. Mereka dijerat Pasal 112, 114 Undang-Undang nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Pada Kamis (9/3/2017) pukul 15.00 WIB, BNNP Jawa Tengah juga menangkap seorang kurir bernama Fatquronzi alias Glemboh di Jalan Raya Jepara Bangsri tepatnya Desa Srobyong Kecamatan Mlonggo, Jepara. Barang buktinya 12 paket sabu seberat 6 gram disembunyikan dalam helm. Pemasoknya bernama Ali Azhar kini dalam buruan petugas.
Tri Agus menyebut pengungkapan di Lapas Narkotika dan di Jepara itu masih satu sindikat Sutrisno alias Babe, napi Lapas Narkotika yang ditangkap anak buahnya bersama pihak lapas pada Sabtu (28/1/2017) dengan barang bukti 1 kg sabu.
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Nusakambangan, Agus Heryanto, menyebut Alif Sofyan adalah terpidana 5 tahun 6 bulan atas kasus perlindungan anak pindahan dari Rutan Solo. Sementara Pebri terpidana 8 tahun kasus narkotika ditangkap di Semarang, baru ditahan sejak Januari 2016 lalu.
“Kedua napi ini jelas akan dapat sanksi internal, register F (buku catatan pelanggaran). Hak-haknya di tahun pelanggaran (tidak diberikan). Kami juga melakukan penelusuran, mencari tahu dari mana ponsel tersebut. Apabila ada oknum internal jual belikan, sewa ponsel ke napi. Ancamannya pecat,” kata Agus Heryanto.
Saat berada di Kantor BNNP Jawa Tengah, terpidana Pepri mengaku ponsel miliknya tersebut merupakan tinggalan dari napi sebelumnya.
“Pengakuannya selalu seperti itu. Kami sudah upayakan pemasangan jammer (pengacak sinyal), sudah semakin lemah (sinyal seluler) di sana,” lanjut Agus.
Sementara itu, pihak BNNP Jawa Tengah juga merilis penangkapan seorang kurir sabu bernama Lutfhi Setiawan, warga Poncol Gg 14 nomor 83, Kelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur. Lutfie ditangkap Kamis (2/3/2017) pukul 12.00 WIB di depan SPBU Bina Griya Pekalongan dengan barang bukti 10 gram sabu, uang tunai Rp1,85 juta dan sepeda motor Honda Vario nomor polisi G 5034 CV.
Diketahui pada Selasa (7/3/2017) pukul 09.15 WIB di Pos Pengamanan Wijaya Pura Cilacap, petugas menggagalkan upaya penyelundupan 69 paket sabu melalui kapstok dan dua buah salib. Paket itu dibawa seorang pembesuk.
(sms)