Miris, Balita Ini Hidup dengan Kondisi Usus di Luar
A
A
A
PANGANDARAN - Nasib nahas dialami balita bernama M Aditia yang baru berusia 28 bulan. Pasalnya, anak kedua dari pasangan suami istri Lukman (33), dan Yopi (29), warga Dusun Binangun, RT 16/04 Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang hidup dengan kondisi usus di luar.
Yopi yang merupakan Ibu kandung M Aditia mengatakan, kondisi usus anaknya di luar setelah anaknya menjalani operasi ketiak usia memasuki 43 hari karena mengalami kelainan usus sejak lahir.
"Sejak lahir anak saya tidak bisa buang air besar dan buang air kecil sehingga perutnya kembung," kata Yopi.
Yopi menambahkan, berdasarkan petunjuk medis anaknya harus menjalani operasi usus di RSUD Kota Banjar sejak masih usia baru 43 hari.
"Kami sekeluarga sepakat untuk menjalani operasi, sejak itu anak kami lancar buang air kecil dan buang air besar melalui ususnya," tambah Yopi.
Namun dengan kondisi seperti itu, Yopi harus lebih ekstra hati-hati saat memandikan dan mengganti pakaian anaknya karena setiap habis buang air besar dan buang air kecil melalui usus harus ditutup dan ganti menggunakan plastik.
"Harusnya penutupan usus menggunakan plastik penutup usus khusus, namun lantaran harganya mahal, kami terpaksa menutupnya menggunakan plastik biasa yang beredar di pasaran dengan cara ditempel doublltip," papar Yopi.
Yopi berharap anaknya bisa normal seperti yang lain, untuk mengembalikan posisi usus kedalam harus kembali menjalani operasi, namun saat masih terkendala dengan biaya operasi yang harus menghabiskan uang puluhan juta.
Sementara salah satu kader Posyandu Mawar Dusun Binangun, Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang Sri mengatakan, kondisi perkembangan tubuh M Aditia sebelumnya tidak stabil sehingga dikategorikan pada balita gizi buruk.
"Berdasarkan data terakhir berat badan M Aditia 8,9 kilo gram dengan tinggi 80,0 centi meter," kata Sri.
Sri menambahkan dalam tiga bulan terakhir M Aditia masih dalam pemantauan tim medis dan mendapat penanganan interverensi berupa penambahan makanan tambahan (PMT) dari Kemenkes.
Sementara Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Cijulang Sahidin berjanji akan membantu mempermudah upaya pelaksanaan operasi melalui SKPD terkait.
"Kami akan koordinasi dengan Dinsos PMD dan Dinas Kesehatan agar penanganan untuk pelaksanaan oprasi segera bisa dilakukan dan dipermudah," pungkasnya.
Yopi yang merupakan Ibu kandung M Aditia mengatakan, kondisi usus anaknya di luar setelah anaknya menjalani operasi ketiak usia memasuki 43 hari karena mengalami kelainan usus sejak lahir.
"Sejak lahir anak saya tidak bisa buang air besar dan buang air kecil sehingga perutnya kembung," kata Yopi.
Yopi menambahkan, berdasarkan petunjuk medis anaknya harus menjalani operasi usus di RSUD Kota Banjar sejak masih usia baru 43 hari.
"Kami sekeluarga sepakat untuk menjalani operasi, sejak itu anak kami lancar buang air kecil dan buang air besar melalui ususnya," tambah Yopi.
Namun dengan kondisi seperti itu, Yopi harus lebih ekstra hati-hati saat memandikan dan mengganti pakaian anaknya karena setiap habis buang air besar dan buang air kecil melalui usus harus ditutup dan ganti menggunakan plastik.
"Harusnya penutupan usus menggunakan plastik penutup usus khusus, namun lantaran harganya mahal, kami terpaksa menutupnya menggunakan plastik biasa yang beredar di pasaran dengan cara ditempel doublltip," papar Yopi.
Yopi berharap anaknya bisa normal seperti yang lain, untuk mengembalikan posisi usus kedalam harus kembali menjalani operasi, namun saat masih terkendala dengan biaya operasi yang harus menghabiskan uang puluhan juta.
Sementara salah satu kader Posyandu Mawar Dusun Binangun, Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang Sri mengatakan, kondisi perkembangan tubuh M Aditia sebelumnya tidak stabil sehingga dikategorikan pada balita gizi buruk.
"Berdasarkan data terakhir berat badan M Aditia 8,9 kilo gram dengan tinggi 80,0 centi meter," kata Sri.
Sri menambahkan dalam tiga bulan terakhir M Aditia masih dalam pemantauan tim medis dan mendapat penanganan interverensi berupa penambahan makanan tambahan (PMT) dari Kemenkes.
Sementara Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Cijulang Sahidin berjanji akan membantu mempermudah upaya pelaksanaan operasi melalui SKPD terkait.
"Kami akan koordinasi dengan Dinsos PMD dan Dinas Kesehatan agar penanganan untuk pelaksanaan oprasi segera bisa dilakukan dan dipermudah," pungkasnya.
(nag)