Ini Nama Pendamping Tiga Korban Diksar Mapala UII Yogyakarta
A
A
A
YOGYAKARTA -
Sejauh ini, pihak kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta belum bersedia mengumbar nama-nama kepanitian yang mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Terlebih, siapa saja senior-senior yang mendampingi ketiga korban Diksar Mapala itu.
Ketua Panitia Diksar Mapala UII Yogyakarta, Wildan Nuzula, menjelaskan, ketiga almarhum berada dalam dua regu berberda. Almarhum Muhammad Fadli bersama berapa teman-temannya berada di regu satu.
"Setiap regu ada tiga orang pendamping, regu satu pendampingnya saudara Angga, kemudian saudara Wahyudi, dan saudara Tubagus," katanya di sekretariat Mapala Unisi Yogyakarta, Jum'at (27/1/2017).
Sementara, dua almarhum Syait Asyam dan Ilham Nur Fadli Liatia Adi berada dalam satu regu. Keduanya berada dalam regu lima, juga dengan tiga pendamping. "Pendampingnya saudara Tan, kemudian Diki Kurniawan, dan Hasrul Sandi," jelasnya.
Wildan mengaku perlakuan setiap kelompok berbeda-beda. Namun, sesuai aturan yang sudah disepakati tidak boleh membeda-bedakan. Artinya, pendamping sebagai seniornya tidak boleh melakukan tindakan semena-mena. "Perlakuan perkelompok sesuai SOP sama, cuma ketika dilapangan terjadi (kekerasan) berlebihan itu di luar SOP yang ada," katanya.
Sebagai informasi, salah satu almarhum Syait Asyam sempat membuat tulisan sebelum meninggal di RS Bethesda Yogyakarta. Tulisan itu menyebut nama Rudi, yang tak lain sebagai senionarnya. Dia ditengarai melakukan pemukulan terhadap Asyam.
Wildan mengakui ada panitia yang bernama Rudi. Namun, dia tidak bisa menyampaikan apakah melakukan pemukulan atau tidak, karena tidak mengetahui saat kejadian. "Ya, ada yang namanya Rudi," katanya.
Sejauh ini, pihak kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta belum bersedia mengumbar nama-nama kepanitian yang mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Terlebih, siapa saja senior-senior yang mendampingi ketiga korban Diksar Mapala itu.
Ketua Panitia Diksar Mapala UII Yogyakarta, Wildan Nuzula, menjelaskan, ketiga almarhum berada dalam dua regu berberda. Almarhum Muhammad Fadli bersama berapa teman-temannya berada di regu satu.
"Setiap regu ada tiga orang pendamping, regu satu pendampingnya saudara Angga, kemudian saudara Wahyudi, dan saudara Tubagus," katanya di sekretariat Mapala Unisi Yogyakarta, Jum'at (27/1/2017).
Sementara, dua almarhum Syait Asyam dan Ilham Nur Fadli Liatia Adi berada dalam satu regu. Keduanya berada dalam regu lima, juga dengan tiga pendamping. "Pendampingnya saudara Tan, kemudian Diki Kurniawan, dan Hasrul Sandi," jelasnya.
Wildan mengaku perlakuan setiap kelompok berbeda-beda. Namun, sesuai aturan yang sudah disepakati tidak boleh membeda-bedakan. Artinya, pendamping sebagai seniornya tidak boleh melakukan tindakan semena-mena. "Perlakuan perkelompok sesuai SOP sama, cuma ketika dilapangan terjadi (kekerasan) berlebihan itu di luar SOP yang ada," katanya.
Sebagai informasi, salah satu almarhum Syait Asyam sempat membuat tulisan sebelum meninggal di RS Bethesda Yogyakarta. Tulisan itu menyebut nama Rudi, yang tak lain sebagai senionarnya. Dia ditengarai melakukan pemukulan terhadap Asyam.
Wildan mengakui ada panitia yang bernama Rudi. Namun, dia tidak bisa menyampaikan apakah melakukan pemukulan atau tidak, karena tidak mengetahui saat kejadian. "Ya, ada yang namanya Rudi," katanya.
(pur)