Pasutri Jadi Budak Narkoba, Bayi Lima Bulan Positif Sabu
A
A
A
PALANGKA RAYA - Miris, bayi lima bulan terdiagnosa positif sabu. Bayi malang ini positif sabu melalui air susu ibu (ASI) tersangka kasus narkoba, R (22) warga Jalan Tjilik Riwut, Km 7 Kota Palangka Raya, Kalteng.
Hal ini ketahui saat saat tim Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palangka Raya menangkap Deni Hidayat (22) warga Jalan Tjilik Riwut Km 7, Palangka Raya pada Rabu (18/1/2017). Deni terpaksa digelandang anggota BNN karena kedapatan memiliki dua paket sabu.
"Informasi masyarakat, anggota berhasil membekuk pelaku. Setelah digeledah dan dilakukan tes urine ternyata pelaku dan istrinya positif mengkonsumsi sabu," ujar Kepala BNN Kalteng Kombes Pol Sumirat, Kamis(19/1/2017).
"Ironisnya anaknya yang baru lima bulan juga positif. Untuk bayi dan istri pelaku kita lakukan asesmen. Untuk Deni kita lakukan penahanan," sebutnya.
Ia mengatakan, kandungan narkotika di dalam ASI pada ibu menyusui dua kali lipat lebih bahaya dari pada sabu-sabu yang dikonsumsi secara langsung oleh ibunya.
"Ini sangat bahaya bagi kondisi bayinya. Maka dari itu kedepannya bayi lima bulan itu akan kita pantau," ujarnya.
Ditempat yang sama Deni mengaku sangat menyesal, karena telah mengkonsumsi sabu.
"Saya menyesal, ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi. Sebenarnya saya dan istri hanya coba-coba saja pakai sabu. Saya tidak tau lagi harus bagaimana," pungkasnya.
Hal ini ketahui saat saat tim Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palangka Raya menangkap Deni Hidayat (22) warga Jalan Tjilik Riwut Km 7, Palangka Raya pada Rabu (18/1/2017). Deni terpaksa digelandang anggota BNN karena kedapatan memiliki dua paket sabu.
"Informasi masyarakat, anggota berhasil membekuk pelaku. Setelah digeledah dan dilakukan tes urine ternyata pelaku dan istrinya positif mengkonsumsi sabu," ujar Kepala BNN Kalteng Kombes Pol Sumirat, Kamis(19/1/2017).
"Ironisnya anaknya yang baru lima bulan juga positif. Untuk bayi dan istri pelaku kita lakukan asesmen. Untuk Deni kita lakukan penahanan," sebutnya.
Ia mengatakan, kandungan narkotika di dalam ASI pada ibu menyusui dua kali lipat lebih bahaya dari pada sabu-sabu yang dikonsumsi secara langsung oleh ibunya.
"Ini sangat bahaya bagi kondisi bayinya. Maka dari itu kedepannya bayi lima bulan itu akan kita pantau," ujarnya.
Ditempat yang sama Deni mengaku sangat menyesal, karena telah mengkonsumsi sabu.
"Saya menyesal, ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi. Sebenarnya saya dan istri hanya coba-coba saja pakai sabu. Saya tidak tau lagi harus bagaimana," pungkasnya.
(nag)