Sumur Minyak di Sekayu Meledak Puluhan Pekerja Terluka Bakar
A
A
A
SEKAYU - Sumur minyak ilegal atau ilegal driling di Talang Saba Dusun III, Desa Tanjung Keputren, Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten Muba meledak, Rabu (11/1/2017). Akibatnya puluhan pekerja yang berada di lokasi kejadian mengalami luka bakar di sekujur tubuh.
Dari informasi yang dikumpulkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB dimana sebelum kejadian berlangsung puluhan pekerja sedang mengumpulkan minyak mentah yang keluar dari dalam sumur untuk dimasukkan ke sejumlah drum dan tedmon yang disediakan oleh pemilik sumur.
Saat beraktivitas itulah secara tiba-tiba terjadi ledakan yang diduga berasal dari mesin pompa di dekat sumur. Akibatnya api langsung menyambar minyak mentah yang sedang dukumpulkan puluhan pekerja. Mendapati hal tersebut para pekerja tidak dapat menyelamatkan diri lantaran api dengan cepat berkobar dan mengepung para pekerja.
"Sumur minyak itu menyembur hingga ketinggian 20 meter. Minyaknya memang banyak, jadi orang-orang disekitar dipanggil untuk mengumpulkan minyak. Sumur minyaknya mengeluarkan gas dan diduga ada percikan api di mesin sehingga terbakar," ujar masyarakat sekitar, Kurnaidi saat dibincangi, Rabu (11/1/2017).
Para korban terbakar, kata dia, sebagian dibawa ke tempat Puskesmas Pembantu Sialang Agung untuk diberikan pertolongan pertama.
"Korban mencapai puluhan orang, yang saya bawa saja ke RSUD Sekayu 12 orang itu karena mengalami luka bakar di atas 20%. Sedangkan yang menderita luka bakar di bawah 10% dipersilahkan untuk pulang. Selain itu ada juga korban yang dibawa ke Linggau," jelas dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, kobaran api di lokasi kejadian sangat besar, bahkan luas lahan yang terbakar sekitar 1 hektare.
Dimana lahan pengeboran minyak ilegal berada di perkebunan karet milik warga. "Asapnya dari rumah saya berjarak 20 km terlihat mengepul berwarna hitam. Karena kobaran api lebih dari 20 meter," terang dia.
Sementara, Kapolres Muba, AKBP Julihan Muntaha, mengatakan, bahwa sumur tersebut adalah ilegal dan milik warga pribadi.
"Ini sumur ilegal, masyarakat melakukan pengeboran secara sendiri. Sumur ini dahulu pernah kita tutup. Sekarang kita masih lakukan penyelidikan untuk mengetahui sumur ini milik siapa," tutur dia.
Dari informasi yang dikumpulkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB dimana sebelum kejadian berlangsung puluhan pekerja sedang mengumpulkan minyak mentah yang keluar dari dalam sumur untuk dimasukkan ke sejumlah drum dan tedmon yang disediakan oleh pemilik sumur.
Saat beraktivitas itulah secara tiba-tiba terjadi ledakan yang diduga berasal dari mesin pompa di dekat sumur. Akibatnya api langsung menyambar minyak mentah yang sedang dukumpulkan puluhan pekerja. Mendapati hal tersebut para pekerja tidak dapat menyelamatkan diri lantaran api dengan cepat berkobar dan mengepung para pekerja.
"Sumur minyak itu menyembur hingga ketinggian 20 meter. Minyaknya memang banyak, jadi orang-orang disekitar dipanggil untuk mengumpulkan minyak. Sumur minyaknya mengeluarkan gas dan diduga ada percikan api di mesin sehingga terbakar," ujar masyarakat sekitar, Kurnaidi saat dibincangi, Rabu (11/1/2017).
Para korban terbakar, kata dia, sebagian dibawa ke tempat Puskesmas Pembantu Sialang Agung untuk diberikan pertolongan pertama.
"Korban mencapai puluhan orang, yang saya bawa saja ke RSUD Sekayu 12 orang itu karena mengalami luka bakar di atas 20%. Sedangkan yang menderita luka bakar di bawah 10% dipersilahkan untuk pulang. Selain itu ada juga korban yang dibawa ke Linggau," jelas dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, kobaran api di lokasi kejadian sangat besar, bahkan luas lahan yang terbakar sekitar 1 hektare.
Dimana lahan pengeboran minyak ilegal berada di perkebunan karet milik warga. "Asapnya dari rumah saya berjarak 20 km terlihat mengepul berwarna hitam. Karena kobaran api lebih dari 20 meter," terang dia.
Sementara, Kapolres Muba, AKBP Julihan Muntaha, mengatakan, bahwa sumur tersebut adalah ilegal dan milik warga pribadi.
"Ini sumur ilegal, masyarakat melakukan pengeboran secara sendiri. Sumur ini dahulu pernah kita tutup. Sekarang kita masih lakukan penyelidikan untuk mengetahui sumur ini milik siapa," tutur dia.
(sms)