UI Simpan Naskah Kuno Radya Pusaka untuk Pelestarian

Minggu, 08 Januari 2017 - 00:02 WIB
UI Simpan Naskah Kuno...
UI Simpan Naskah Kuno Radya Pusaka untuk Pelestarian
A A A
DEPOK - Kepala Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia (UI) Fuad Gani menuturkan UI membeli naskah Bausastra Jawi-Welandi dari GPH Hadiwidjojo pada 1977. Saat itu GPH Hadiwidjojo merupakan Kepala Museum Radya Pustaka.

Naskah yang dibeli UI dari museum berjumlah 29 buah yang sekarang disimpan dalam ruangan khusus di Perpustakaan Pusat UI. Untuk masuk ke ruangan ini tidak boleh sembarangan karena memang tertutup untuk umum.

“Naskah Radya Pustaka yang ada di Perpustakaan UI dibeli pada 1977 dan saat ini disimpan dan dirawat dengan sangat baik di Ruang Naskah Perpustakaan. Naskah tersebut telah diinvestaris sebagai aset negara yang dimiliki dan dikelola oleh Perpustakaan UI,” kata Fuad, Sabtu (7/1/2017).

Pihaknya pun memiliki data akurat terkait pembelian buku ini. Pemkot Solo menuturkan ada 20 naskah yang disimpan UI dari Museum Radya Pustaka.

Padahal yang tersimpan jumlahnya lebih dari yang disebutkan. “Bukan 20 tapi 29 naskah. Kita ada datanya lengkap,” tegasnya.

Dirinya mengaku tidak tahu pasti alasan pihak museum menjual pada UI saat itu. Namun diyakini, pihak Museum meyakini Perpustakaan UI mampu mengkonservasi naskah dan manuskrip.

Mengingat di UI memiliki program studi Sastra Jawa yang bernaung di bawah Fakultas Sastra yang kini berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya (FIB).

“Kita disini hanya melestarikan saja. Setelah 40 tahun tersimpan di UI naskah-naskah itu masih dalam kondisi bagus,” katanya.

Naskah kuno yang ditulis oleh Winter Wilkens itu pun nantinya bisa diakses secara online. Namun saat ini prosesnya masih bertahap. Pihaknya sudah melakukan digitalisasi terhadap buku-buku dan naskah serta semua koleksi yang dimiliki.

“Kita sudah lakukan digitalisasi. Bentuknya dalam mikro film dan sedang dalam proses upload. Dengan demikian para civitas akademika UI dapat membaca isi naskah kuno tersebut hingga generasi seterusnya,” timpalnya.

Pihaknya mengaku bersedia saja mengembalikan naskah kuno itu pada pihak Kesultanan Surakarta asalkan dilakukan secara prosedural. Namun pihaknya juga harus meminta izin dari pimpinan UI terlebih dulu.

“Ini kan sudah jadi aset Negara jadi prosesnya harus sesuai. Tentunya kami tidak keberatan (mengembalikan) kalau aturan mengharuskan seperti itu,” katanya.

Naskah Bausastra Jawi-Welandi itu terdiri dari 29 buah dengan ketebalan berbeda-beda. Isinya adalah kamus bahasa Belanda-Jawa yang dituliskan dengan tangan. Jika ditotal jumlah halaman mencapai 4.531 dengan 36 baris/halaman yang ditulis diatas Kertas Eropa.

Staf Perpustakaan UI, Aswinna menuturkan, perlu perawatan khusus untuk menyimpan naskah kuno tersebut. Mulai dari sinar yang tidak boleh terlalu terang, cuaca yang tidak boleh panas hingga harus steril dari debu. “Tidak bisa diakses sembarangan. Untuk membukanya juga perlu perlakuan khusus agar tetap bagus,” katanya.

Di ruang khusus itu selain menyimpan naskah Bausastra juga disimpan naskah kuno lainnya. Bahkan tersimpan pula Kitab Perjanjian Lama yang usianya ratusan tahun.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1090 seconds (0.1#10.140)