Menyedihkan, Setahun Puluhan Guru Daerah Terpencil Tak Terima Tunjangan
A
A
A
SAROLANGUN - 40 guru yang bertugas di daerah terpencil di Kabupaten Sarolangun, Jambi mengeluh. Pasalnya, sepanjang 2016 sejak Januari hingga Desember ini, tunjangan guru terpencil yang biasa mereka dapatkan, tak kunjung diberikan.
Hal ini diakui oleh Ketua Forum Guru Terpencil Sarolangun, Arios. "Pada 2014 dan 2015 lalu kami mendapatkan tunjangan guru terpencil, ada 40 orang kami yang mendapatkannya. Tapi sejak Januari dan kini telah akhir 2016 tunjangan tersebut tak kunjung diberikan," kelu Arios.
Arios mengatakan, tunjangan guru terpencil sebesar gaji pokok yang mereka biasa dapatkan sangat membantu. Apa lagi mereka yang bertugas jauh dari pusat kota bianya sangat besar.
"Di daaerah terpencil ini biaya hidup mahal. Seperti bahan pangan harganya mahal dan baiya transportasi juga besar," sebutnya.
Dia mengaku terkait tak kunjung diberikan tunjangan guru terpencil mereka para guru telah berusaha menghubungi pihak terkait. Bahkan kepada DPR RI juga sudah mereka surati.
"Tadi kami memasukkan laporan ke ombusman, dan tadi juga rencana mau ketemu gubernur, tapi belum bisa," jelasnya.
Aris mengaku, belum tahu pasti apa persoalan yang membuat tunjangan guru terpencil tersebut tak mereka terima sejak Januari lalu. Apakah nama mereka yang mendapatkan ada diajukan atau tidak oleh pihak terkait.
"Yang membuat SK guru terpencil yang mendapat tunjangan itu dari pusat. Tapi yang mengajukan nama-nama guru terpencil itu dari daerah," ungkapnya.
"Jadi kita tidak tahu apakah 2016 ada diajukan atau tidak. Seharusnya kami yang bertugas didaerah terpencil diperhatikan, apalagi kami yang bukan guru sertifikasi ini," sebutnya.
Sementara itu Kabid Dikdas Sarolangun H Harun engan berkomentar terkait persoalan guru terpencil. Dia hanya mengatakan, bahwa program tunjangan guru terpencil itu merupakan program pusat.
"Itu program pusat, saya tidak bisa ngomong mengenai hal ini nanti. Silakan hubungi langsung ke kadis atau bagian yang mengurusnya," pungkasnya.
Hal ini diakui oleh Ketua Forum Guru Terpencil Sarolangun, Arios. "Pada 2014 dan 2015 lalu kami mendapatkan tunjangan guru terpencil, ada 40 orang kami yang mendapatkannya. Tapi sejak Januari dan kini telah akhir 2016 tunjangan tersebut tak kunjung diberikan," kelu Arios.
Arios mengatakan, tunjangan guru terpencil sebesar gaji pokok yang mereka biasa dapatkan sangat membantu. Apa lagi mereka yang bertugas jauh dari pusat kota bianya sangat besar.
"Di daaerah terpencil ini biaya hidup mahal. Seperti bahan pangan harganya mahal dan baiya transportasi juga besar," sebutnya.
Dia mengaku terkait tak kunjung diberikan tunjangan guru terpencil mereka para guru telah berusaha menghubungi pihak terkait. Bahkan kepada DPR RI juga sudah mereka surati.
"Tadi kami memasukkan laporan ke ombusman, dan tadi juga rencana mau ketemu gubernur, tapi belum bisa," jelasnya.
Aris mengaku, belum tahu pasti apa persoalan yang membuat tunjangan guru terpencil tersebut tak mereka terima sejak Januari lalu. Apakah nama mereka yang mendapatkan ada diajukan atau tidak oleh pihak terkait.
"Yang membuat SK guru terpencil yang mendapat tunjangan itu dari pusat. Tapi yang mengajukan nama-nama guru terpencil itu dari daerah," ungkapnya.
"Jadi kita tidak tahu apakah 2016 ada diajukan atau tidak. Seharusnya kami yang bertugas didaerah terpencil diperhatikan, apalagi kami yang bukan guru sertifikasi ini," sebutnya.
Sementara itu Kabid Dikdas Sarolangun H Harun engan berkomentar terkait persoalan guru terpencil. Dia hanya mengatakan, bahwa program tunjangan guru terpencil itu merupakan program pusat.
"Itu program pusat, saya tidak bisa ngomong mengenai hal ini nanti. Silakan hubungi langsung ke kadis atau bagian yang mengurusnya," pungkasnya.
(nag)