Dua Kelompok Nelayan Terlibat Konflik, Kapal dan Gudang Dibakar
A
A
A
BENGKALIS - Konflik antara dua kelompok nelayan di Kabupaten Bengkalis, Riau kembali memanas. Warga melakukan aksi pembakaran kapal penjaring ikan.
"Saat ini kita tengah melakukan mediasi untuk menengahi permasalah antara nelayan itu," ucap Kapolres Bengkalis AKBP Hadi Wicaksono, Rabu (29/12/2016).
Informasi yang dihimpun, sore tadi ratusan warga Desa Muntai mendatangi sebuah rumah di Desa Bantan Air, Kecamatan Bantan yang lokasi tidak begitu jauh.
Melihat ada warga 'asing' yang gelagatnya mencurigakan, pemilik rumah melarikan diri.
Kemudian ratusan Desa Muntan yang dilengkapi senjata tajam membakar dua kapal penjaring ikan milik warga Bantan Air. Tidak hanya itu, warga juga membakar gudang mesin milik warga.
Saat kejadian, pihak kepolisian berusaha menghalau, namun karena kalah jumlah, pihak kepolisian lebih memilih mundur.
Konflik ini salah satunya dipicu karena pada hari sebelumnya seorang warga Desa Muntai ditabrak oleh warga Desa Bantan. Pelaku tabrak lari dikabarkan hingga kini belum tertangkap.
Warga Desa Muntan dan Bantan Air mayoritas profesinya sebagai nelayan. Namun belakangan sering terjadi konflik tapal batas pencarian ikan.
Pada 7 Desember 2016 nelayan Muntai mengamankan kapal jaring batu milik desa tetangganya. Warga yang marah kemudian membakar kapal tersebut.
"Saat ini kita tengah melakukan mediasi untuk menengahi permasalah antara nelayan itu," ucap Kapolres Bengkalis AKBP Hadi Wicaksono, Rabu (29/12/2016).
Informasi yang dihimpun, sore tadi ratusan warga Desa Muntai mendatangi sebuah rumah di Desa Bantan Air, Kecamatan Bantan yang lokasi tidak begitu jauh.
Melihat ada warga 'asing' yang gelagatnya mencurigakan, pemilik rumah melarikan diri.
Kemudian ratusan Desa Muntan yang dilengkapi senjata tajam membakar dua kapal penjaring ikan milik warga Bantan Air. Tidak hanya itu, warga juga membakar gudang mesin milik warga.
Saat kejadian, pihak kepolisian berusaha menghalau, namun karena kalah jumlah, pihak kepolisian lebih memilih mundur.
Konflik ini salah satunya dipicu karena pada hari sebelumnya seorang warga Desa Muntai ditabrak oleh warga Desa Bantan. Pelaku tabrak lari dikabarkan hingga kini belum tertangkap.
Warga Desa Muntan dan Bantan Air mayoritas profesinya sebagai nelayan. Namun belakangan sering terjadi konflik tapal batas pencarian ikan.
Pada 7 Desember 2016 nelayan Muntai mengamankan kapal jaring batu milik desa tetangganya. Warga yang marah kemudian membakar kapal tersebut.
(nag)