Sakit Tak Kunjung Sembuh, Ardiansyah Terjun dari Jembatan Ampera
A
A
A
PALEMBANG - Jembatan Ampera yang merupakan ikon Kota Palembang sepertinya masih menjadi tempat favorit untuk bunuh diri. Kali ini, aksi nekat terjun bebas dari atas jembatan Ampera itu dilakukan Ardiansyah (28), warga Komplek Kenten Indah Blok B 20 RT 21/03 Kecamatan Sako, Palembang, Minggu (30/10/2016) siang.
Informasi yang dihimpun, aksi nekat itu terjadi saat korban bersama Ujang Sani (68), ayahnya, hendak pulang dengan menggunakan sepeda motor usai berobat.
Ketika melintas di atas jembatan Ampera, korban pun meminta izin kepada ayahnya untuk berhenti sejenak dengan alasan ada keperluan.
Setelah kendaraan tersebut berhenti, rupanya korban langsung berlari ke pagar pembatas jembatan. Seraya melepaskan helm yang dikenakannya, korban pun menaiki pagar jembatan dan langsung terjun bebas.
"Kami baru pulang dari berobat. Anak saya meminta berhenti. Awalnya saya tidak curiga, namun saat saya lengah, dia langsung terjun," kata Ujang, ditemui di lokasi kejadian.
Ujang menduga, kenekatan anaknya itu dipicu lantaran depresi karena penyakitnya tak kunjung sembuh.
"Dia sudah lama sakit. Kemarin juga sempat berobat di Bandung. Saya tidak menyangka dia nekat seperti itu," ujarnya.
Menurut Ujang, saat kejadian itu, korban memakai kaos oblong hijau dibalut jaket warna merah lengan putih, celana panjang kain dasar warna kuning.
"Dia juga memakai jam tangan sebelah kanan dan gelang di tangan sebelah kirinya. Tingginya kira-kira 170 cm," terangnya.
Sementara itu, tim Identifikasi bersama petugas piket Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu langsung melakukan penyisiran di kawasan sungai Musi.
Hanya saja, hingga saat ini korban belum juga ditemukan. Diduga, korban sudah terseret arus sungai.
Informasi yang dihimpun, aksi nekat itu terjadi saat korban bersama Ujang Sani (68), ayahnya, hendak pulang dengan menggunakan sepeda motor usai berobat.
Ketika melintas di atas jembatan Ampera, korban pun meminta izin kepada ayahnya untuk berhenti sejenak dengan alasan ada keperluan.
Setelah kendaraan tersebut berhenti, rupanya korban langsung berlari ke pagar pembatas jembatan. Seraya melepaskan helm yang dikenakannya, korban pun menaiki pagar jembatan dan langsung terjun bebas.
"Kami baru pulang dari berobat. Anak saya meminta berhenti. Awalnya saya tidak curiga, namun saat saya lengah, dia langsung terjun," kata Ujang, ditemui di lokasi kejadian.
Ujang menduga, kenekatan anaknya itu dipicu lantaran depresi karena penyakitnya tak kunjung sembuh.
"Dia sudah lama sakit. Kemarin juga sempat berobat di Bandung. Saya tidak menyangka dia nekat seperti itu," ujarnya.
Menurut Ujang, saat kejadian itu, korban memakai kaos oblong hijau dibalut jaket warna merah lengan putih, celana panjang kain dasar warna kuning.
"Dia juga memakai jam tangan sebelah kanan dan gelang di tangan sebelah kirinya. Tingginya kira-kira 170 cm," terangnya.
Sementara itu, tim Identifikasi bersama petugas piket Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu langsung melakukan penyisiran di kawasan sungai Musi.
Hanya saja, hingga saat ini korban belum juga ditemukan. Diduga, korban sudah terseret arus sungai.
(nag)