Puluhan Bom Air Dijatuhkan Padamkan Kebakaran 50 Ha Lahan di Meranti
A
A
A
MERANTI - Satgas Udara Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mengerahkan dua helikopter di lokasi kebakaran lahan dan hutan di Kepulauan Meranti, Riau. Dua helikopter yang dikerahkan adalah Sikorsky yang mampu membawa air sebanyak 4 ton dan Helikopter MI-8 yang kapasitas pengangkut airnya lebih sedikit dari Sikorsky.
Dua helikopter tersebut difokuskan melakukan water bombing (bom air) di dua wilayah yakni di Desa Telesung dan Desa Tanjung Kedabu, Kecamatan Rangsang.
"Pemadaman dari udara kita maksimalkan. Helikopter mengambil air dari laut," kata staf Satgas Udara Penanggulangan Kebakaran Hutan Riau, Ferry Duantoro Jumat (14/10/2016).
Helikopter Sikorsky hari ini sudah menjatuhkan sebanyak 39 kali. Sementara MI-8 sudah menjatuhkan air sebanyak 14 kali."Hingga saat ini kebakaran yang melahap area 50 hektare di Meranti belum teratasi," tukasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti Edy Afriza menjelaskan, tim satgas darat kesulitan menjinakkan si jago merah karena medan yang sulit. Kebakaran di Kepulauan Meranti sudah berlansung sejak 11 Oktober 2016.
"Di Meranti saat ini terjadi kemarau. Lahan gambut disini mudah terbakar. Angin kencang menyebabkan api mudah menjalar," kata Edy.
Dua helikopter tersebut difokuskan melakukan water bombing (bom air) di dua wilayah yakni di Desa Telesung dan Desa Tanjung Kedabu, Kecamatan Rangsang.
"Pemadaman dari udara kita maksimalkan. Helikopter mengambil air dari laut," kata staf Satgas Udara Penanggulangan Kebakaran Hutan Riau, Ferry Duantoro Jumat (14/10/2016).
Helikopter Sikorsky hari ini sudah menjatuhkan sebanyak 39 kali. Sementara MI-8 sudah menjatuhkan air sebanyak 14 kali."Hingga saat ini kebakaran yang melahap area 50 hektare di Meranti belum teratasi," tukasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti Edy Afriza menjelaskan, tim satgas darat kesulitan menjinakkan si jago merah karena medan yang sulit. Kebakaran di Kepulauan Meranti sudah berlansung sejak 11 Oktober 2016.
"Di Meranti saat ini terjadi kemarau. Lahan gambut disini mudah terbakar. Angin kencang menyebabkan api mudah menjalar," kata Edy.
(sms)