Derita Balita di Tengah Bencana

Jum'at, 30 September 2016 - 16:27 WIB
Derita Balita di Tengah Bencana
Derita Balita di Tengah Bencana
A A A
HARI kedua tim IZI berada di Garut dan melihat semakin banyak lokasi bencana akibat banjir bandang. Hal ini membuat hati kami makin teraduk-aduk. Apalagi melihat anak-anak kecil di gendongan ibunya serta bermain di antara puing-puing rumah yang hancur akibat banjir.

Ketika kami datang ke sejumlah titik bencana dan tempat pengungsian, memang sebagian besar kosong. Pengungsi dan korban bencana ada acara bersama Presiden Joko Widodo yang datang menengok para korban dan mengunjungi sejumlah titik bencana yang mulai mengering. Warga yang terkena musibah dikerahkan ke satu lokasi untuk bertemu Presiden dan menerima bantuan.

Jadilah kami menyusuri titik-titik musibah tanpa keramaian warga yang biasanya berkumpul secara berkelompok sambil mengerjakan sesuatu di sekitar rumah atau tempat tinggal mereka. Di sejumlah titik pengungsian, yang tersisa adalah mereka yang sakit serta ibu hamil dan menyusui.

Setelah berkoordinasi dengan sejumlah posko dan relawan, akhirnya kami disarankan datang dan mengunjungi posko sementara yang dibuat penduduk bantaran Sungai Cimanuk, persis hanya berjarak sekitar dua meter lebih sedikit dari tanggul sungai. Ya, bila kami hitung dari tempat kami berdiri di sisi tanggul Sungai Cimanuk yang airnya masih kecoklatan dan mengalir deras, paling sekitar tujuh atau delapan langkah saja.

Ini bukan posko sebenarnya. Tempat ini hanya bertutup terpal tipis sederhana dengan ujung-ujungnya yang hanya diikat asal-asalan menggunakan tali rafia di bebatuan serta puing yang ada.

Di tempat yang sebelumnya berdiri dua rumah itu, kami menjumpai ibu-ibu berkumpul dengan sejumlah anak mereka. Setelah ngobrol sejenak dengan mereka, kami tahu kebutuhan anak-anak balita mereka belum tercukupi.

Setelah kami menanyakan adakah ibu-ibu serta anak balita lainnya di lokasi ini, mereka langsung berteriak memanggil ibu-ibu lainnya serta sejumlah tetangga bersama-sama mendata siapa saja yang punya anak balita. Setelah kami tunggu hingga 20 menit kurang, terkumpulah 20 nama ibu beserta nama anak balitanya.

Sejak berangkat dari Jakarta, tim IZI kebetulan mendapat titipan dari Aksamala Foundation. Sebuah lembaga berbasis sosial yang banyak melakukan riset dan kajian, khususnya meneliti kondisi gizi dan kesehatan balita. Paslah. Akhirnya bantuan ini kami serahkan ke mereka untuk dikelola.

Ibu-ibu dan balitanya ini tepatnya kami jumpai di Kampung Sindang Wargi. Mereka ada di RT01 RW11 Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota. Air bah yang menerjang bukan sekadar membuat mereka panik dan lari tunggang langgang. Banjir juga meratakan rumah-rumah mereka bahkan hingga tinggal menyisakan pondasi dan besi-besi bekas beton yang melintang tak beraturan.

Menjelang adzan Dzuhur, kami berpamitan dan meninggalkan kampung ini untuk menyisir daerah lain yang barangkali masih memerlukan bantuan. Kami sadar, sejatinya bukan mereka yang harus meminta bantuan dan pertolongan. Kamilah yang harus bergerak aktif membantu, menemukan, serta memastikan terpenuhinya kebutuhan warga yang terkena musibah.

Kami juga menyadari, memuliakan mereka yang sedang dirundung kesusahan dan bencana, hakikatnya akan juga berdampak pada kebaikan yang akan kembali kita dapatkan dalam bentuk yang bahklan tidak kita duga. Memudahkan saudaramu, dimudahkan urusanmu, ini yang selalu kami ingat dan tanamkan di hati setiap orang dan relawan IZI. Makanya kami bersusah-susah menemukan kebutuhan-kebutuhan warga yang belum mereka dapatkan.

Alhamdulillah bantuan yang kami bawakan membuat senang mereka. Dengan wajah berseri, mereka bilang ’Hatur nuhun bapak-bapak tos ngabanto. Mugi jadi pahala kanggo ka sadaya nu tos ngabantos abdi sareng ibu-ibu di tempat ieu’ (Terima kasih bapak-bapak yang sudah membantu. Semoga jadi pahala buat semuanya yang telah membantu saya dan ibu-ibu di tempat ini).

Nana Sudiana
Direktur Kemitraan IZI
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6529 seconds (0.1#10.140)