Warga Surabaya Peringati Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato
A
A
A
SURABAYA - Perobekan bendera Belanda di hotel Yamato merupakan salah satu kisah heroik dalam revolusi Indonesia. Insiden perobekan bendera itu dilakukan oleh Arek-arek Suroboyo pada 19 September 1945.
Untuk mengenang peristiwa itu, ratusan warga Surabaya dan Wali Kota Tri Rismaharini, bersama veteran kembali merekontruksi peristiwa bersejarah itu.
Dengan pementasan teater, pertempuran dan perobekan bendera Belanda ini digambarkan secara detail, mulai dari upacara, konvoi kendaraan, pertempuran, dan perobekan bendera.
Selain dari kalangan seniman, aksi teaterikal ini juga diperankan oleh puluhan pegawai Pemkot Surabaya dan kalangan veteran.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang hadir dalam acara ini sempat membacakan pidato kebangsaan dengan semangat berapi-api. Drama kolosal perobekan bendera Belanda ini dibuat semirip mungkin dengan peristiwa sebenarnya 71 tahun silam.
Di ceritakan, warga Surabaya marah besar setelah Belanda mengibarkan bendera tiga warna di atas hotel Yamato. Akibatnya, terjadilah pertempuran di Jalan Tunjungan Surabaya dan peristiwa perobekan bendera Belanda.
Melalui kegiatan ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap, generasi penerus bangsa tidak melupakan jasa para pahlawan dan bisa menjadi teladan di hari depan.
Sementara bagi para veteran, peringatan perobekan bendera Belanda ini merupakan peristiwa bersejarah bagi warga Surabaya dan Indonesia. Mereka berharap, peringatan peristiwa bersejarah ini dapat dilanjutkan pada tahun-tahun depan.
Selain merekonstruksi insiden perobekan bendera Belanda di hotel Yamato, pemerintah kota juga akan terus menggali titik-titik sejarah di Kota Pahlawan Surabaya.
Untuk mengenang peristiwa itu, ratusan warga Surabaya dan Wali Kota Tri Rismaharini, bersama veteran kembali merekontruksi peristiwa bersejarah itu.
Dengan pementasan teater, pertempuran dan perobekan bendera Belanda ini digambarkan secara detail, mulai dari upacara, konvoi kendaraan, pertempuran, dan perobekan bendera.
Selain dari kalangan seniman, aksi teaterikal ini juga diperankan oleh puluhan pegawai Pemkot Surabaya dan kalangan veteran.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang hadir dalam acara ini sempat membacakan pidato kebangsaan dengan semangat berapi-api. Drama kolosal perobekan bendera Belanda ini dibuat semirip mungkin dengan peristiwa sebenarnya 71 tahun silam.
Di ceritakan, warga Surabaya marah besar setelah Belanda mengibarkan bendera tiga warna di atas hotel Yamato. Akibatnya, terjadilah pertempuran di Jalan Tunjungan Surabaya dan peristiwa perobekan bendera Belanda.
Melalui kegiatan ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap, generasi penerus bangsa tidak melupakan jasa para pahlawan dan bisa menjadi teladan di hari depan.
Sementara bagi para veteran, peringatan perobekan bendera Belanda ini merupakan peristiwa bersejarah bagi warga Surabaya dan Indonesia. Mereka berharap, peringatan peristiwa bersejarah ini dapat dilanjutkan pada tahun-tahun depan.
Selain merekonstruksi insiden perobekan bendera Belanda di hotel Yamato, pemerintah kota juga akan terus menggali titik-titik sejarah di Kota Pahlawan Surabaya.
(san)