Bayu Korban Pembunuhan Ternyata Atlet Futsal SMAN 4 Lubuklinggau

Selasa, 13 September 2016 - 15:55 WIB
Bayu Korban Pembunuhan...
Bayu Korban Pembunuhan Ternyata Atlet Futsal SMAN 4 Lubuklinggau
A A A
LUBUKLINGGAU - Kasus pengeroyokan yang menewaskan Bayu Sakti Prananda, siswa SMAN 4 Lubuklinggau, masih menyisahkan misteri. Sebab hingga kini belum satupun pelaku bisa diketahui identitasnya.

Sebagai tahap awal, terdapat dua barang bukti yang dapat menjadi petunjuk bagi kepolisian. Dua barang bukti milik pelaku tersebut berupa dua sarung pisau yang digunakan ketiga pelaku menghabisi nyawa Bayu Sakti Prananda.

Bayu Sakti Prananda yang merupakan atlet futsal SMAN 4 Lubuklinggau tewas mengenaskan dengan lima luka tusukan di bagian tangan kiri, dada kiri, dan bagian paha kiri.

Kematian Bayu tidak hanya menyisahkan kesedihan mendalam bagi keluarganya, hal itu juga dirasakan keluarga besar SMAN 4 Lubuklinggau.

Pihak sekolah mendesak kepolisian resort Lubuklinggau segera mengungkap pelaku pembunuhan, karena hal tersebut merupakan preseden buruk bagi sekolahan.

Kepala SMAN 4 Lubuklinggau Erwin Susanto menerangkan, kejadian yang dialami oleh anak didiknya tersebut bermula saat Bayu Sakti menolong dua keponakannya yang berkelahi dengan orang tidak dikenal yang membawa senjata tajam jenis pisau.

"Anak kami ini ketiban sial saja, karena dia tidak tahu apa-apa dan tidak ikut cekcok. Dia saat itu sedang nongkrong di cuci steam, di depan kantor pos, tiba-tiba datang tiga orang membawa lading dan berkelahi dengan ponakanya. Nah Bayu membantu keponakannya," terang Erwin, kepada wartawan, Selasa (13/9/2016).

Namun saat terjadi perkelahian, kedua ponakannya lari meninggalkan korban sendirian. Sontak korban menjadi target utama pelaku.

"Yang serempetan itu ponakannya Bayu, nah mereka saling tantang. Sekitar lima menit, pelaku datang lagi membawa lading. Saat berkelahi Bayu mau nolong, tapi dua ponakannya itu malah lari, sehingga Bayu sendirian menghadapi tiga pelaku. Akhirnya dia terkena lima bacokan dan meninggal di tempat," terang Erwin.

Erwin mendesak, pihak polisi segera mengungkap tuntas dan menangkap tiga pelaku pembunuh Bayu Sakti, agar pelaku dapat diberikan hukuman setimpal.

"Informasinya, pihak polisi sudah mengambil video CCTV Hakmaz Taba, dan 999 Cell. Mudah-mudahan dapat segera diketahui pelakunya, karena diduga pelaku ini bukan orang jauh dari tempat kejadian perkara," jelasnya.

Sebab, lanjut Erwin, jarak waktu antara cekcok setelah serempetan dengan datangnya kembali pelaku membawa lading hanya sekitar lima menit. Dengan demikian, artinya tempat tinggalnya tidak jauh dari lokasi kejadian.

Rizki salah satu rekan satu kelas Bayu mengaku tidak menyangka hari Jumat 9 September 2016 merupakan pertemuan terakhirnya dengan sahabatnya tersebut. Di hari Jumat itu, Bayu lebih banyak diam dan mendengarkan musik menggunakan headset/aerphone.

"Orangnya baik, suka main-main. Tapi hari terakhir ketemu dia banyak diam, banyak dengar lagu pakai headset," ujarnya.

Diterangkanya, di hari kejadian dia sempat melihat kerumunan di depan Hakmaz Taba. Namun tidak menyangka kalau yang dikeroyok adalah temannya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lubuklinggau AKP Ali Rojikin saat dikonfirmasi menyatakan hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Masih dalam penyelelidikan. Semua proses kami lakukan untuk mengungkap kasus ini," tegasnya.

Dia juga menerangkan pihaknya telah meminta keterangan terhadap lima saksi yang dipanggil ke Mapolres Lubuklinggau, termasuk pemeriksaan CCTV.

Baca juga:
Siswa SMAN 4 Lubuklinggau Tewas dengan Lima Luka Tusuk
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)