Anak Sekjen LIRA Tewas Diduga Jadi Korban Tabrak Lari
A
A
A
YOGYAKARTA - Seorang remaja bernama Septian Iqbal Dinaka Rofiki (16), warga Bintaran, Wirogunan Mergangsan, ditemukan kritis di daerah Miliran Umbulharjo, pada Selasa 30 Agustus 2016. Remaja tersebut akhirnya meninggal.
Iqbal meninggal pada 31 Agustus 2016, setelah sempat dirawat karena luka di kepala bagian belakang. Jenazah Iqbal kemudian dimakamkan oleh keluarga, di Komplek Pemakaman Sasanalaya tanpa menunggu proses autopsi.
“Kita tetap pada proses pemakaman. Polisi sudah datang ke rumah, tetapi kita memilih agar prosesi pemakaman tetap berjalan seperti rencana,” tandas Ahmad Hadary, bapak dari Septian Iqbal Dinaka Rofiki, Kamis (1/9/2016).
Ahmad yang juga dikenal sebagai Sekjen DPP Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) menyebut, hingga kemarin pihaknya masih belum membuat laporan ke polisi terkait dengan peristiwa yang dialami anaknya.
Hanya saja, sebelum prosesi pemakaman, sudah ada perwakilan dari pihak kepolisian yang datang ke rumah duka, di Bintaran Kulon. Saat kejadian, Iqbal bepergian dari rumah. Namun tidak diketahui kemana Iqbal pergi.
Beberapa jam setelah kepergiannya tersebut, sang anak ditemukan dalam kondisi kritis, di Jalan Miliran dengan luka seperti bekas pukulan benda tumpul di kepala bagian belakang.
Selanjutnya, Iqbal dibawa ke RS Hidayatullah. Namun setelah sempat mendapatkan perawatan medis selama sehari, nasib berkata lain. Iqbal akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
“Kita serahkan sepenuhnya semuanya agar ditangani polisi. Katanya ada rekaman CCTV, tetapi kita juga tidak tahu. Mungkin polisi yang akan mengambil dan mempelajarinya,” tandas Ahmad.
Ditemui terpisah, salah satu kerabat korban, Billy menyebut, sudah melihat sebuah rekaman kamera pengintai yang ada di lokasi kejadian. Di dalam rekaman itu terlihat Iqbal berlari dari arah selatan utara.
“Berlari ke arah utara seperti meminta pertolongan kemudian ambruk,” jelas Billy.
Disinggung mengenai rekaman kejadian sebelum korban terlihat berlari, hal tersebut tidak terlihat. Iqbal terlihat berlari sekira pukul 05.00 Wib, dan sekira 10 menit kemudian polisi sudah berada di lokasi melakukan pertolongan.
Sementara itu, Kapolresta Yogyakarta Kombes Polisi Tommy Wibisono menyebut, pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut. Petugas masih melakukan pemeriksaan di lokasi, termasuk mempelajari rekaman CCTV.
”Masih dikumpulkan semua data yang ada dari lokasi kejadian. Dugaan awal sementara ini adalah korban tabrak lari. Namun pastinya nanti setelah penyelidikan dilakukan oleh anggota,” pungkasnya.
Iqbal meninggal pada 31 Agustus 2016, setelah sempat dirawat karena luka di kepala bagian belakang. Jenazah Iqbal kemudian dimakamkan oleh keluarga, di Komplek Pemakaman Sasanalaya tanpa menunggu proses autopsi.
“Kita tetap pada proses pemakaman. Polisi sudah datang ke rumah, tetapi kita memilih agar prosesi pemakaman tetap berjalan seperti rencana,” tandas Ahmad Hadary, bapak dari Septian Iqbal Dinaka Rofiki, Kamis (1/9/2016).
Ahmad yang juga dikenal sebagai Sekjen DPP Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) menyebut, hingga kemarin pihaknya masih belum membuat laporan ke polisi terkait dengan peristiwa yang dialami anaknya.
Hanya saja, sebelum prosesi pemakaman, sudah ada perwakilan dari pihak kepolisian yang datang ke rumah duka, di Bintaran Kulon. Saat kejadian, Iqbal bepergian dari rumah. Namun tidak diketahui kemana Iqbal pergi.
Beberapa jam setelah kepergiannya tersebut, sang anak ditemukan dalam kondisi kritis, di Jalan Miliran dengan luka seperti bekas pukulan benda tumpul di kepala bagian belakang.
Selanjutnya, Iqbal dibawa ke RS Hidayatullah. Namun setelah sempat mendapatkan perawatan medis selama sehari, nasib berkata lain. Iqbal akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
“Kita serahkan sepenuhnya semuanya agar ditangani polisi. Katanya ada rekaman CCTV, tetapi kita juga tidak tahu. Mungkin polisi yang akan mengambil dan mempelajarinya,” tandas Ahmad.
Ditemui terpisah, salah satu kerabat korban, Billy menyebut, sudah melihat sebuah rekaman kamera pengintai yang ada di lokasi kejadian. Di dalam rekaman itu terlihat Iqbal berlari dari arah selatan utara.
“Berlari ke arah utara seperti meminta pertolongan kemudian ambruk,” jelas Billy.
Disinggung mengenai rekaman kejadian sebelum korban terlihat berlari, hal tersebut tidak terlihat. Iqbal terlihat berlari sekira pukul 05.00 Wib, dan sekira 10 menit kemudian polisi sudah berada di lokasi melakukan pertolongan.
Sementara itu, Kapolresta Yogyakarta Kombes Polisi Tommy Wibisono menyebut, pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut. Petugas masih melakukan pemeriksaan di lokasi, termasuk mempelajari rekaman CCTV.
”Masih dikumpulkan semua data yang ada dari lokasi kejadian. Dugaan awal sementara ini adalah korban tabrak lari. Namun pastinya nanti setelah penyelidikan dilakukan oleh anggota,” pungkasnya.
(san)