Keresahan Keluarga Calon Haji yang Ditahan di Filipina

Keresahan Keluarga Calon Haji yang Ditahan di Filipina
A
A
A
WATAMPONE - Dari 177 calon jamaah haji yang ditahan di Filipina, 18 orang di antaranya merupakan calon jamaah haji asal Kabupaten Bonem Sulawesi Selatan. Ketidakjelasan nasib calon jamaah haji tersebut membuat sejumlah keluarga calon jamaah haji di Kabupaten Bone resah. Mereka kecewa dengan pihak travel yang hingga saat ini tidak pernah memberi kabar.
Keresahan dan kesedihan terlihat jelas di wajah keluarga Saing bin Kasim saat ditemui di Jalan Lure Lingkungan Appasareng, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Saing adalah satu di antaranya 18 calon haji asal Bone yang ditahan di Filipina.
Kesedihan keluarga Saing nampak terlihat ketika foto Saing dibawa keluar, tiba-tiba Cika, cucu Saing, menjerit dan menangis melihat foto kakeknya yang selama ini dirindukannya.
Ibu Cika, Hasniah, khawatir dan bingung harus berbuat apa dan mau mengadu ke mana. Sebab, hingga saat ini belum ada kejelasan dan tidak ada kabar tentang nasib Saing.
Saing yang berangkat melalui sebuah travel di Makassar harus menerima nasib sial karena niatnya untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci harus terhenti di Filipina.
Hasniah mengaku kaget dan takut karena melihat berita di televisi bahwa ayahnya bersama calon jamaah haji lainnya masih berada di salah satu tahanan di Filipina.
Apalagi, hingga sekarang belum pernah ada kontak dengan ayahnya. Selain itu, belum ada informasi dari pihak travel yang memberangkatkan ayahnya. Padahal, ayahnya telah membayar biaya haji Rp130 juta ke travel tersebut.
Hasniah khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada ayahnya,karena usia ayahnya yang sudah 73 tahun dan kondisi fisik yang sudah mulai menurun.
Dia dan keluarganya hanya bisa berdoa agar ayahnya bisa selamat dan kembali dengan selamat. Selain itu, dia berharap agar pemerintah Indonesia meminta pada pemerintah Filipina agar ayahnya dan calon jamaah lainnya tidak berada di tahanan, tapi dibawa ke KBRI di Filipina.
Selain Saing, calon haji asal Bone yang ditahan di Filipina adalah Nurdin bin Palla, Yulianti binti H Karim, Kamsia binti Mappangara, Muh Yasir bin H Jamale, Jumliati binti Habe, Abdul Rahman bin Bandu, Maddo bin Beddu, Nurdalia binti H Wewang, Muh Arfah bin H Hadia, Mappile bin Palallo, Rahman Ngenre bin H Ngenre, Jumardin bin H Barania, Juhereni binti H Habe, Manah bin Deppungeng, Ukkas bin Kallabe, Muh Aris bin H Baba, dan Hamsi bin Tahang.
Keresahan dan kesedihan terlihat jelas di wajah keluarga Saing bin Kasim saat ditemui di Jalan Lure Lingkungan Appasareng, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Saing adalah satu di antaranya 18 calon haji asal Bone yang ditahan di Filipina.
Kesedihan keluarga Saing nampak terlihat ketika foto Saing dibawa keluar, tiba-tiba Cika, cucu Saing, menjerit dan menangis melihat foto kakeknya yang selama ini dirindukannya.
Ibu Cika, Hasniah, khawatir dan bingung harus berbuat apa dan mau mengadu ke mana. Sebab, hingga saat ini belum ada kejelasan dan tidak ada kabar tentang nasib Saing.
Saing yang berangkat melalui sebuah travel di Makassar harus menerima nasib sial karena niatnya untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci harus terhenti di Filipina.
Hasniah mengaku kaget dan takut karena melihat berita di televisi bahwa ayahnya bersama calon jamaah haji lainnya masih berada di salah satu tahanan di Filipina.
Apalagi, hingga sekarang belum pernah ada kontak dengan ayahnya. Selain itu, belum ada informasi dari pihak travel yang memberangkatkan ayahnya. Padahal, ayahnya telah membayar biaya haji Rp130 juta ke travel tersebut.
Hasniah khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada ayahnya,karena usia ayahnya yang sudah 73 tahun dan kondisi fisik yang sudah mulai menurun.
Dia dan keluarganya hanya bisa berdoa agar ayahnya bisa selamat dan kembali dengan selamat. Selain itu, dia berharap agar pemerintah Indonesia meminta pada pemerintah Filipina agar ayahnya dan calon jamaah lainnya tidak berada di tahanan, tapi dibawa ke KBRI di Filipina.
Selain Saing, calon haji asal Bone yang ditahan di Filipina adalah Nurdin bin Palla, Yulianti binti H Karim, Kamsia binti Mappangara, Muh Yasir bin H Jamale, Jumliati binti Habe, Abdul Rahman bin Bandu, Maddo bin Beddu, Nurdalia binti H Wewang, Muh Arfah bin H Hadia, Mappile bin Palallo, Rahman Ngenre bin H Ngenre, Jumardin bin H Barania, Juhereni binti H Habe, Manah bin Deppungeng, Ukkas bin Kallabe, Muh Aris bin H Baba, dan Hamsi bin Tahang.
(zik)