23 Tahun Menunggu Akhirnya Tukang Kue Keliling Bisa Naik Haji
A
A
A
KOTAWARINGIN TIMUR - Kegigihan dan pantang menyerah dari pasangan calon jamaah haji yang tinggal di Jalan Langsat 1, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalteng ini mungkin cukup menarik dijadikan contoh bagi semua orang. Dimana dengan kesabaran dan keinginan untuk menunaikan rukun Islam yang kelima itu, akhirnya bisa tercapai.
Meskipun mereka berdua hanyalah pembuat kue tradisional, sekaligus sebagai penjualnya.
Pasangan suami istri tersebut adalah Aberan (76) dan Hamsah (66). Impian mereka selama ini untuk bisa pergi ke tanah suci akhirnya segera terwujud. Mereka tergabung dalam Kloter 13 Embarkasi Bandara Syamsudinnoor, Banjarmasin.
“Alhamdulillah penantian kami sejak tahun 1993 akhirnya bisa membuahkan hasil, dan Insyallah kami akan berangkat dari Sampit menuju Banjarmasin,” ujar Aberan, dengan wajah yang berseri-seri, di rumahnya Sabtu (20/8/2016).
Jika melihat kehidupan sehari-hari pasangan manula ini, hanya sebagai pembuat sekaligus penjual kue keliling.
ambaran untuk mereka bisa berangkat haji sepertinya sebuah hal yang nyaris tidak mungkin bisa terjadi.
Namun dengan berbekal niat yang tulus dan semangat yang luar biasa dalam mencari rejeki, akhirnya mereka berdua berhasil terpilih untuk mengunjungi Baitullah sebagai tamu Allah.
Dari cerita Aberan, mereka mulai mengumpulkan uang dari keuntungan berjualan kue untuk bisa pergi haji itu sudah sejak 1993 lalu.
Uang yang mereka hasilkan dari berjualan itu tidak disimpan di bank, melainkan di dalam lemari yang ada di rumahnya.
Setelah uangnya dirasa cukup, sekitar tahun 2011 mereka berinisiatif untuk menyetorkan uang tersebut ke bank sebagai ongkos naik haji.
Namun saat itu tidak bisa dilakukan oleh mereka, karena cobaan dari yang maha kuasapun datang.
Dimana sang isteri tercinta tiba-tiba menderita sakit stroke. Sehingga uang yang sejatinya sudah diniatkan untuk berangkat haji, akhirnya dipakai untuk mengobati isterinya.
“Saat hendak saya storkan ke bank, ternyata istri saya sakit, sehingga saya pakai uang itu untuk berobat istri,” cerita Aberan.
Walaupun begitu, niat awal itu tak pernah dilupakan Aberan. Dimana dia berupaya keras untuk dapat mengembalikan uangnya tersebut.
Sehingga dalam jangka satu tahun saja, tepatnya pada 2012 lalu. Mereka mampu melunasi kembali setoran haji, yang sebelumnya sempat terpakai untuk biaya berobat sang isteri yang saat ini sudah kembali sehat.
“Takdir Allah memang tidak ada yang bisa melawan atau menolak, setelah empat tahun masuk daftar tunggu. Kami berdua yang sudah berusia lanjut ini, mendapat kemudahan pemerintah untuk diberangkatkan pada 2016 ini,” ungkap Aberan.
Sementara Aberan juga mengatakan, bahwa penghasilan dirinya dalam berjualan kue tersebut berkisar antara Rp100 ribu per harinya. Dimana dia berjualan di Pasar Mangkikir atau dikenal dengan Pasar Subuh.
Dia membuka dagangannya setiap hari dari pukul 22.00 WIB, hingga 06.00 WIB. Dalam sehari dia bisa menjual sekitar 300 kue. Rencananya sore ini mereka berangkat menuju Banjarmasin.
Meskipun mereka berdua hanyalah pembuat kue tradisional, sekaligus sebagai penjualnya.
Pasangan suami istri tersebut adalah Aberan (76) dan Hamsah (66). Impian mereka selama ini untuk bisa pergi ke tanah suci akhirnya segera terwujud. Mereka tergabung dalam Kloter 13 Embarkasi Bandara Syamsudinnoor, Banjarmasin.
“Alhamdulillah penantian kami sejak tahun 1993 akhirnya bisa membuahkan hasil, dan Insyallah kami akan berangkat dari Sampit menuju Banjarmasin,” ujar Aberan, dengan wajah yang berseri-seri, di rumahnya Sabtu (20/8/2016).
Jika melihat kehidupan sehari-hari pasangan manula ini, hanya sebagai pembuat sekaligus penjual kue keliling.
ambaran untuk mereka bisa berangkat haji sepertinya sebuah hal yang nyaris tidak mungkin bisa terjadi.
Namun dengan berbekal niat yang tulus dan semangat yang luar biasa dalam mencari rejeki, akhirnya mereka berdua berhasil terpilih untuk mengunjungi Baitullah sebagai tamu Allah.
Dari cerita Aberan, mereka mulai mengumpulkan uang dari keuntungan berjualan kue untuk bisa pergi haji itu sudah sejak 1993 lalu.
Uang yang mereka hasilkan dari berjualan itu tidak disimpan di bank, melainkan di dalam lemari yang ada di rumahnya.
Setelah uangnya dirasa cukup, sekitar tahun 2011 mereka berinisiatif untuk menyetorkan uang tersebut ke bank sebagai ongkos naik haji.
Namun saat itu tidak bisa dilakukan oleh mereka, karena cobaan dari yang maha kuasapun datang.
Dimana sang isteri tercinta tiba-tiba menderita sakit stroke. Sehingga uang yang sejatinya sudah diniatkan untuk berangkat haji, akhirnya dipakai untuk mengobati isterinya.
“Saat hendak saya storkan ke bank, ternyata istri saya sakit, sehingga saya pakai uang itu untuk berobat istri,” cerita Aberan.
Walaupun begitu, niat awal itu tak pernah dilupakan Aberan. Dimana dia berupaya keras untuk dapat mengembalikan uangnya tersebut.
Sehingga dalam jangka satu tahun saja, tepatnya pada 2012 lalu. Mereka mampu melunasi kembali setoran haji, yang sebelumnya sempat terpakai untuk biaya berobat sang isteri yang saat ini sudah kembali sehat.
“Takdir Allah memang tidak ada yang bisa melawan atau menolak, setelah empat tahun masuk daftar tunggu. Kami berdua yang sudah berusia lanjut ini, mendapat kemudahan pemerintah untuk diberangkatkan pada 2016 ini,” ungkap Aberan.
Sementara Aberan juga mengatakan, bahwa penghasilan dirinya dalam berjualan kue tersebut berkisar antara Rp100 ribu per harinya. Dimana dia berjualan di Pasar Mangkikir atau dikenal dengan Pasar Subuh.
Dia membuka dagangannya setiap hari dari pukul 22.00 WIB, hingga 06.00 WIB. Dalam sehari dia bisa menjual sekitar 300 kue. Rencananya sore ini mereka berangkat menuju Banjarmasin.
(sms)