Komitmen Bersama Menuju Semarang Tangguh

Selasa, 16 Agustus 2016 - 07:33 WIB
Komitmen Bersama Menuju...
Komitmen Bersama Menuju Semarang Tangguh
A A A
SEMARANG - Seperti umumnya kota-kota besar di Indonesia maupun di belahan dunia lain, Pembangunan Kota Semarang, juga menghadapi berbagai masalah dan tantangan.

Urbanisasi yang kurang terkendali, penataan ruang yang belum memenuhi prinsip pembangunan berkelanjutan, pelayanan transportasi yang kurang memadai, dan tingginya kebutuhan energi adalah masalah-masalah yang kerap ditemui.

Semarang, selain menghadapi hal-hal di atas masih harus menghadapi problem klasik yaitu banjir dan rob terutama di kawasan pesisir.

Menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan tersebut, Semarang berkomitmen untuk menjadi kota berketahanan (tangguh), dengan membangun kemampuan kota untuk menghadapi semua guncangan dan tekanan yang datang dan mengolahnya menjadi kekuatan bersama untuk tumbuh dan berkembang.

Semarang yang tangguh adalah Semarang yang dimiliki dan dibangun oleh seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan, bersama-sama maju dan berkembang dengan mengentaskan berbagai masalah pembangunan yang dihadapi.

Saat ini Semarang bergabung di program 100 Resilient Cities/RC (100 Kota Tangguh), sebuah program yang diinisiasi oleh Rockefeller Foundation, bersama kota besar didunia antara lain New York, London, San Fransisco, Rio De Janeiro, Durban.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan, Semarang menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang terpilih dalam 100 RC tersebut.

"Ini merupakan program kerjasama dan jaringan antarkota dalam mewujudkan kota yang tangguh. Program ini dimulai dengan komitmen kota yang terlibat untuk menyusun dokumen strategi ketahanan," ungkap Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi.

Lebih jauh menurut Hendi, dokumen strategi ketahanan kota adalah dokumen yang berisi rangkaian strategi-strategi yang diperlukan kota untuk mengentaskan dan atau beradaptasi terhadap permasalahan-permasalahan yang datang.

"Proses penyusunan strategi dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yaitu pemerintah, sektor usaha, komunitas, dunia pendidikan," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7533 seconds (0.1#10.140)