Fosil Gajah Purba Ditemukan di Brebes
A
A
A
BREBES - Puluhan fosil fragmen gajah purba ditemukan di sebuah sungai Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Fosil yang ditemukan diperkirakan berusia lebih dari satu juta tahun yang lalu.
Penemuan berada di sekitar Sungai Glagah, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong. Penemuan pertama kali oleh seorang warga yang tengah menyusuri aliran sungai yang berada wilayah Brebes bagian selatan itu. Temuan tersebut selanjutnya dilaporkan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Kabupaten Sragen.
"Pertama kali saya lihat bagian dari gigi yang nongol di tebing sungai, tapi masih belum bisa diangkat seluruhnya," kata Karsono, warga yang menemukan fosil tersebut kepada Sindonews, Sabtu (13/8/2016).
Mendapat laporan penemuan, BPSMP Sangiran kemudian mengirim tim yang terdiri lima orang ke lokasi penemuan pada Kamis 11 Agustus 2016. Mereka langsung melakukan penyisiran dan pengangkatan fosil fragmen hewan purba yang ditemukan di sepanjang tebing sungai dalam kondisi terkubur tanah.
Staf Perlindungan BPSMP Sangiran Albertus Nikko mengungkapkan, terdapat 26 fosil fragmen gajah purba yang berhasil diangkat dari lokasi penemuan. Dari hasil identifikasi, fragmen yang ditemukan di antaranya berupa dua gigi gajah purba (sinomastodon), tulang rusuk (costae), dan tulang belikat (stapula).
"Setelah kami kumpulkan dari penemuan pertama oleh warga dan hasil pengangkatan oleh kami, ada 26 fragmen. Kami prediksi itu satu hewan gajah purba. Tapi belum lengkap. Usianya sekitar 1,2 sampai 1,5 juta tahun yang lalu," kata Nikko.
Fosil tersebut untuk sementara disimpan di rumah Rizal Fatoni, Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu sambil menunggu proses registrasi. Rizal bersama sejumlah warga lainnya juga sebelumnya kerap menemukan fragmen fosil sejumlah hewan purba lalu diselamatkan dan disimpan.
"Kami tujuannya penyelamatan dan kami identifikasi, tapi belum dilakukan registrasi dan penomoran. Jadi tidak dibawa ke Sangiran. Mungkin tahun depan baru dilakukan registrasi. " jelas Nikko.
Menurut Nikko, wilayah Tonjong dan Bumiayu diperkirakan masih menyimpan banyak fosil hewan darat maupun laut yang hidup pada zaman purbakala. Sebagian besar terkubur di tebing sejumlah sungai, seperti Sungai Glagah, Gintung, Cisaat, dan Bodas. Namun hingga saat ini, belum ada penetapan status sebagai kawasan situs yang dilindungi dari Balai Arkeologi Yogyakarta.
"Di Sungai Glagah kemarin sudah kita angkat semua. Tetapi kemungkinan masih ada fragmen yang tersisa di sekitar sungai lain. Areal sungai yang masih ada fosil dari Bumiayu sampai Tonjong diperkirakan mencapai sekitar 5 kilometer. Kami juga berencana untuk survei di sekitar sungai Cisaat," tuturnya.
Beberapa temuan fosil yang sudah ditemukan lebih dulu sebagian besar adalah fragmen hewan darat dan laut. Di antaranya kerbau purba (bubalus paleo karabau), tanduk rusa (cervus), kuda nil (hippo potamus), serta gigi badak (ronoceros).
"Jumlah fragmen yang sudah ditemukan dan disimpan di rumah Pak Rizal mencapai ribuan. Belum seluruhnya diidentifikasi dan dikonservasi karena jumlahnya sangat banyak," ungkap Nikko.
Penemuan berada di sekitar Sungai Glagah, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong. Penemuan pertama kali oleh seorang warga yang tengah menyusuri aliran sungai yang berada wilayah Brebes bagian selatan itu. Temuan tersebut selanjutnya dilaporkan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Kabupaten Sragen.
"Pertama kali saya lihat bagian dari gigi yang nongol di tebing sungai, tapi masih belum bisa diangkat seluruhnya," kata Karsono, warga yang menemukan fosil tersebut kepada Sindonews, Sabtu (13/8/2016).
Mendapat laporan penemuan, BPSMP Sangiran kemudian mengirim tim yang terdiri lima orang ke lokasi penemuan pada Kamis 11 Agustus 2016. Mereka langsung melakukan penyisiran dan pengangkatan fosil fragmen hewan purba yang ditemukan di sepanjang tebing sungai dalam kondisi terkubur tanah.
Staf Perlindungan BPSMP Sangiran Albertus Nikko mengungkapkan, terdapat 26 fosil fragmen gajah purba yang berhasil diangkat dari lokasi penemuan. Dari hasil identifikasi, fragmen yang ditemukan di antaranya berupa dua gigi gajah purba (sinomastodon), tulang rusuk (costae), dan tulang belikat (stapula).
"Setelah kami kumpulkan dari penemuan pertama oleh warga dan hasil pengangkatan oleh kami, ada 26 fragmen. Kami prediksi itu satu hewan gajah purba. Tapi belum lengkap. Usianya sekitar 1,2 sampai 1,5 juta tahun yang lalu," kata Nikko.
Fosil tersebut untuk sementara disimpan di rumah Rizal Fatoni, Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu sambil menunggu proses registrasi. Rizal bersama sejumlah warga lainnya juga sebelumnya kerap menemukan fragmen fosil sejumlah hewan purba lalu diselamatkan dan disimpan.
"Kami tujuannya penyelamatan dan kami identifikasi, tapi belum dilakukan registrasi dan penomoran. Jadi tidak dibawa ke Sangiran. Mungkin tahun depan baru dilakukan registrasi. " jelas Nikko.
Menurut Nikko, wilayah Tonjong dan Bumiayu diperkirakan masih menyimpan banyak fosil hewan darat maupun laut yang hidup pada zaman purbakala. Sebagian besar terkubur di tebing sejumlah sungai, seperti Sungai Glagah, Gintung, Cisaat, dan Bodas. Namun hingga saat ini, belum ada penetapan status sebagai kawasan situs yang dilindungi dari Balai Arkeologi Yogyakarta.
"Di Sungai Glagah kemarin sudah kita angkat semua. Tetapi kemungkinan masih ada fragmen yang tersisa di sekitar sungai lain. Areal sungai yang masih ada fosil dari Bumiayu sampai Tonjong diperkirakan mencapai sekitar 5 kilometer. Kami juga berencana untuk survei di sekitar sungai Cisaat," tuturnya.
Beberapa temuan fosil yang sudah ditemukan lebih dulu sebagian besar adalah fragmen hewan darat dan laut. Di antaranya kerbau purba (bubalus paleo karabau), tanduk rusa (cervus), kuda nil (hippo potamus), serta gigi badak (ronoceros).
"Jumlah fragmen yang sudah ditemukan dan disimpan di rumah Pak Rizal mencapai ribuan. Belum seluruhnya diidentifikasi dan dikonservasi karena jumlahnya sangat banyak," ungkap Nikko.
(mhd)