Buku Kewarganegaraan SMK di Mojokerto Diduga Lecehkan Lambang Negara

Jum'at, 12 Agustus 2016 - 18:54 WIB
Buku Kewarganegaraan...
Buku Kewarganegaraan SMK di Mojokerto Diduga Lecehkan Lambang Negara
A A A
MOJOKERTO - Dunia pendidikan kembali resah dengan beredarnya buku Modul Acuan Siswa Terampil (Master) bidang studi Kewarganegaraan untuk jenjang SMK di Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Buku yang diterbitkan perusahaan penerbit dan percetakan CV Aviva Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah itu diduga melecehkan lambang negara dan mengandung pornografi.

Buku Master bidang studi Kewarganegaraan untuk kelas XI SMK semester gasal memiliki sampul garuda yang mencengkeram bendera merah putih. Posisi burung garuda tidak berdiri tegak layaknya Garuda Pancasila. Tubuh burung pun terlihat agak meliuk dengan kepala menoleh ke kanan.

Sedangkan buku Master bidang studi Kewarganegaraan untuk kelas X SMK semester genap dituding mengandung unsur pornografi karena sampul buku berupa gambar anak lelaki bertelanjang dada. Anak lelaki tersebut membawa bendera merah putih dengan latar air terjun.

Manajer Pra Cetak CV Aviva Klaten Angela mengaku, sudah mengetahui kabar tentang sampul buku tersebut.

”Kami sudah dengar. Benar dua buku tersebut dicetak dan diterbitkan dari kantor kami,” ungkapnya, Jumat (12/8/2016).

Angela heran mengapa baru saat ini sampul buku tersebut dipermasalahkan. Pasalnya, dua buku Master yang diedarkan di Kabupaten Mojokerto adalah cetakan edisi lama. Buku dengan sampul garuda dicetak tahun 2015, dan buku sampul anak bertelanjang dada dicetak 2014.

Untuk sekali cetak mencapai 10-15 ribu eksemplar. CV Aviva sendiri memiliki 50 agen di seluruh Indonesia. Menurut Angela, sejak tahun lalu tidak ada masalah dan komplain dari para agen mengenai sampul buku.

”Ini tidak ada tendensi untuk melecehkan lambang negara. Gambar garuda itu adalah burung garuda nyata yang sedang terbang dan mengepakkan sayap, bukan garuda sedang meliuk-liuk ataupun menari. Itu sedang terbang dan mencengkeram bendera merah putih,” jelas dia.

Mengenai gambar anak lelaki bertelanjang dada, Angela menjelaskan, pakaian yang dikenakan sudah sesuai dengan kondisi sekitar. Sehingga hal tersebut tidak mengandung unsur pornografi. Angela menilai, dugaan muatan pornografi tergantung pada persepsi masing-masing individu.

”Masa kita saat mandi di air terjun memakai baju lengkap, saya rasa anak SMK bisa berpikir logis terkait hal itu,” ucapnya.

Dia menambahkan, untuk keluhan di Mojokerto saat ini masih dapat dikondisikan. CV Aviva juga siap menarik kembali buku-buku yang beredar jika dianggap cukup meresahkan masyarakat.

”Agen Mojokerto sudah kami kontak, sudah dapat dikondisikan. Tapi jika memang diminta untuk menarik maka akan kami tarik,” imbuhnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4744 seconds (0.1#10.140)