20 Tahun Menabung, Tukang Becak di Jombang Bisa Naik Haji
A
A
A
JOMBANG - Ibadah haji ke Tanah Suci Makah bukan hanya menjadi hak mereka yang kaya saja. Mereka yang miskin-pun jika punya tekad dan mau berusaha, ternyata juga bisa pergi haji. Seperti tukang becak di Kabupaten Jombang ini misalnya.
Setelah menabung sedikit demi sedikit selama 20 tahun, tukang becak yang sudah berusia lanjut, dan sehari-hari tinggal di gubuk yang reyot berlantaikan tanah ini akhirnya bisa juga pergi ibadah haji tahun ini.
Kakek tukang becak itu bernama Karto (67), warga Desa Klubuk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Meski usianya sudah lanjut, dia masih semangat mengayuh becaknya setiap hari ke pasar Ploso, 15 kilometer dari rumahnya.
Setelah sore, biasanya kakek Karto pulang ke gubuknya yang reyot dan nyaris roboh, dan langsung menyerahkan uang hasil menarik becaknya kepada Sawiti (65), istrinya yang sangat dicintai untuk belanja kebutuhan makan sehari-hari.
Sisanya, ia tabung untuk menggapai mimpinya menunaikan rukun Islam yang kelima, yakni ibadah haji ke Tanah Suci Makah. Hasil perjuangan kakek Karto ternyata tidak sia-sia. Setelah 20 tahun, akhirnya dia menunaikan niat sucinya itu.
Kakek Karto mengaku, sehari-hari kerjanya menarik becak. Penghasilannya tidak pasti, kadang bisa mencapai Rp50 ribu, tapi tidak jarang hanya Rp20. Bahkan, sering juga tidak mendapatkan penumpang dan uang sama sekali selama seharian mangkal.
Namun berapapun uang dia dapat, dia selalu berusaha menyisihkan sebagian untuk ditabung. Kini, setelah 20 tahun lebih bekerja keras dan menabung, mimpi kakek Karto menjadi kenyataan. Tahun ini, dia dinyatakan bisa pergi ibadah haji.
Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jombang mencatat, nama kakek Karto tercantum sebagai jamaah haji yang dijadwalkan akan berangkat pada 24 Agustus 2016. Sebelumnya Karto tidak pernah menyangka, jika dia mampu menunaikan ibadah haji.
Perjuangan kakek karto pergi haji ini sudah seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk lebih semangat dalam menggapai niat dan cita-cita, terutama dalam menjalankan rukun Islam yang ke lima, yakni menunaikan ibadah haji.
Setelah menabung sedikit demi sedikit selama 20 tahun, tukang becak yang sudah berusia lanjut, dan sehari-hari tinggal di gubuk yang reyot berlantaikan tanah ini akhirnya bisa juga pergi ibadah haji tahun ini.
Kakek tukang becak itu bernama Karto (67), warga Desa Klubuk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Meski usianya sudah lanjut, dia masih semangat mengayuh becaknya setiap hari ke pasar Ploso, 15 kilometer dari rumahnya.
Setelah sore, biasanya kakek Karto pulang ke gubuknya yang reyot dan nyaris roboh, dan langsung menyerahkan uang hasil menarik becaknya kepada Sawiti (65), istrinya yang sangat dicintai untuk belanja kebutuhan makan sehari-hari.
Sisanya, ia tabung untuk menggapai mimpinya menunaikan rukun Islam yang kelima, yakni ibadah haji ke Tanah Suci Makah. Hasil perjuangan kakek Karto ternyata tidak sia-sia. Setelah 20 tahun, akhirnya dia menunaikan niat sucinya itu.
Kakek Karto mengaku, sehari-hari kerjanya menarik becak. Penghasilannya tidak pasti, kadang bisa mencapai Rp50 ribu, tapi tidak jarang hanya Rp20. Bahkan, sering juga tidak mendapatkan penumpang dan uang sama sekali selama seharian mangkal.
Namun berapapun uang dia dapat, dia selalu berusaha menyisihkan sebagian untuk ditabung. Kini, setelah 20 tahun lebih bekerja keras dan menabung, mimpi kakek Karto menjadi kenyataan. Tahun ini, dia dinyatakan bisa pergi ibadah haji.
Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jombang mencatat, nama kakek Karto tercantum sebagai jamaah haji yang dijadwalkan akan berangkat pada 24 Agustus 2016. Sebelumnya Karto tidak pernah menyangka, jika dia mampu menunaikan ibadah haji.
Perjuangan kakek karto pergi haji ini sudah seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk lebih semangat dalam menggapai niat dan cita-cita, terutama dalam menjalankan rukun Islam yang ke lima, yakni menunaikan ibadah haji.
(san)